Chapter: 11 || Lelaki kasarWelcome 🌷*****Sudah lima hari Agatha menghilang dan selama itu pula laki-laki bernama Ghifar selalu meneror ku dengan pertanyaan yang sama "dimana Agatha?". Sungguh aku sendiri juga tidak tahu kemana Agatha pergi. Aku pun khawatir karena gadis berambut sebahu itu mendadak seperti lenyap ditelan bumi. Bodohnya aku tidak tahu dimana letak rumah Agatha. Wajar saja kami baru berteman beberapa Minggu yang lalu, aku juga tidak pernah menanyakan apapun kepada Agatha. Entahlah rasanya aku tak ingin terlalu peduli dengan urusan hidup orang lain. Yang aku tahu, aku dan Agatha sudah berteman. Itu saja.Seperti sekarang ini, bel istirahat baru berbunyi 5 detik yang lalu dan Ghifar kembali datang ke kelasku, berdiri tepat di depan mejaku dengan wajah datar andalannya. Aku menghela napas lelah. "Dimana A
Last Updated: 2021-09-15
Chapter: 10 || Hilang?Welcome 🌷*****"Kamu yakin mau berangkat sekolah, Nak? Badan kamu emang udah gak panas?" tanya Umi Fatimah begitu aku sudah duduk di sofa. Umi membawa sepiring nasi goreng dan segelas teh manis hangat.Aku menggeleng. "Ara udah agak mendingan, Umi. Hari ini ada ulangan kimia jadi Ara harus masuk sekolah. Umi tenang aja, ya.""Tapi tetap aja Umi khawatir, Ra. Lagian sih kemarin Umi udah suruh kamu bawa payung tapi gak mau. Jadi pulangnya hujan-hujanan gitu sampai demam. Kalau Umi kasih nasihat itu nurut."Aku tertawa geli mendapat rentetan omelan Umi yang terdengar sangat lucu. Tanganku meraih piring dan gelas dari tangan Umi, meletakkannya ke atas meja lalu menarik Umi agar duduk di sampingku."Iya, Umi. Maafin Ara, ya. Kemarin Ara kira gak bakal turun hujan,"
Last Updated: 2021-09-07
Chapter: 09 || Dia Vano?Welcome 🌷*****Author POV"Apaan sih lo?" Agatha menyentak kasar lengan Ghifar yang mencengkram pergelangan tangannya. Laki-laki itu berbalik menghadap penuh ke arah gadis berambut sebahu yang menjabat sebagai kekasihnya."Pulang," ujar Ghifar singkat namun penuh penekanan."Gue gak mau. Lo duluan aja sana gue masih mau nemenin Ara.""Sejak kapan lo jadi peduli gini sama dia?""Ara teman gue.""Sejak kapan kalian berteman?""Banyak tanya lo. Udah sana pulang. Gue nanti".Agatha hendak berbalik tapi lagi-lagi tangannya dicekal oleh Ghifar. Dengan gerakan malas, Agatha menoleh sembari
Last Updated: 2021-09-01
Chapter: 08 || Ingatan menyakitkanWelcome 🌷*****Kedua kakiku terus melangkah menapaki jalan beraspal sedangkan tanganku sibuk mengorek-ngorek plastik berisi bahan makanan dan kue yang baru saja aku beli dari pasar. Menghitung serta memastikan bahwa jumlahnya pas dan tak ada yang terlupa. Cuaca di hari Ahad cukup panas, matahari bersinar terik, panasnya kentara sekali menyengat permukaan kulit.Semalam saat aku hendak tidur, aku teringat jika bahan makanan di dapur mulai habis. Jadi aku memutuskan untuk pergi belanja dan pagi tadi sekitar pukul 8 Umi Fatimah datang ke rumah mengajakku ke pasar, katanya bahan-bahan untuk membuat kue habis, jadi daripada beliau harus capek berjalan jauh, lebih baik sekalian saja aku yang membelikannya.Kala mataku bergulir ke arah kanan, sesuatu di sana menghentikan langkahku. Sebuah tulisan yang tertempel di kaca sebuah toko roti yang menjelaskan bahwa toko
Last Updated: 2021-08-30
Chapter: 07 || Al-Ghifari HAWelcome 🌷*****Author POVLangkahnya sontak berhenti setelah kedua kakinya menapak lantai dasar, matanya mengarah ke satu objek membuat keningnya mengerut dalam. Seraya melipat kemejanya hingga siku, laki-laki berparas tampan itu perlahan berjalan mendekati seseorang yang duduk di samping sang bunda."Lo ... si cewek bisu itu kan?" tanyanya santai, salah satu alisnya terangkat. Tak menjawab, orang yang ditanya malah menundukkan kepalanya dalam-dalam. Entah kebetulan macam apa, lagi-lagi Ara bertemu dengan laki-laki sombong ini."Ghifar! Ngomong apa kamu?! Jangan sembarangan, ya!" sentak Tiara pada anak laki-lakinya sembari menggelengkan kepala.Pemuda bernama Ghifar itu beralih menatap ibunya beberapa detik, s
Last Updated: 2021-08-27
Chapter: 06 || Dia?Welcome 🌷*****Hari Sabtu yang cerah."Nak, tolong gantikan Umi sebentar buat ngaduk adonan kue, ya. Umi ada sedikit urusan, nanti kalau udah langsung masukin ke panci terus di kukus 30 menit. Ngerti?" Umi Fatimah mengusap kepalaku yang tertutup hijab warna biru tua, aku mengangguk sambil tersenyum kemudian langsung mengambil alih pekerjaan Umi."Cuma sebentar kok. Nanti Umi langsung pulang.""Iya, Umi. Tenang aja kalau sama Ara pasti semuanya bisa beres. Hati-hati dijalan.""Iya Umi percaya deh. Kalau gitu Umi pergi sekarang, ya. Kamu juga hati-hati di rumah. Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam."Setelah mengusap lembut kepalaku lagi, barulah Umi Fatimah berbalik badan meninggal
Last Updated: 2021-08-20