Chapter: Bab 8 Ruang JiwaMatahari baru saja terbit dari ufuk timur. Pagi ini langit terlihat bersih dan semilir angin terasa sejuk."Rama, perhatikan!" Itu adalah suara teriakan Pariraka yang sedang berdiri di sebuah lembah di kaki bukit. Hari ini, ia akan menunjukkan energi intinya kepada Rama. Sementara itu, Rama hanya mengangguk. Ia berada di tempat tinggi di sebuah padang rumput yang berjarak lima kilometer dari Pariraka. Rama sedang duduk berselonjor di atas batu besar. Ia sengaja memilih tempat cukup jauh atas permintaan Pariraka. Ia tidak ingin Rama terkena dampak dari kekuatannya.Pariraka terlihat mulai memejamkan mata. Lalu ia mengepalkan kedua tangannya dan mengangkatnya ke udara. Sedetik kemudian tubuhnya memancarkan aura berwarna merah. Makin lama, aura tersebut terlihat semakin jelas. Tubuh Pariraka seperti sedang diselimuti oleh kobaran api. Pada tahap ini, hawa panas juga terpancar dari tubuhnya, membuat suhu udara di sekitarnya meningkat berkali lipat. Energi inti Pariraka berelemen api. Sa
Terakhir Diperbarui: 2022-11-01
Chapter: Bab 7 Kapak Dewa Thor? "Jika kamu mampu mengangkat benda itu, latihan kita selesai."Rama menoleh ke arah yang dituju Pariraka. Itu adalah sebuah kapak. Kapak pembelah kayu berukuran standar. Tidak kecil tapi tidak juga terlalu besar. Namun gagangnya cukup panjang.Melihat kapak itu, Rama jadi penasaran. 'Apa sulitnya?' batinnya. "Bolehkah aku mencobanya?" tanya Rama tanpa maksud meremehkan."Tentu saja. Silahkan!" Rama memperhatikan benda itu dari dekat. Sambil takut-takut ia menyentuh gagangnya. Ia khawatir benda itu dialiri listrik. Aman! Yakin itu hanya kapak biasa, Rama menggenggam gagangnya dan menariknya. Bukan hanya berat, kapak itu bahkan tak bergerak sedikit pun. Rama mencobanya lagi. Namun hasilnya sama saja. Tak ingin menyerah, "Sekali lagi!" ucapnya dengan nafas yang mulai tersengal-sengal. Ia menarik nafas dalam-dalam sambil mencari posisi genggaman yang paling pas. Hup! Ia kembali menariknya. Kali ini dengan sekuat tenaga. Peluh mulai bercucuran dari tubuhnya, terutama keningnya. Beberapa sa
Terakhir Diperbarui: 2022-10-31
Chapter: Bab 6 Perisai Sakti"Rahula, bisakah kamu jelaskan apa itu energi inti?" Rama melontarkan pertanyaan itu setelah mereka meninggalkan para dewa."Energi inti adalah energi yang berada dalam tubuhmu, seperti prana atau tenaga dalam. Apa pun istilahnya. Energi ini sangat dahsyat. Jika kamu berhasil menguasainya, kamu dapat melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan manusia biasa."Rama mulai mengerti. Jika Dewa Indra meminta dirinya untuk menguasai energi ini, bukankah misinya nanti bukan misi sembarangan. Membayangkannya saja membuat hati Rama bergidik. "Sebenarnya apa yang harus kukerjakan?" Rama terdengar seperti bertanya. Padahal ia sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Rahula yang melihat tingkah Rama hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.Beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah lorong di samping istana. Lorong ini sangat panjang dengan banyak pintu di kanan kirinya. Rahula kemudian berhenti di pintu pertama. Setelah membukanya ia berkata kepada Rama. "Masuklah! Kau perlu mengganti pa
Terakhir Diperbarui: 2022-08-30
Chapter: Bab 5 Harga untuk Sebuah PermintaanSetelah berjalan cukup jauh, keduanya tiba di halaman istana Indrapada. Dari tempatnya berada, Rama dapat menilai istana itu adalah bangunan paling indah yang pernah ia kunjungi selama hidupnya. Sayangnya matahari mulai terbenam. Ia tidak dapat menikmati pemandangan dengan lebih leluasa karena suasana yang semakin gelap. Ketika pandangannya tertuju ke dalam istana, Rama melihat sesuatu yang bergerak dan memancarkan cahaya. Ia penasaran karena itu tidak seperti cahaya obor atau lilin. Cahaya ini sangat terang bahkan lebih terang dari lampu di bumi. Setelah menginjakkan kakinya melewati pintu, barulah ia tahu asal cahaya itu.Secara reflek tiba-tiba Rama berhenti di tempatnya. Ia sangat terkejut dengan apa yang ia lihat. Dengan mata kepalanya sendiri, ia menyaksikan sosok paling sempurna yang tadi diceritakan Rahula. Tak hanya satu, ia bahkan bertemu dengan tiga dewa sekaligus. Mereka sama-sama mengeluarkan cahaya.Di pihak lain, sadar bahwa tamu mereka baru pertama kali melihat pemanda
Terakhir Diperbarui: 2022-08-30
Chapter: Bab 4 Pengetahuan Tentang Tiga SemestaSambil berjalan, Rama berbincang-bincang dengan Rahula. Ia masih penasaran dengan tempat ini. "Rahula, kalau boleh aku tahu, dimana letak tempat ini? Di bumi manusia ataukah … di alam halus?"Ia bertanya seperti itu karena dirinya yakin, tidak mungkin ada tempat ajaib seperti itu di dunia, di belahan bumi manapun. Tidak di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Kecuali ... jika itu terletak di sebuah pulau di dunia bawah tanah atau, seperti ucapannya, di alam halus."Mmm ..." Justru Rahula yang tampak bingung. "Bumi? Maksud kamu tempat kamu berasal?" tanya dia."Benar. Tempat yang sedang kita pijak ini." jawab Rama mantap.Rahula kemudian mengerti. "Maksudku planet bumi ... Apakah kamu menganggap kita sedang berada di planet bumi?" tanya dia lagi."Hmmm!" Rama kembali mengangguk mantap. Rahula kemudian menggelengkan kepala, "Tidak! Ini tempat … maksudku planet yang berbeda." "Maksud kamu, kita berada di planet lain?" tanya Rama penasaran. "Bagaimana mungkin?" Ia belum bisa percaya denga
Terakhir Diperbarui: 2022-08-30
Chapter: Bab 3 Sosok Manusia SempurnaRama membuka mata. Tubuhnya tak lagi terasa sakit dan lemah. Tak ada sedikit pun juga rasa pusing di kepalanya. Saat ia perhatikan tangan kirinya, terdapat bercak merah yang telah mengering. Ia ingat. Itu karena darah dari lukanya.Rama kemudian menyentuh belakang tengkoraknya. Hatinya menjadi lega, meski juga cukup heran. Lukanya tidak hanya kering, tapi juga telah sembuh sepenuhnya. Seperti tidak pernah terjadi sebelumnya.Langit biru di atas sana sangat indah. Hembusan angin juga kerapkali menerpa tubuhnya. Ia dapat melihat dirinya sedang berbaring di sebuah padang rumput, di samping pepohonan apel yang sedang berbuah.Saat Rama menurunkan pandangannya ke bawah barulah ia merasa kaget. Seorang pemuda seusianya sedang duduk bersila sambil memperhatikan dirinya. Di samping pemuda itu terdapat sebuah keranjang yang penuh dengan berbagai buah.Rama buru-buru bangkit. "Apakah Anda yang menolong saya?"Pemuda itu hanya mengangguk sambil tersenyum."Terima kasih! Saya sempat putus asa dan
Terakhir Diperbarui: 2022-08-30