Chapter: Bonus Chapter 03Pagi harinya sesuai kesepakatan, Sapta datang ke kantor MLN Groub.Kantor yang dulunya adalah pesaing bisnisnya, kini akan menjadi tempat dia mengais rupiah demi menutupi kebutuhannya sehari harinya. Tatapan bingung, mencemooh, simpati, Sapta dapatkan dari banyaknya pekerja yang berpapasan tadi. Jika dia dulu masuk dengan setelah jas mahal, dan wajah angkuh kini ia harus membiasakan diri dengan menyapa beberapa orang di sekitarnya. Tidak papa, ini hanya permulaan. Semua yang ingin berkembang, pasti harus berani memulainya dengan berbagai resiko yang berbeda. "Ada yang bisa saya bantu Pak?" tanya seorang perempuan berhijab yang tak lain adalah sekretaris Galih. "Pak Galihnya ada?" "Ada, beliau baru saja tiba. Apakah bapak sudah membuat janji?" "Sudah, Pak Galih sendiri yang meminta saya untuk datang hari ini." "Baik Pak, kalau begitu silahkan duduk dulu!" Sapta menurut, dia duduk sambil mengamati ketika wanita berhijab itu begitu lincah dengan tablephone nya. Dia jadi teringa
Terakhir Diperbarui: 2024-06-28
Chapter: Bonus chapter 2Hallooo Adikkk...!" Suara riang Reina membuat mereka yang sedang duduk di ruang tamu menerka nerka. "Siapa sih sayang yang datang?" Tanya Hardian menyusul putrinya. "Loh Pak Sapta, tumben, udah lama sekali lo gak main ke sini. Mari silahkan masuk!" "Pak Galihnya ada Mas?""Ada Pak, kebetulan sedang santai di ruang tamu. Langsung masuk aja, silahkan Bu! sama siapa ini?" "Kalila Om," jawab bocah berkuncir dua itu. "Oh iya, makanya Reina senang sekali, ternyata kedatangan adiknya toh. Ayo Sayang adiknya diajak masuk ke dalam!" Sapta beserta istri dan cucunya mengekor langkah Hardian masuk ke dalam rumah."Loh Pak Sapta mari duduk, silahkan Bu!" Ujar Galih saat melihat siapa tamunya. "Maaf menganggu waktu bersantai anda bersama keluarga Pak," Ucap Sapta merasa tidak enak. "Tidak Pak, ini hanya kebetulan anak, cucu sedang berkunjung.""Iya Bu Lili, kok gak pernah main ke sini. Terakhir 3 bulan yang lalu kan? Sekarang bagaimana kabarnya?" Alina ikut bertanya. "Kabar baik Bu, hanya
Terakhir Diperbarui: 2024-06-28
Chapter: Bonus Chapter"Ma, apa tidak papa jika kita meminta pekerjaan kepada pak Galih?" Liliana yang sedang menemani cucunya menonton televisi menoleh. Ditatapnya sang suami dengan prihatin. Mau bagaimana pun ia tidak bisa memaksa suaminya itu untuk kerja serabutan layaknya tukang atau kuli bangunan. Bahkan caranya saja dia tidak tahu. Ini adalah bulan ketiga Sapta menganggur, keseharian Liliana yang hanya membuat kue serta jajanan ringan untuk dititipkan di warung-warung ternyata tidak mampu menutup perekonomian mereka. Hasil penjualan rumahnya dulu, Sapta gunakan untuk menutup gaji para pegawai, dan membeli rumah kecil yang kini mereka huni. Sisanya dia simpan sebagi pegangan jika ada kebutuhan mendadak serta modal jualan sang istri. "Jika kamu tidak malu tak apa mas, kemarin juga pak Galih sudah menawarkan kepada kita kan? Namun aku juga tidak memaksa, karena di sini menyangkut harga dirimu juga." Jawab Liliana atas pertanyaan sang suami. Sapta terdiam, ia kembali menimang nimang keputusannya itu
Terakhir Diperbarui: 2024-06-28
Chapter: Karma nyata adanya"Mas Sapta," Sapta yang tengah terduduk dengan tatapan kosongnya seketika berbinar. Dicarinya dari mana suara itu berasal, hingga tatapannya terkunci pada sosok perempuan yang berhasil menjungkir balikkan hidupnya beberapa hari ini. Perempuan yang masih saja terlihat anggun di usianya yang menginjak kepala lima. Perempuan yang sedang menggendong seorang anak kecil yang kini telah kehilangan ibunya. "Li, kamu kembali?" tanya Sapta ragu. Galih yang merasa tidak berhak mendengar pun pamit undur diri, begitu juga dengan Hardian dan Adinda. "Kami pamit ya pak," Sapta tidak menggubris, fokusnya masih kepada kedatangan istrinya. "Terimakasih ya Bapak, ibu, nak." Melihat tidak ada respon dari suaminya, akhirnya Liliana yang menjawab. Setelah Galih dan sekeluarga pulang, keadaan rumah kembali sepi. Apalagi jenazah sudah dimakamkan tadi pagi. Hanya saja kedua orang tua Laura yang belum datang sekedar melihat anaknya untuk yang terakhir kali. "Li, kamu kembali?" "Iya mas."
Terakhir Diperbarui: 2024-01-17
Chapter: Bunuh diri "Braaakkkk" Pintu utama terbuka dengan kasar. Hardian berlari menuju tempat dimana istri dan anak anaknya berada. "Sayang are you okay?" "Mas kamu udah pulang?" tanya Dinda masih dengan pipi yang basah dengan air mata. "Aku pulang setelah melihat berita di televisi. Kamu nangis?" Pertanyaan Hardian berhasil membuat dua bocah yang sedang asyik bermain itu menoleh. "Bunda nangis?" "Enggak kok nak, ini bunda hanya kelilipan aja." Bohong Dinda. Mendengar jawaban bundanya, mereka fokus kepada itu mainannya lagi. Sedangkan Hardian duduk di sebelah sang istri. "Kamu kenapa hem?" "Aku gakpapa mas, aku cuma sedang takut aja. Melihat tingkah mas Hendra, sebenarnya aku khawatir dengan masa depan mereka." Hardian mengangguk paham. Diraihnya tangan sang istri, "aku kan udah bilang beberapa kali sama kamu, mereka itu anak-anaku. Aku yang akan mendidiknya kelak dengan caraku. Cukup kamu doakan saja yang terbaik untuk mereka, kamu tidak lupakan? bahwa doa seorang ibu itu dahsyatnya bisa
Terakhir Diperbarui: 2024-01-14
Chapter: Hendra tertembak"Apa yang kamu katakan? Kamu membandingkan ibu dengan perempuan yang tidak jelas asal usulnya itu?""Aku lelah bu, ingin beristirahat." Diana mendengus, ia tahu jika putranya itu mencoba mengusirnya dengan cara halus. "Okeee, ibu akan pulang. Mungkin mampir ke kentor sebentar, memastikan jika semuanya baik-baik saja." Ucap Diana sambil berlalu keluar dari ruangan. Sapta memandang punggung ibunya yang menghilang dibalik tertutupnya pintu. Sebagai anak kandung saja, ia mengakui jika ibunya itu bermulut tajam. Berbicara tanpa memikirkan perasaan orang lain. **********Diana masuk ke dalam kantor dengan angkuh. Wajahnya ia tonggakkan, mengabaikan setiap sapaan karyawan. "Selamat siang bu Diana, lama tidak berjumpa." Sapa Karen, sekretaris Hendra. "Masuk! ada yang ingin saya bicarakan kepadamu." "Baik bu," Wanita berpakaian ketat itu mengikuti langkah Diana ke dalam ruangan. "Ada yang bisa saya bantu bu Diana?""Apakah ada keluhan tentang perusahaan?" tanya Diana to the point. "E
Terakhir Diperbarui: 2024-01-13
Chapter: Merasa tidak pantas🌹Cinta itu lebih dari sekedar kata kata manis, ia harus dibuktikan dengan tindakan nyata. **************Pov MonalisaAku terkejut mendengar pertanyaan mas Arya. Pak Hanan siapa? Tapi melihat pandangan mas Arya kepada kang Faiq aku jadi teringat sesuatu. Bukankah nama belakang kang Faiq adalah Hanan, lalu? "Bagaimana bisa anda berada di sini?" mas Arya mengulang pertanyaannya. "Apakah bapak tidak tahu jika saya berada di sini sedari tadi? bahkan saat ibu dan kekasih anda ini menghina ning Mona dan keluarganya." Aku masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Apalagi saat melihat wajah mas Arya yang tiba tiba memucat. "Dia siapa mas?" tanya Alea. Pertanyaannya mewakili rasa penasaranku. "Dia pak Hanan, calon CEO penerus sekaligus putra pak Ghozi." CEO? Hanan? Pak Ghozi? Kalimat itu terngiang ngiang di otakku. Tinggal di kota lumayan lama, membuatku sering mendengar celotehan teman temanku tentang CEO yang jadi tumpuan kehaluan mereka. Tidak salah lagi, Ghozi Al Hanan pemilik
Terakhir Diperbarui: 2024-01-03
Chapter: Faiq Al HananPov Faiq Aku dibesarkan dalam lingkup kemewahan. Apa yang aku pinta akan terkabul dalam hitungan menit. Hingga di umur yang ke 23, bunda keberatan dengan sikapku yang cenderung manja. Memang benar. Sebagai anak dari pengusaha sukses Ghozi Al Hanan pemilik perusahaan besar HNN Groub, watak seorang atasan sudah melekat di jiwaku. Bahkan banyak yang bilang jika menatap wajahku pun sudah menunjukkan sebuah wibawa sendiri. Entah, aku pun tak paham seperti apa maksudnya. Namun untungnya selain didikan ayah yang keras, aku juga dibandingi dengan sifat lembut milik bunda. Bunda adalah wanita yang selalu mengingatkanku untuk menunduk ke bawah, begitu juga dengan harta dan raga yang kita punya hanyalah titipan sang pencipta. Entah tidak ada angin atau hujan, ayah tiba tiba memasukkanku ke dalam sebuah pesantren yang berada di pelosok desa. Ayah juga melarangku untuk membongkar identitasku yang sebenarnya. Apalagi bunda, beliau terlihat begitu bersemangat mengamini keputusan ayah. Yang ter
Terakhir Diperbarui: 2024-01-01
Chapter: Talak dan lamaran🌹Kadang jatuh cinta itu unik. Semakin kamu berusaha melupakan, semakin erat pula rasa itu berpegangan di hatimu. **********"Tadi umimu mendengar perbincanganmu dengan suamimu,"Aku terpaku mendengar perkataan abah. Pantas saja tadi umi menatapku dengan pandangan nanar. Aku bingung, apakah harus jujur saja tentang rumah tanggaku selama ini? Tidak, aku tidak mau menambah beban pikiran beliau lagi. Aku mencoba tersenyum, agar abah mengerti jika keadaanku tidak seburuk itu. Yang harus aku syukuri sekarang adalah, perasaanku yang belum mencintai suamiku. "Gakpapa bah, Mona baik baik saja kok. Doakan Mona ya," ucapku. Abah mengangguk, tapi dengan pandangan yang tak yakin. ********Kami bertiga duduk melingkar di meja makan. Abah belum juga mulai memimpin doa. "Kemana Faiq? kenapa gak ikut makan bersama kita?" "Tadi udah Mona suruh, tapi katanya baru saja makan di pesantren tadi." Jawabku. "Panggilkan kesini ! wong tadi sebelum berangkat aja dia masih tidur kok, makan dalam mimpi
Terakhir Diperbarui: 2023-12-30
Chapter: Kedatangan abah dan umi🌹Jika kamu mencintai seseorang, maka biarkan dia pergi. Jika kembali, berarti dia milikmu. **********"Sebenarnya itu hanya seseorang yang tidak Mona kenal, bahkan wajahnya pun Mona tidak paham. Dia datang katanya kasihan sama Mona yang berteduh di gezebo rusak. Kalau abah gak percaya bisa periksa ponsel Mona kok," ucapku akhirnya. Entah ide dari mana bibirku bisa merangkai kebohongan semulus itu. Biasanya saat hendak berbohong pasti aku sudah gelagapan terlebih dahulu. Berulang kali aku mengucap istigfar di dalam hati dengan kebohongan yang ku buat ini. "Emangnya kamu gak pergi sama nak Arya?" tanya Abah lagi. "Em.. "Saya masih bekerja bah, Mona juga sudah izin jika mau keluar sebentar kok, " tiba tiba mas Arya menyela begitu saja. "Baiklah, abah harap diantara kalian tidak ada yang berbohong. Dan jika kamu sudah bosan dengan Mona, kamu bisa mengembalikannya baik baik kepada abah. Jangan sampai kamu sakiti dia." Mas Arya mengangguk mendengar penuturan Abah. Mungkin Abah belu
Terakhir Diperbarui: 2023-12-28
Chapter: Fitnah keji🌹Allah tidak akan menguji melebihi batas kemampuanmu. ***********Mataku terbelalak melihatnya. Bagaimana bisa ada fotoku yang sedang duduk di gazebo taman dengan kang Faiq yang memegang payung di belakangnya? tapi untungnya muka kang Faiz tidak terlihat jelas. Siapapun yang melihatnya pasti akan langsung salah paham. Aku buru buru menghubungi ummi untuk meluruskan kejadian yang sebenarnya. Namun sayangnya, nomor ummi tidak aktif. Saat aku kirim pesan pun hanya centang satu. Air mataku kembali tumpah. Membayangkan bagaimana keadaan abah dan ummi saat ini. Bagaimana jika foto itu tersebar sampai di tangan para wali santri. Menjelaskan pun percuma, mereka akan lebih mempercayai apa yang di lihatnya. Siapa sebenarnya yang mengambil gambar itu, dan bahkan mengirimnya kepada ummi. Tiba tiba fikiranku melayang kepada kejadian tadi. Bagaimana jika semua ini hanya akal akalan kang Faiq saja? Aku buru buru menepis pikiran buruk itu, kang Faiq tidak sepicik itu. Lagian untuk apa juga ia
Terakhir Diperbarui: 2023-12-15
Chapter: Putri Kyai Baharudin🌹Adakah orang yang mencicipi manisnya cinta lalu menginginkan yang bukan halalnya. ***********"Yang pertama, aku menerima perjodohan ini karena warisan. Aku tidak akan mendapat warisan jika menolak perjodohan ini. Yang kedua, ayah menjodohkanku denganmu hanya untuk popularitas, ia ingin dikenal banyak orang jika putranya menikahi putri seorang kyai. Jadi so, jangan menganggap kamu penting di keluarga kami," ucap mas Arya sambil menyeringai dan berlalu pergi. Meninggalkan aku yang diam terpaku. Hatiku benar benar sakit, aku merasa menjadi perempuan tidak berguna. Ku usap dengan kasar air mataku yang mengalir begitu saja. Aku beranjak keluar dari rumah. Jangan sampai mas Arya melihatku menangis atau aku akan lebih dihinakan. Ku langkahkan kakiku tak tentu arah. Hingga akhirnya sebuah taman menjadi pilihanku untuk berhenti. Aku duduk di sebuah gazebo yang jauh dari kebisingan. Meratapi betapa sulitnya takdir yang ku dapatkan. Bulir bulir air hujan yang menerobos lewat lubang atap
Terakhir Diperbarui: 2023-12-13