author-banner
Novi Liyani Toon.
Novi Liyani Toon.
Author

Novels by Novi Liyani Toon.

Pembalasan Untuk Keluarga Suamiku Yang Toxic

Pembalasan Untuk Keluarga Suamiku Yang Toxic

Dinda gadis yatim piatu yang pernah tinggal di panti asuhan. Harus menelan pil pahit serta menderita setelah dipersunting oleh pria bernama Seno Wijaya. Suami yang selalu ringan tangan, mudah terhasut dengan ucapan ibunya sendiri, bahkan dengan teganya tidak memberi makan Dinda serta ketiga anaknya. Penderitaan Dinda semakin bertambah tatkala ibu mertua serta keluarga inti dari Seno tidak menyukai Dinda. Bagaimana Dinda bisa melewati masa-masa hidup yang susah bersama anak-anaknya, lantas balas dendam apa yang Dinda akan berikan kepada keluarga suaminya.
Read
Chapter: Bab, 34. Mereka Tak Tahu Malu.
"Ada apa Bik Nur?" tanyaku juga, ikut panik apa yang sedang terjadi."Itu, Non, keluarga yang baru itu, tadi teriak-teriak mau makan katanya, sudah aku bilang tunggu, Pak Gibran dan Nyonya Dinda dulu, mereka masih tak peduli." Bik Nur berbicara sembari napasnya terengah-engah.Aku yang mendengar mereka tak sabaran, seperti itu membuatku diriku naik pitam, bergegas aku melangkah sedikit berlari kecil.Telingaku mendengar Bik Nur memanggil ayahku serta Bagas.Benar saja yang dikatakan Bik Nur, mereka antusias menyusun makanan di atas meja, mata mereka berbinar melihat lau-pauk yang terpampang di atas meja, ayahku, Bagas, Riko, Ririn serta Dimas tergopoh-gopoh berlari dari belakang."Eh! Dinda, kami sudah lapar, Din mau makan," celetuk ibu mertuaku tanpa ada rasa malu sedikit pun."Maaf, di rumah ini makan malam sehabis shalat maghrib, bukan jam tiga sore, seperti ini," sahutku cepat dengan sorot mata tak suka memandang mereka."Din! Biarkan saja mereka makan jam segini, mungkin mereka l
Last Updated: 2025-03-03
Chapter: Bab, 33. Mencoba Untuk Merayu Ayahku.
Aku ingin menguji berapa besar kesabaran mereka tinggal di rumah ini."Cantika! Cantika!" Suaraku menggelegar memanggil adik Mas Seno yang masih berada di dalam kamar.Lama daun pintu tak terbuka, terlihat Rahmat mengesot ke lantai ubin keluar dari kamar yang berbeda."Ada apa, Din? Ada yang bisa dibantu?" tanya Rahmat memperlihatkan wajah belas kasihnya kepadaku.Aku yang menatap dirinya merasa ada belas kasihan dengan keadaannya sekarang, tetapi lintasan pikiranku teringat dengan sikap jahat mulutnya membuat belas kasihku pudar."Aku bukan memanggil dirimu, yang aku panggil Cantika," ujarku seraya melipat kedua tangan."Biar aku saja, Din. Mungkin Cantika beristirahat," kilah Rahmat lagi yang membuat diriku semakin jengah."Cantika! Keluar mggak kamu sekarang!!!" Aku tak mempedulikan rengekan Rahmat, suaraku menggelegar pecah memanggil Cantika berulang kali.Knop pintu tampak diputar terlihat Cantika menyembul dari balik pintu, rambutnya acak-acakan, mata terlihat merem melek."Ada
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: Bab, 32, Mereka Benar-Benar Datang!
"Apa?! Satu keluarga?!" Ririn kaget mendengar ibu mertuaku minta satu keluarga pindah ke rumahku."Heh! Kenapa kamu yang sewot?! Bukan punyamu juga rumah Mbak Dinda," celetuk. Cantika tiba-tiba."Heh! Cantika aku memang pembantu di rumah, Dinda, tetapi kalian satu keluarga minta tinggal di rumah Dinda, terbuat dari apa muka kalian?!" tunjuk Ririn sembari berkacak pinggang.Cantika murka berusaha menarik tubuh Ririn, untung saja cepat aku lerai."Baik! Mulai hari ini kalian semua boleh tinggal di rumahku, tapi kalian hanya numpang tidak gratis! Bagaimana?!" Aku memberi usul seperti itu supaya mereka mengurungkan niat mereka yang ingin tinggal bersamaku, semoga mereka mengerti apa arti menunpang secara tidak gratis."Din! Kamu mau tinggal serumah lagi sama mereka, apa--?" ucapan Ririn terpotong dengan cepat olehku. "Biarkan saja, Rin asal mereka bisa berubah." Aku sengaja memuji mereka di depan Ririn, mengingat aku sudah tahu sifat mereka yang sangat suka dipuji."Benarkah?! Kapan kami
Last Updated: 2025-03-01
Chapter: Bab, 31.
Pov Winda.Aku Winda Jaya Kusuma sama, seperti Dinda seorang anak yatim piatu, masuk di keluarga toxic, seperti Bu Marni yang gila dengan harta dan uang, aku terpaksa menikah dengan Rahmat yang mandul demi menutupi kehamilanku dengan pria yang lain.Untung saja Rahmat gampang aku bodohi, tetapi tidak dengan Ririn yang sudah tahu dengan kelakuanku semuanya.Dulu pernah aku ingin merebut Dimas dari Ririn. Namun, aku kalah, Dimas lebih memilih Ririn yang tak bisa hamil seumur hidup, yang membuat diriku heran apa istimewanya Ririn bagi Dimas.Setelah menikah dengan Rahmat, aku disuruh tinggal bersama ibunya, aku awalnya dikatakan menantu pemalas, dibenci, dimaki, ingin rasanya merobek mulut lemes mereka termasuk Cantika, akhirnya aku menemukan ide agar mereka takluk dan tunduk kepadaku.Aku pergi ke sebuah dukun ternama di kampung sebelah, meminta agar diriku di sanjungi, tetapi dukun itu malah menawariku tentang pelet nasi kangkang, awalnya aku ragu-ragu untuk melakukannya, tetapi meliha
Last Updated: 2025-02-28
Chapter: Bab, 30.
"Tidak bisa begitu dong, Bu Marni, yang berbuat jahat harus dipenjara, biarpun keluarga sekalipun!" bentak Ririn Tak terima."Aku mohon, Din jangan penjarakan aku, apa kau tak kasihan dengan Ibu dan adikku?" Mas Seno menangis bersimpuh di kakiku.Aku yang terasa mulai naik pitam menendang dada Mas Seno hingga terjengkang wakaupun sudah tumbang masih tetap ingin meraih kedua kakiku."Apa kau, tak tahu malu, hah?! Memang kau manusia paling munafik yang aku temui dimuka bumi ini?! Kau bilang minta kasihan sama Ibu dan adikmu, tetapi kenapa kau tak merasa kasihan sedikit pun terhadap anak kandungmu wahai Seno yang terhormat?!" Aku benar-benar berbicara kasar di depan mukanya, aku tak peduli berapa banyak air liur yang muncrat mengenai wajahnya.Air mataku luruh bak menganak sungai, kalau mengingat ada hukum di dunia ini sudah aku habisi tubuhnya dengan melempar ke kandang harimau, mungkin binatang pun tak mau memakan manusia kejam melebihi iblis, seperti dia. "Aku, tahu aku salah aku khi
Last Updated: 2025-02-27
Chapter: Bab, 29.
Tubuh Mas Seno menggeliat, bangun mengucek mata, tak lama itu matanya tiada henti tanpa berkedip menatapku."Noh! Anak kesayangan Ibu, tidur mulu kerjaannya, apa nggak malu apa hidup begini, nggak kerja!" cerocos Cantika, tiada henti mencemooh Mas Seno, sembari kedua tangan bersedekap di dada."Kamu bisa diam, nggak, Can? Ini ada tamu, tolong hargai," timpal Ibu lalu melempar senyum manis ke arahku.Baru kali ini aku melihat dia tersenyum padaku, mungkin taktik dia setelah aku berubah, seperti ini."Seno, Dinda mau bicara sesuatu denganmu, lekas sana cuci muka dulu." Suara ibu mertuaku tampak lembut jikalau berbicara dengan Mas Seno."Eh! Kamu, Din! Mau jemput aku, ya?" tanyanya dengan mata berbinar, aku melirik ke wajah Winda terlihat kusut masam."Tidak! Aku ke sini cuma hanya minta tanda tanganmu untuk cerai! Jikalau kau tak datang di persidangan tak masalah, aku anggap cerai ini secara ghaib," celetukku dengan jijik menatap sok baiknya ini.Dulu kemana dia, tak pernah memperlakuka
Last Updated: 2025-02-26
You may also like
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status