author-banner
Putri Affrilia
Putri Affrilia
Author

Novels by Putri Affrilia

Shalaff The Magic Of Prayer

Shalaff The Magic Of Prayer

" Bah, serius Abah mau mindahin aku di pondok ini? " Tanya Abbas sambil mencoba berjalan sejajar dengan abahnya . "Ya gimana lagi. " Jawab abahnya dengan singkat. "Di pondok ini ikhwan akhwat jadi satu loh. " Balas Abbas. "Kamu di sini mondok niatnya buat cari ilmu, bukan cari akhwat, kalau niat awal kamu mau cari ilmu, InsyaAllah gapapa walaupun ada akhwat. " Jelas abahnya dengan lembut. *** "Ih Putri, jangan jadi berondong kau ni. " Ucap Aini membuyarkan lamunanku. "Dih, siapa juga yang jadi berondong, kau nanti kaget kalau tahu dia, " balasku. "Hmm iya-in aja deh biar kau seneng. " Balasnya sambil tertawa. *** Mungkin nantinya tak akan ada yang tahu, bahwa ada seseorang yang selalu melangitkan do'a sendirian, berjuang dengan teguh nya, tanpa adanya sebuah dukungan, ia selalu yakin akan takdir Allah yang indah, Allah tak mungkin membiarkan do'a dan keteguhan dari hamba-Nya itu kembali dengan sia-sia. Meski selalu ada rintangan yang tak segan-segan menghampiri, bahkan terkadang rintangan itu memberi rasa luka di hati. Akankah ia mampu bertahan di atas derasnya rintangan itu? Ataukah perjuangannya akan berhenti sebelum Allah buka pintu do'anya? . Ingat, hal menyakitkan dalam hubungan percintaan adalah;"kita telah kehilangan sesuatu itu sebelum sempat memilikinya. "
Read
Chapter: Menjadi Mudabbir
"Allahu Akbar... " Suara imam Masjid terdengar saat kami baru saja sampai di serambi, diikuti dengan gerakan rukuk oleh para jama'ah sholat maghrib di malam hari ini. Rupanya, aku dan Zahra sudah telat sholat berjamaah maghrib. "Dimana Zah takmirnya? " Bisikku pelan pada Zahra. Ia mulai mengenakan mukenahnya. "Stttt..." Dia menyuruhku untuk memelankan suaraku, " Dah, ayo sholat aja dulu. " Sambungnya. Aku mengangguk pelan seraya menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan takmir. Jangan-jangan ia sedang berdiri mengamati kami yang datang terlambat lalu siap meminta denda pada kami. Alasan apa yang akan aku persiapkan? Tak ada. Aku memang telat karena mencuci sore kali ini. Outbound santri baru kali ini telah selesai pada pukul 1 siang. Kulanjutkan dengan membersihkan diri. Penat, itulah yang aku rasakan, namun mengingat
Last Updated: 2021-11-18
Chapter: Outbound Santri Baru
" Enam orang Kak. " Ucapku seraya menyodorkan nampan berwarna oranye ke atas termos nasi."Nih! Aku kasih bonus. " Ujar Kak Rina saat memberikan secentong nasi terakhir di atas nampan."Ih, Kak Rina emang suka gitu ya?! " Sahutku membuat Kak Rina tersenyum kecil di depanku. Kemudian aku bergeser 2 langkah ke kanan, saat itu juga petugas logistik langsung menuangkan beberapa centong sayur di atasnya."Makasih Kak. " Ucapku seraya melangkahkan kaki keluar barisan."Sama-sama." Jawabnya.Ku langkahkan kaki keluar dari barisan antri, kemudian berjalan menuju serambi Masjid.Menyusul beberapa temanku yang sedang duduk seraya berbincang-bincang di sana. Belum juga aku sampai di sana, Wida datang dengan langkah tergesa-gesa."Fia sama Isma dijenguk! Bapak Ibu kalian sekarang di depan kantin Bu Pia. Sana di tem
Last Updated: 2021-10-29
Chapter: Datang
"Put, kok ga ada santri putra lewat ya? Pada kemana sih! " Ujar Fatimah yang terus berjalan mondar-mandir sejak tadi."Ditelan bumi. " Balasku singkat seraya tertawa pada Fatimah.Dia hanya menunjukkan raut wajah kesalnya. Kemudian berjalan meninggalkanku, melihat lapangan basket dari samping kantor MA. Biasanya, di waktu sore banyak santri yang sedang bermain basket disana, barangkali kali ini mereka sedang disana.Aku hanya melihatnya berjalan menjauhiku. Memperhatikan gerak-geriknya yang sedang mengamati lapangan basket.Tak lama, aku melihat seseorang keluar dari pintu utama Masjid Putra. Ia masih menggunakan jubah putihnya, di tambah lagi dengan sajadah yang tersampir rapi di pundaknya. Menambah kesan rapi bagi yang melihatnya."Astaga orang itu! " Gumamku dalam hati saat orang itu melihatku.Aku selalu kesal saat melihatnya. "Mengapa dia yang keluar?
Last Updated: 2021-10-06
Chapter: Melihatnya
Riuh suara tepuk tangan terdengar memenuhi halaman ini, mengakhiri sebuah penampilan dari beberapa santri yang baru saja turun dari panggung. Hari ke-enam di masa ta'aruf bagi santri baru. Kami mengadakan sebuah pentas seni. Dimana beberapa santri baru dan santri lama akan tampil di atas panggung, menunjukkan bakat dan kreatifitas yang dimiliki dan menjadi perwakilan dari setiap asrama. Acara pentas seni kali ini, kami menggabungkan antara santri putra dan santri putri. Oleh karena itu, hanya santri putra saja yang di izinkan untuk menampilkan kreatifitasnya di atas panggung. Sementara untuk santri putri, kami akan menjadi penonton setia di bawah panggung. Tak apalah, kami tak keberatan. Lagian, nanti kalau disuruh tampil juga paling malu. Acara ini kami adakan agar santri lama dan santri baru semakin akrab, khususnya untuk santri baru, agar mereka semakin betah berada di pondok. Ternyata di pondok
Last Updated: 2021-10-01
Chapter: Dia siapa?
Adzan dhuhur telah berkumandang, menutup acara pelepasan santri baru pada hari ini. Setelah acara ini selesai, para orangtua harus segera beranjak pergi dari Pondok ini. Meninggalkan anak-anaknya dengan sejuta harapannya.Beberapa dari mereka masih berpelukan, beberapa juga sudah pergi dan melambaikan tangan. Membuatku yang menyaksikan pemandangan ini, ikut terhanyut dalam suasana. Teringat 1 tahun yang lalu, aku pernah berada di posisi itu.Flashback"Ibu pamit pulang ya, yang betah disini. " Ibuku berkata sambil melepas jabatan tangan kami.Aku hanya diam, menahan air mata saat melihatnya akan pergi. Begitu cengengnya aku saat itu."Jangan nangis loh ya. " Ibuku kembali berkata seraya melambaikan tangan. Ia berjalan mundur menjauhiku."Kakak pulang ya. Jangan nangis, katanya mau jadi wanita sholehah yang kuat, " ucap kakakku. S
Last Updated: 2021-09-24
Chapter: Tumbuh dan Terganti
"Putriiiiii." Teriak seorang wanita yang sedang berlari ke arahku. "Fatimah? " ucapku sesaat setelah melihat wajahnya. Ia menghampiri lalu memelukku. "Huhu, maaf ya aku ga bisa dateng awal kemarin. " ucap Fatimah sambil melepas pelukannya. "Hehe iya gapapa, "balasku. " Kamu udah daritadi kah? " tanyaku pada Fatimah. "Enggak, baru aja. " Jawabnya "Eh tau gak, tadi aku nyariin kalian. Di asrama ga ada orang. Terus aku mikir, pasti kalian di Masjid. Nah bener kan, kalian ada disini. " Jelasnya sambil tertawa. "Iya, bosan di sana. Kamu di anterin?" tanya Santi yang sedang duduk tak jauh dariku. "Naik bus lah, makanya aku bisa dateng pagi." Balas Fatimah seraya ikut duduk di samping Santi. Fatimah lalu menceritakan perjalanannya tadi, saat ia kesini menaiki Bu
Last Updated: 2021-09-16
You may also like
Suamiku Mantan Preman
Suamiku Mantan Preman
Romansa · Putri Affrilia
3.8K views
MELODI ABELIA
MELODI ABELIA
Romansa · Putri Affrilia
3.7K views
Suami Pengganti untuk Adara
Suami Pengganti untuk Adara
Romansa · Putri Affrilia
3.7K views
Lebih dari selamanya
Lebih dari selamanya
Romansa · Putri Affrilia
3.7K views
Wanita pengganti
Wanita pengganti
Romansa · Putri Affrilia
3.7K views
Dosenku Suamiku
Dosenku Suamiku
Romansa · Putri Affrilia
3.7K views
DMCA.com Protection Status