author-banner
Priminie
Priminie
Author

Novels by Priminie

Brondong Toxic

Brondong Toxic

Arum, seorang janda tanpa anak sedang menjalani hubungan dengan seorang brondong bernama Viki. Mereka berdua bertemu dan mulai menjalin hubungan karena bekerja di sebuah bank yang sama. Arum memilih merahasiakan hubungannya dengan sang kekasih karena rumor yang menyebar dengan sangat cepat di tempat kerjanya adalah Viki lah penyebab hancurnya rumah tangganya dengan sang mantan suami, Pras. Di tengah hubungannya itu, Arum mengetahui bahwa Viki ternyata memiliki banyak sikap buruk. Viki sangat boros juga kasar dan sering menyiksanya, dia bahkan selingkuh hingga dua kali dan bahkan hubungan terakhirnya menyebabkan sang wanita yang bernama Elsa itu hamil. Lalu bagaimanakah akhirnya? Apakah yang akan terjadi pada Elsa dan bayi yang ada di dalam kandungannya? Akankan Arum memilih terus menjalin hubungan bersama Viki atau justru meninggalkannya? Bagaimanakah akhirnya kisah percintaan dengan seorang brondong toxic ini berakhir?
Read
Chapter: Inikah Akhirnya?
Setelah hampir lima tahun melewati hal-hal yang menguras tenaga, pikiran, dan emosinya, Arum berhasil melepaskan semuanya. Sesuai janjinya pada diri sendiri dan apa yang dia katakan pada semua orang di sekitarnya, dia ingin fokus untuk membahagiakan diri sendiri dan sang mama. Malam ini, Arum merebahkan diri di ranjang kesayangannya bersama Jelly. Televisi menyala mempertontonkan sinetron favoritnya. Besok weekend dan Arum sudah merencanakan ingin mengajak Jelly pergi ke salon hewan untuk mendapatkan perawatan. Kali ini sekaligus mengajak mamanya yang memang sangat sayang pada Jelly bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri. “Mama, besok kita pergi sama Jelly ya. Kita anter dia ke salon biar makin cakep,” ajak Arum semangat. “Habis itu ya kita juga ke salon ya? Sekali-kali mama ini pengen perawatan gitu. Cuci muka apa rambut itu apa namanya?” rajuk Mama Tina pada anak satu-satunya itu. “Hahaha. Mama mau? Ya udah kalo gitu besok kita juga ke salon. Kita anter Jelly dulu terus kita k
Last Updated: 2022-06-02
Chapter: Mari Bicara Serius
“Mau kemana kita hari ini?” Awan menawarkan. “Ya bukannya kamu yang ngajakin aku tadi. Emang kamu mau kemana?” Arum balik bertanya. Awan melihat lekat pada sosok Arum. Wanita itu hari ini tampak cantik walau hanya mengenakan celana jins dan kaos polo berkerah. Tentu saja sebenarnya itu hanya perasaannya saja karena penampilan Arum sama sekali tak pernah berubah dan masih seperti biasanya. “Wan? Kok malah ngelamun sih?” Arum menyadari tingkah aneh pria itu. “Eh eh iya maaf. Aku ini loh. Hm, mau beli mainan aja buat Athir. Kamu mau nemenin kan?” Arum jadi berpikir jauh lagi. Pria disampingnya ini begitu menyayangi keluarganya dan apakah pantas dia datang begitu saja dan sangat mungkin menyebabkan kehancuran untuk keharmonisan keluarga kecil itu. “Arum? Kok jadi kamu yang ngelamun sih?” Awan yang tak kunjung mendapat jawaban. “Ah iya. Aku bebas aja sih anterin kemana aja kamu mau. Aku nanti cuman mau liat-liat tanaman aja buat mama di pasar bunga.” Arum tersenyum kikuk. “Owh ok ka
Last Updated: 2022-06-02
Chapter: Permintaan Maaf
Arum dan mamanya masih berada di ruang tamu kecil mereka. Rumah yang memang sudah mereka tempati selama berpuluh-puluh tahun sejak papa dan mama Arum menikah. Rumah ini menjadi saksi kunci bagaimana Arum lahir hingga sedewasa ini. Rumah ini melihat jelas tawa tangis dan segala rasa yang Arum tumpahkan. Sebenarnya Arum sudah memiliki rumahnya sendiri dengan Pras saat itu, tapi memang sama sekali tidak pernah ditempati dan hanya dikontrakkan saja. Suatu saat nanti Arum pasti akan tinggal di sana walau untuk saat ini dia masih setia mendampingi sang ibu. Mama Tina melihat anaknya yang menemaninya kini. Entah kenapa ada sedikit perasaan iba karena anaknya itu harus menjalani hidup sendirian sebagai seorang janda di usianya yang kini sudah menginjak 35 tahun. Padahal di usia seperti itu, harusnya dia sedang menghabiskan waktu bersama suami dan anak-anaknya dan bukan menemani ibunya yang sudah tua juga mulai sakit-sakitan. Entah bagaimana sang mama juga merasa sedikit bertanggungjawab hingg
Last Updated: 2022-06-02
Chapter: Arum Kini
Arum sedang bekerja di depan komputernya dengan wajah cemberut dan terlipat. Asti yang baru saja keluar dari ruangan Pak Yos membawa setumpuk berkas tentu bisa melihat jelas air muka sang sahabat. Suasana memang cukup sepi karena sebagian orang sedang tidak ada di ruangan entah dinas luar atau memang sedang ada urusan ke departemen lain. “Kenapa sih kamu uring-uringan gitu?” tanya Asti yang melihat gelagat aneh Arum. “Enggak ngerti juga! Awan tuh berubah banget belakangan ini. Kayanya dia mulai ngehindar dari aku,” Arum senewen sendiri. “Lagi? Hahaha. Kamu tuh sadar enggak sih sekarang kalo sedikit banyak sikap kamu udah sama kaya dia? Ketularan childish kayanya ya. Dikit-dikit ngambek, terus manyun. Kaya ABG lagi kasmaran. Hehehe,” goda Asti. “Heh? Apaan sih. Enggak lah ya. Aku tuh cuman kesel karena dia bersikap sesuka hati semaunya sendiri sama aku. Kalo lagi butuh aja dia nyariin, kalo enggak ya lupa!” Arum masih menggerutu. “Tapi kan kamu tahu hari kaya gini emang bakal daten
Last Updated: 2022-06-02
Chapter: Perubahan Awan
Saat jam istirahat pun, Arum memilih makan siang dengan Asti di ruangan mereka. Seperti sudah menjadi kebaisaan kini mereka akan berada di sana. Seakan tidak cukup sudah membicarakan kedua pria itu, Viki dan Awan melalui telepon hingga larut malam, Arum kembali bercerita tentang dua pria siang itu. “Sumpah sinetron banget ceritanya. Hahaha,” Asti tidak habis pikir. “Kamu ketawa di atas penderitaan orang lain banget sih, Ti!” Arum tertawa juga. Terbiasa menutupi seluruh perasaannya sendiri. “Kisah hidupmu kalo dijadiin film bagus banget kayanya! Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari sana,” Asti berandai. “Lah iya. Bayangin aja. Setelah bertahun-tahun, kamu udah punya anak tiga, aku masih stuck sama satu cowok itu,” Arum juga tidak percaya sudah selama itu dia menghabiskan waktu dengan Viki.. “Hahaha iya juga sih. Udah kaya kredit motor. Hahaha. Terus kamu sama Awan gimana?” tanya Asti lagi. “Enggak ngerti juga sih. Dia baik, cuman gimana ya, Ti. Dia makin kesini makin keli
Last Updated: 2022-06-02
Chapter: Perceraian Viki
Elsa memberanikan diri menemui Viki di rumahnya. Sebenarnya dia juga baru tahu bahwa Viki punya rumah pribadi di Malang. Elsa tahu dari Cindy, temannya di tempat karaoke yang ternyata masih kontak dengan Andi, teman karaoke Viki malam itu saat pertama kali mereka pertama berkenalan. Walau sedikit memaksa, tapi akhirnya Cindy bisa membujuk Andi untuk memberi alamat rumah Viki. Viki tak langsung membuka pintu saat Elsa datang. Dia memang tidak mengatakan akan datang karena pria itu pasti akan menghindarinya. Sebuah surat perceraian datang di kos Elsa kemarin, dan karena itulah Elsa datang hari ini. Masih berharap Viki mau merubah keputusannya walau tentu saja Intan dan Rani sudah berulang kali mendukung keputusan Viki untuk bercerai dan berpesan pada Elsa agar tidak lagi berhubungan dengannya, tapi ternyata cinta itu memang buta. Pintu itu dibuka menampilkan sosok Viki yang berantakan. Matanya merah dan wajahnya mengeras saat melihat Elsa yang muncul di sana. “Ada apa sih kamu kesini?
Last Updated: 2022-06-02
Three Faces of Rea: Epiphany

Three Faces of Rea: Epiphany

Jin was so surprised when the CEO at his company worked, Mr. Pangestu suddenly held a series of tests to replace him in the CEO position as well as being the husband of Rea's only daughter. Not alone, Jin and three other people fought for the same position. But that's not the case, what happened was that after being successfully elected as CEO and married to Rea, Jin had to compromise with Rea's two other personalities, Gia and Uri. Yes, Rea suffers from dissociative personality disorder or common people call it multiple personality. Will Jin be able to live his life as a husband? Will Rea be able to unite her two personalities and start a normal life again?
Read
Chapter: Test Day
The next morning, Rea woke up. She had forgotten everything that happened yesterday. She went to the tattoo studio and got three tattoos for three customers as Gia. Or the action of dropping the motorbike and leaving it lying in front of the house fence as Uri. Immediately opened her laptop to read the other personality's diary. Smiling to herself seeing Uri's annoyance there. Of course she already knew about the tiger tattoo and had threatened Gia not to get another tattoo. Not too surprised anyway it's not the first time because Gia has made several tattoos before. Image of a girl wearing a mask that is on her right chest. Also the name of Rea's parents on his left arm, Wulanestu. Rey could only shake her head. Those who don't know may think they are drug dealer or something."Ah. Almost forgot about that one. I haven't told them about," Rea started typing.The matchmaking plan. Yes Gia and Uri don't know it yet and will definitely respond to this news in a different
Last Updated: 2022-04-12
Chapter: Gia and Uri
“Mommyyyy..” A deafening voice came from outside.Who else will call herself mommy if not Uri. Yes or what everyone knows of course is Rea's third personality."Why Ri? Why did you come and scream?" Asked Mrs Wulan who was reading tabloids in the living room of their house with her husband, Mr. Estu.Uri plopped down on the sofa next to her mother. Opening the leather jacket that made him sultry."How can mommy let Uri go out wearing clothes like this? Bring a really big motorbike again. Mommy knows I can't ride a motorbike. Ihh.." Uri grumbled spoiled.Mr. Estu, who was reading his company documents, was surprised."So where's the motorbike, Ri?" Ask Mr. Estu."That's Uri put in front of the fence. People might have already taken it. The key is there I can't take it." So relaxed Uri talk."What?" Mr. Estu immediately ran to the outside of the yard."I've called hin several times but he's not picking up. I'm
Last Updated: 2022-04-12
Chapter: Nervous
Jin was sitting on the terrace like any other night. Sipping the mother's milk coffee. Sitting across from his father who was busy assembling fishing rods. Several times greeting neighbors who passed by, whether men, women, even small children, almost one housing area there knew Jin because of his friendly personality, of course he was also handsome. Luckily, although not a wealthy family, Jin who still has a little Korean blood from his grandmother, has clean skin as white as milk. His face is also handsome with a tall body although thin but broad shoulders just like his father."Are you serious, dad? Want to fish again?” Jin asked his father who is a retired private employee who is now busy filling his old days with fishing."Yes, tomorrow morning I want to go with my friends to the sea." Answered the father who nodded in response to the son.Paying attention to the son who looks restless and daydreaming a lot that night."Why do you have so much
Last Updated: 2022-04-12
Chapter: Wedding Plan
"Dad has arranged everything. You can meet them in the near future. Dad hopes you can meet one of your soul mates among them, okay?" Mr. Estu put his spoon and fork on the plate after taking the last spoonful. Smiling sweetly at the princess who was still busy chewing her food."I-I'm not sure. What if they don't like me? What if they run away when they find out about Gia and Uri?” Rea spoke again with her pale white face that couldn't hide her big eyes, tiny pointed nose, and thin lips."You don't have to worry kid. You are dad's beautiful daughter, very kind and talented too. Dad is sure that one of them will be sincere and like you." said the father."That's right. The most important thing is that we focus on your treatment. After all, your treatment must continue even though mom and dad are not here. "The mother also spoke up."Yeah, why don't you just find a nurse? They can accompany me for treatment?” Rea was actually very doubtful about
Last Updated: 2022-04-12
Chapter: Announcement
The fast footsteps were heard in the hallway of a well-known ceramics company in Indonesia, PT. Glomic. Black loafers that look very clean and shiny. Black suit with white shirt and tie. Glancing briefly at his watch, it was already five minutes more than the supposed invitation time."Shit!" The footsteps grew stronger and immediately opened the meeting room door in front of him.Sure enough, the CEO of the company, Mr. Pangestu had arrived and stared intently at the entrance where the man was standing. Beside him sat the trusted secretary of Mr. Estu, Mrs. Ifa."I'm sorry Mr. Estu, I'm late, I was ad-""I don't need to hear your excuses. You know there's no reason for them to be late." The boss, who prefers to be called Mr. Estu, interrupted the conversation."Sorry sir." said the voice. Only with the big boss's hand instructions asked him to sit down and he just obeyed. Immediately he sat in the chair at the end of the meeting with the oval tabl
Last Updated: 2022-04-12
You may also like
Setiap Momen adalah Kamu
Setiap Momen adalah Kamu
Romansa · Priminie
841 views
Menikahi Tuan Maximilian
Menikahi Tuan Maximilian
Romansa · Priminie
837 views
Merajut Asa
Merajut Asa
Romansa · Priminie
832 views
Hasrat Membara Mr. Devil
Hasrat Membara Mr. Devil
Romansa · Priminie
832 views
DMCA.com Protection Status