Chapter: Bab 10. Terpaksa Mengalah"Pengawal bodoh! Borok, kenapa kau membentakku?!" maki Raden Anggastya merasa malu teriakannya dibalas kasar oleh Pendekar bertopeng merah bergambar harimau merah. Borok, si Pendekar Bertopeng merah bergambar harimau merah itu pun langsung menjatuhkan busurnya seraya berlutut di hadapan Raden Anggastya Condra. "Ampun Gusti Pangeran, hamba hanya ingin membantumu menghabisi jongos bodoh itu." "Kenapa dia berteriak, Kakang?" bisik Seno Wedus pada Aryandaru yang nampak tenang melihat sikap Raden Anggastya Condra yang baru saja mencegah si Pendekar Borok dengan teriakannya. "Sst, ikuti saja permainan pangeran kejam itu, Dimas. Agar kita bisa pergi ke istana Badaskara secepatnya," balas Aryandaru berbisik. " Tapi Kakang, dia mau membunuhmu dengan panah beracun itu!" bisik Seno Wedus sengaja menekan suaranya. "Sudahlah. Bukankah kau mendengarnya tadi, dia bisa menyembuhkan luka anak panah beracun itu hanya dengan jurus Peluruh Jiwa tingkat terendah. Ingat, kita berdua bahkan sudah m
Last Updated: 2024-12-28
Chapter: Bab 9. Menelisik Kekuatan MusuhTangan Aryandaru bergerak cepat menangkap anak panah beracun yang mengarah ke punggungnya lalu melontarkan kembali ke arah pemiliknya tanpa menoleh. Lemparan anak panah Aryandaru berhasil mengenai bahu kiri Raden Anggastya Condra! Pekikan kesakitan Raden Anggstya terdengar sangat nyaring hingga membuat Seno Wedus bangkit dari sisi makam. "Kakang, lanjutkan saja. Biar Aku saja yang menghadapi mereka." Aryandaru tak menjawab. Hatinya saat ini sangat sakit. Kerinduan yang tak bisa berbalas sangat kuat dihatinya. Dia mengeluh lirih di sisi makam Dewi Anjani. "Biyung, bila rindu seorang anak akan hilang saat bertemu dengan ibunya. Tapi aku, hanya bisa menemukan makammu saja. Rasanya takkan bisa puas sampai kapanpun." Hati Seno Wedus trenyuh mendengar ucapan Aryandaru barusan. Dia gegas melesat ke arah para penyerang yang berada tak jauh dari tempat itu seraya berteriak marah. "Bangsat kalian! Cepat tunjukkan wajah kalian semua!" Namun baru saja Seno Wedus memasang beberapa langkah k
Last Updated: 2024-12-11
Chapter: Bab 8. Masuk ke Kandang Musuh"Cepat serahkan penyusup yang kalian sembunyikan!" ujar salah satu penggawa seraya menghunus tombak pada Aryandaru.Semua orang terkejut melihat tiga penggawa kerajaan membentak kasar dengan senjata terhunus. Terlihat Aryandaru hendak menjawab. Namun Mpu Mahisa Purwa lebih dulu bangkit dari amben dan gegas menghampiri ke arah pintu."Lancang! Kalian sudah salah orang! Siapa yang kalian tuduhkan itu? Apa Mahaguru Mahisa Purwa kalian anggap penjahat di Badaskara!" ucap Mahaguru Mpu Mahisa Purwa lantang dengan kedua tangan menyilang di atas bokongnya."Apa? Tidak mungkin! Telik sandi Selir Puspita sudah melapor semalam ada rombongan penyusup dari dukuh Pilar!" balas si Penggawa bersikeras.Seno Wedus nampak geram. Dia membisiki Aryandaru dengan pesan telepatinya. "Kakang, para pengawal yang berdatangan pagi buta ini ternyata antek-anteknya Selir Puspita. Sebaiknya kita habisi saja!"Aryandaru menggeleng pelan dengan sorot mata penuh arti pada Seno Wedus. Raut wajahnya mendadak berubah se
Last Updated: 2024-10-12
Chapter: Bab 7. Perkenalan Istimewa"Nanti saja Raden. Kita harus bergegas keluar dari sini," jawab mahaguru Mpu Mahisa Purwa berbisik. Lelaki renta itu gegas merapal mantra lalu sekejap lenyap dari pandangan mata. "Kakek Guru!" seru Aryandaru dan Seno Wedus bersamaan. Keduanya terlihat kebingungan."Kalian berdua ikuti perkataanku," bisik Aki Banjur seraya mengerahkan tenaga dalam tingkat tinggi. Kedua tangannya bergerak memutar dengan mulut mulai bersuara mengucapkan mantra sakral ajian lampah bumi.Aryandaru dan Seno Wedus gegas memperhatikan Aki Banjur sesaat."Bopo mengerahkan tenaga dalam tingkat tinggi, Dimas. Ayo kita lakukan!" ucap Aryandaru berbisik."Baik Kakang Pangeran."Aryandaru dan Seno Wedus gegas meniru apa yang dilakukan Aki Banjur dengan kedua mata terpejam. Saat bacaan terakhir matra yang diucapkan Aki Banjur hampir selesai diikuti keduanya....."Maaf Gusti Pangeran! Buuugh!" satu pukulan angin dari telapak tangan Dayang Selasih mendorong keduanya hingga tubuh Aryandaru dan Seno Wedus terlontar masu
Last Updated: 2024-10-05
Chapter: Bab 6. Tak Sengaja Bertarung"Brengsek! Kalian jangan berani berbuat onar di kedai ini!" maki Brodot seraya mengacungkan pedang ke arah pemuda yang berani menegur Pendekar Jangkrik. Pendekar Jangkrik berusaha bangkit kembali. Wajahnya terlihat garang. Dia menatap Aryandaru penuh kekesalan. "Huh! Pergi sana! Sebelum aku membunuhmu di sini!" "Bunuh saja Kakang!" hasut Pendekar Mprit dengan mulut mencebik. "Sudah tahu miskin masih berani masuk kemari! "Aku tetap akan masuk ke kedai ini, Kisanak. Lihat ini!" ucap Aryandaru mengambil sesuatu dari tangan Aki Banjur. "Plat pelayan khusus seorang mahaguru? Dari mana kamu dapatkan plat itu, Jongos!" maki Brodot kesal melihat kegigihan Aryandaru ingin masuk ke kedai. "Itu milik mahaguru dari Welingan! Beliau memenuhi undangan istana Badaskara atas perintah Gusti Raja Welingan, Gusti Prabu Raden Sadajiwa! Jika kalian menghalangi kami masuk, tunggu saja kemarahan Mpu Guru Mahisa Purwa yang sudah berada di biliknya saat ini!" ucap Aki Banjur dengan suara lebih garang da
Last Updated: 2024-10-01
Chapter: Bab 5. Sesuatu di Dukuh Pilar "Itu yang belum bisa kupastikan, Ngger! Kita akan selidiki bersama-sama," jawab Mahaguru Mpu Mahisa Purwa dengan nada kecewa. Raden Aryandaru mengangguk pelan. "Tak apa, Kakek Guru. Aku akan menyusun rencana setelah menyambangi makam biyungku. Seperti kata Dimas Seno, Aku akan mengukur kekuatan lawan terlebih dahulu. Untuk itu, aku memerlukan bantuanmu." "Aku sengaja turun gunung hanya untuk menjemputmu, Pangeran," jawab Mpu Mahisa Purwa tersenyum bijak. "Kau akan kupersiapkan menjadi raja terkuat kelak di Badaskara!" "Ya sudah! Tunggu apa lagi! Ayo berangkat, sebelum para penggawa utusan Selir Puspita mengejar sampai kemari!" ujar Nyi Selasih berapi-api. Sorot matanya mengobarkan kebencian saat menyebutkan nama Selir Puspita. "Masih terbayang jelas wajah kesakitan dan kesedihan biyungmu di mataku, Ngger." "Kalo begitu, kita lanjutkan perjalanan ke pesangrahan Teratai Emas milik kerajaan Badaskara. Kebetulan, purnama lalu, Baginda Raja Anggono Darma Parama mengundangku ke istana. D
Last Updated: 2024-09-26