Chapter: Tiket Kebebasan"Enggak usah dekat-dekat!" seru Ella panik sembari mengacungkan gagang alat pel ke arah Dony, memberi serentangan jarak di antar mereka. "Apa yang harus kulakukan?"Dony mengerutkan kening. "Memang apa yang kamu pikir akan aku lakukan ke kamu, heh?" sentaknya. "Dasar otak ngeres!""Maksudku, kamu bilang aja dari sana kan, bisa?""Oke, oke! Tapi turunin dulu alat pel-nya!"Ella menurut."Kamu tahu sayembara berhadiah yang lagi ramai di sekolah kita?" tanya Dony kemudian.Ella mengangguk saja. Ya, siapa yang enggak tahu? batinnya."Kenapa kamu enggak ikutan jadi pesertanya?""Enggak tertarik!"Mata Dony membulat. "Apa kamu enggak tahu hadiah sayembara itu? Semua cewek sampai gila dan menghalalkan segala cara di luar sana!"Ella menatap tajam si cowok brengsek. Membenarkan kacamata berbingkai bulat tebal yang melorot di hidungnya, lalu mencermati Dony dari atas ke bawah. Lalu naik ke atas lagi. "Hadiahnya, Kakak kan?
Terakhir Diperbarui: 2021-07-18
Chapter: Pertemuan KeduaElla terbiasa berangkat pagi-pagi sekali. Jadi mobilnya bisa menepi dengan aman tanpa ketahuan di dekat SMA elit. Lalu, Ella akan turun dan berjalan kaki menuju gerbang putih.Namun pagi itu, ketika Ella baru beberapa langkah lagi mendekati gerbang putih, sebuah sedan hitam mendecit keras dan berhenti tepat satu inci di dekatnya. Ujung sepatu Ella nyaris terlindas roda."Ap ...!" Ella mematung. Tak sempat melanjutkan jeritan. Karena pintu mobil di dekat sisi tubuhnya mendadak menjeblak terbuka."Masuk!" perintah suara cowok di bangku kemudi.Dony!"Masuk kataku! Kecuali kamu bawa tiga puluh juta sekarang!" teriak Dony."I-iya," sahut Ella menurut akhirnya.Ella tahu itu adalah perbuatan terbodoh seumur hidupnya. Masuk ke dalam mobil dengan seorang cowok di urutan teratas yang harusnya dia hindari. Tapi mau bagaimana lagi? Dia shock! Dan cuma ada seratus ribu di dompetnya!Setelah Ella duduk di kursi samping Dony, mobil pu
Terakhir Diperbarui: 2021-07-16
Chapter: Rencana Sabotase"Apa kamu punya buku itu, Cinderella?" cetus Haikal yang sudah berada di sisi Ella.Ella mengerjap. Kemudian dia terbahak keras. "Apaan, sih? Namaku Laila, bukan Cinderella," ucapnya kemudian."Mirip," sahut Haikal memaksa. "Ya, siapa tahu aja buku yang hilang itu ada di kamu.""Aku tuh adanya buku pr dan catatan teman-teman. Sekarang pasti udah menggunung banyaknya!" seloroh Ella. "Memangnya sang pangeran mau bantu ngerjain semua itu? Hahaha!"Haikal pun tergelak pelan. Dia tahu dunia sahabatnya itu sejak masuk di SMA elit sebagai siswa beasiswa. Laila harus membantu mengerjakan pr dan menyalinkan buku catatan teman-teman. Tetapi herannya, Laila tidak pernah sekalipun menolak. Hingga Haikal curiga, Laila sebenarnya tidak bisa bilang tidak. Itu suatu penyakit, kan?"Ayo, ke kelas aja!" ajak Ella."Bantuin pacarnya, Mas. Tadi Eneng ini nyaris saja jatuh pingsan," cetus Pak Satpam asal tuduh saja."Bukan pacar, Pak!" ralat Ella cepat. L
Terakhir Diperbarui: 2021-07-15
Chapter: Sayembara BerhadiahElla baru menyadari telah kehilangan barang-barangnya saat mau kembali ke sekolah. Di mana tas selempang dan ponsel monochrome-nya?Terakhir Ella ingat, semua barang itu ikut terkunci di dalam gudang bersamanya. Sedang sejak beristirahat di rumah, perhatian Ella teralihkan dengan jadwal terapi ke dokter psikolog keluarga. Hingga sang dokter memutuskan Ella bisa kembali bersekolah."Mami ...," panggil Ella sembari berderap menuju dapur. Berharap sang Mami mengetahui."Mami tahu di mana tas selempang dan ponselku? Yang biasa aku pakai ke sekolah itu?""Tas buluk dan ponsel jadul?" ulang Riana sembari memasak nasi goreng."Ih, Mami!" protes Ella karena Mami mengejek barang-barangnya.Riana kemudian mengangkat bahu. "Enggak lihat, tuh. Hilang juga gapapa, kan? Mami bisa nyediain yang baru dalam sekejap mata," ujarnya sembari menjentikkan jari.Ella menjulurkan lidahnya melihat gaya Mami sok jadi ibu peri."Masa, sih? Waktu terkunci
Terakhir Diperbarui: 2021-07-14
Chapter: Murka Sang Kakak"Apa?" sentak Rendy pada ponsel yang baru diatur loadspeaker.Rendy memang sedang sibuk. Tubuhnya mengkilat bermandikan keringat. Sedang di bawahnya Winda menatap penuh harap. Tetapi Rendy lebih mementingkan ponselnya yang berdering di detik-detik yang salah. Hanya karena di layar ponsel terbaca 'Informan'."Ma-maaf mengganggu, Tuan. Tapi ini tentang adikmu. Katanya, harus segera melaporkan kabar apapun tentang Dony kepadamu," sahut suara di seberang sana."Sebaiknya ini kabar yang sangat penting! Karena kamu menggangguku di saat yang keliru!""Buku. Dony kehilangan sebuah buku. Dia marah sampai gampang banget gebukin orang," jawab si informan. "Ini termasuk kabar penting, kan?""Buku apa yang hilang?" tanya Rendy sembari mengerutkan kening, lalu meraih ponselnya dan mematikan pengaturan loadspeaker-nya. Kemudian menempelkan di telinga kirinya. Dia tak ingin percakapan berikutnya terdengar oleh telinga sang pelayan yang sedang ditindih tubuhn
Terakhir Diperbarui: 2021-07-13
Chapter: Ketahuan"Dasar cewek enggak bertanggungjawab!" umpat Dony geram.Pagi itu Dony sudah menunggu lama di lorong belakang sekolah. Tetapi tak seorang pun yang muncul di sana.Berani benar dia? Apa Laila cuma satu-satunya cewek di SMA elit yang tidak mengenalnya? Tidak memuja sejuta pesona Dony seperti cewek lainnya?Parahnya, Dony cuma tahu nama cewek itu saja. Laila.Dony ingat kemarin dia sempat membaca kartu siswa milik cewek itu."Kalau enggak salah ingat, di kartu tertulis cewek itu kelas 10. Berarti dia kelas 11 sekarang," gumam Dony kemudian. "Hmmm ... Tapi, cewek itu di kelas 11 yang mana?""Mau cari cewek kelas 11?" ulang suara Reno. Sahabat Dony itu entah sejak kapan muncul di situ."Mau tahu aja!" sahut Dony. "Ngapain kamu di sini?""Tuh, si bangkai nyariin kamu!" lapor Reno. "Dia kebingungan dah kayak kehilangan ekor!"Sejenak Dony mengerutkan kening untuk mencerna kalimat ajaib sahabatnya. Biasanya Ang
Terakhir Diperbarui: 2021-07-12