Chapter: 11. TAK BISA LARIDua kereta kuda berwarna merah dan perak tiba di halaman rumah. Terlihat ada lambang di salah satu kereta kuda, yaitu yang berwarna perak. Sepertinya kereta kuda itu milik bangsawan. Terlihat Ana turun dari kereta kuda berwarna merah. Valerie melihat dari balik jendela kamarnya. Ekspresi Ana saat itu seperti sedang panik dan tergesa-gesa. Tapi yang terpenting bukanlah itu. Kereta kuda berwarna perak dan memiliki lambang. Seperti ada beberapa orang di dalam kereta kuda itu. Valerie tak bisa melihat dengan jelas karena kaca jendela yang tertutup sehingga hanya terlihat samar-samar siapa saja orang yang ada di dalamnya melalui sinar matahari yang menyusup masuk ke jendela kereta kuda itu. 'Cepat sekali Ibu pulang?' Valerie bergegas turun ke lantai bawah untuk membukakan pintu rumah. Setelah itu, Ariel turun dari kereta kuda berwarna merah milik mereka dan menyusul Ana masuk ke dalam rumah. Tatapan Ana mengarah kepada
Terakhir Diperbarui: 2021-08-09
Chapter: 10. KEJANGGALANValerie terbangun dari tidurnya. Ia melihat waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Masih ada satu jam sebelum ia harus pergi ke dapur dan memasak untuk sarapan. Ah, Valerie baru ingat. Ia memimpikan masa lalunya saat terlelap semalam. Merindukan masa-masa di mana ia masih merasakan apa itu bahagia, saat masih ada sedikit kehangatan di rumah ini. Badannya terasa lebih ringan sekarang. Sudah tujuh tahun setelah kepergian semua pelayan di rumah ini, Valerie satu-satunya pengurus rumah yang sangat besar ini. Makan tak teratur dan bekerja tanpa henti setiap hari. Ia harus memprioritaskan makanan untuk ibu dan kedua saudaranya. Sedangkan, ia harus makan sendiri di dapur dengan lauk yang seadanya. Seandainya masih ada Rocelyn, sudah pasti Valerie bisa tumbuh seperti anak-anak lain yang seumuran dengan dirinya. Tumbuh dengan kasih sayang walaupun hanya sedikit, kebahagiaan, dan tubuh yang segar. Valerie selalu merasa lelah memikirkan
Terakhir Diperbarui: 2021-08-06
Chapter: 9. SELAMAT TINGGAL, ROCELYNRasa lembab dan dingin menyelimuti badan Valerie pagi ini. Di luar sedang hujan deras hingga terdengar suara gemuruh. Aneh, padahal hujannya berada di luar, tetapi badannya terasa lembab seperti habis di siram air. "Hei, mau sampai kapan kau tidur nyenyak seperti itu? Dasar pemalas!" ah, suara yang sangat Valerie kenal. Ariel membangunkan Valerie di pagi hari dengan siraman air dingin. Padahal, biasanya Valerie mencuci wajah dengan air hangat di pagi hari, apalagi jika cuaca sedang sangat dingin seperti minggu ini. Valerie melihat ke arah jam kamarnya yang besar dan berdiri seperti lemari. Waktu menunjukkan pukul lima pagi, masih sangat pagi untuk bangun tidur. Valerie biasanya bangun jam tujuh atau delapan pagi. Valerie terpaksa duduk karena badannya menjadi lembab, "Ada apa, Ariel? Bukankah ini masih terlalu pagi?" "Aku lapar, cepat buatkan aku makanan!" perintah Ariel. "Mengapa kau tidak meminta kepada
Terakhir Diperbarui: 2021-08-02
Chapter: 8. VALERIE DAN ROCELYNUdara dingin membangunkan Valerie yang tertidur lelap. Hujan turun sangat deras saat dini hari. Valerie menarik selimutnya yang tebal untuk menutupi seluruh tubuhnya yang kecil itu. Malam yang panjang terasa sangat menakutkan bagi Valerie. Di rumah yang besar ini, tak ada siapapun selain dirinya dan Rocelyn. Rasa kesepian dan keheningan memenuhi seluruh ruangan. Valerie bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri.Bagi anak yang berusia sepuluh tahun, hal ini pasti sangat menakutkan. Sendirian di dalam ruangan yang besar tanpa ada yang menemani. Keluar dari kamar pun tak membuatnya merasa lebih aman, atau bahkan menjadi lebih buruk. Bayangkan saja, jika ia keluar dari kamar dan harus menuruni tangga dengan keadaan gelap karena lampu dimatikan. Lalu, ia harus keluar ke belakang rumah di malam hari hanya untuk bertemu Rocelyn. Memikirkannya saja sudah mengerikan bukan? Harus keluar rumah di tengah malam yang sunyi. Hal inilah yang membuat Valerie memutuskan untuk berse
Terakhir Diperbarui: 2021-07-31
Chapter: 7. SAMPAI JUMPA LAGI, JOSIEValerie membuka mata dan melihat langit-langit kamarnya yang berwarna ungu. Kebisingan sudah lalu lalang di depan kamarnya dari pagi tadi. Entah kenapa seperti ramai sekali orang di rumahnya hari ini. Pintu kamar yang memiliki ukiran dan terlihat mahal itu diketuk oleh seseorang tak lama setelah Valerie terbangun. Ketika pintu itu terbuka, terlihat Josie yang berdiri di ambang pintu dengan berlinangan air mata. Sudah lama sekali Valerie tidak melihat Josie. Akhir-akhir ini, Josie bahkan tak menemaninya bermain di taman. Banyak pekerjaan yang harus dilakukan para pelayan ketika ibu dan kedua saudaranya berada di rumah. Josie berjalan menuju Valerie sembari menyeka air matanya. Selangkah lagi menuju Valerie, Josie langsung berlari memeluk Valerie. Air matanya tumpah dari mata yang berwarna kuning dan memiliki bulu mata yang sangat panjang itu. "Ada apa denganmu, Josie?" tanya Valerie sembari membantu Josie menyeka air matanya.&nb
Terakhir Diperbarui: 2021-07-31
Chapter: 6. APA SALAHKU? "Bangun, Nona. Nyonya Ana, Tuan Hugo, dan Nona Ariel sudah pulang." ujar Josie membangunkan Valerie. Valerie menahan rasa kantuknya dan memaksakan diri untuk duduk. Ia sudah menunggu kehadiran keluarganya. Rasa tidak sabar membuat Valerie berlarian ke lantai bawah mengenakan pakaian tidur. "Ibu?" Valerie berkeliling lantai bawah untuk mencari Ana, ibunya. Matanya sibuk melihat kesana kemari, tetapi tidak membuahkan hasil. Ia tak melihat batang hidung ibunya. "Ibu tidak ada di rumah." suara itu adalah suara Ariel, adik angkat Valerie. Ariel masih berusia sembilan tahun, setahun lebih muda dari Valerie. Ia memiliki rambut berwarna merah terang dan mata yang juga berwarna merah. Tidak lebih tinggi daripada Valerie, tetapi terlihat jauh lebih sehat dari Valerie. "Kapan kalian pulang, Ariel? Di mana Ibu dan Kakak?" tanya Valerie antusias. Ariel memutar bola matanya, "Tak usah kau pikirkan. Kau uru
Terakhir Diperbarui: 2021-07-29