Chapter: TAMAT1 Bulan kemudian.... Mila terdiam cemas di atas brangkar rumah sakit, ia sangat takut hari ini adalah hari persalinan yang telah dinanti. Arjuna sedari tadi terus menenangkannya. "Kak, Mila takut salah satu dari kami gak selamat," ujar Mila dengan raut wajah murung. Sejujurnya Arjuna juga khawatir. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menyemangati istrinya itu. andai Arjuna dan Mila bisa bertukar peran, Arjuna akan dengan senang hati mengambil alih tanggung jawab Mila. Ia tak ingin melihat Mila kesakitan. "Tenang, Mbul, kamu pasti bisa jangan pikirin yang aneh-aneh," balas Arjuna menciumi ubun-ubun Mia, mencoba menenangkan wanita itu. "Bunda mana, Kak?" "Bunda lagi beli perlengkapan." "Kak, Mila bener-bener takut," Mila kembali mengulang perkataannya, sungguh ia sangat takut saat ini. Apalagi setelah ia membaca artikel tentang kematian ibu muda saat bersalin, hal itu membuat ia merasa sangat takut untuk melah
Terakhir Diperbarui: 2022-03-30
Chapter: KAIN PUTIHJasad Saras masih berada di ruangan UGD setelah di bersihkan. Arjuna tidak kuasa lagi melihat wajah pucat pasi gadis itu, ia memilih duduk di luar ruangan saat keluarganya datang menemui Saras.Arjuna merasa begitu bersalah. Saras dengan berani mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan nyawanya, pikiran Arjuna kembali ke masa lalu saat ia dan Saras masih berusia delapan tahun.Sore itu di taman bermain sekolah SD. Saras dan Arjuna masih bermain ayunan, mereka menunggu Wulan yang katanya akan menjemput. Tapi Mama dari Arjuna itu tidak kunjung datang. Saras dan Arjuna kecil tampak bahagia, ditemani ibu guru cantik berkerudung crem senada dengan pakaian dinasnya."Juna, nanti kalo kamu besar kamu mau jadi apa?"Arjuna yang ditanya hanya diam, dia belum memiliki cita-cita."Polisi," balasnya asal."Wah, kalo gitu Saras mau jadi polwan deh. Biar bisa sama-sama terus sama Arjuna!"Arjuna tersenyum mengejek. "Polwan itu harus tinggi, kamu kan
Terakhir Diperbarui: 2022-03-30
Chapter: PERPISAHANSetelah mendengar cerita Mila, hari ini Arjuna mulai mengatur rencana, ia meminta bantuan kepada sahabatnya Nakula, untuk melacak keberadaan Kevin. Setelah kejadian kemarin Arjuna tidak pergi ke mana pun, Mila terus memeluknya erat tidak membiarkan Arjuna beranjak sedikit pun darinya. Dering telepon baru saja masuk, jakpot tampaknya rencana Arjuna akan berjalan lancar, si pelaku mengantarkan nyawanya sendiri. Panggilan itu dari Kevin.Arjuna menekan tombol hijau, ia diam membiarkan psikopat gila itu bicara."Halo Mila sayang masih ingat suara aku? Tentu kamu masih ingat akukan pacar kamu. Kamu bisa lari kemarin tapi saat kamu kembali kudapatkan. kamu tidak akan bisa lolos dengan mudah," suara tawa terdengar di seberang sana. Arjuna mengepalkan tangan ia sungguh kesal saat ini, api amarah menggebu-gebu dalam hatinya.Panggilan di matikan sepihak oleh Arjuna. Arjuna hanya butuh panggilan Kevin agar dia lebih mudah melacak posisi pemuda itu. Arjuna membangunk
Terakhir Diperbarui: 2022-03-30
Chapter: TERLEPASKevin membuka kamar kurungan Mila dengan perasaan senang, dia sudah bersusah payah memasak semua makanan kesukaan wanita itu. Dia ingin kembali mengenang masa lalu saat mereka saling peduli lewat masakan. Namun wanita yang tadinya berada di atas kasur kini telah hilang entah ke mana. Kevin menarik seprei kasar, membanting semua barang-barang yang ada di sana. Dia tidak mau wanitanya pergi meninggalkannya lagi."MILA LIHAT SAJA AKU GAK AKAN BIARKAN KAMU LOLOS KALI INI!" Kevin melangkah cepat menuju mobilnya, ia yakin Mila belum jauh dari sana. Tempat itu bukanlah tempat yang terekspos khalayak ramai jadi tempat ia bebas bergerak sesukanya.Mila berlari secepat yang ia bisa, ia memegangi perutnya yang sakit, Mila terus berlari di tambah hujan deras makin membuatnya kesulitan. Jalanan licin membuatnya memutuskan untuk berjalan tanpa alas kaki. Mila berdoa semoga saja ia bisa lolos dari psikopat gila itu."Aaakhh! Sa-sakit," Mila terus berlari ke
Terakhir Diperbarui: 2022-03-30
Chapter: BUKAN DIA YANG DULU"Mila cuman cinta suami Mila! Lepasin Mila Kevin!" Teriak Mila lantang. Ia khawatir dengan bayinya air mata yang ia tahan kini berhasil lolos dari pelupuk matanya."Gak, kamu cuman cinta aku! Mila hanya cinta kevin!" Mila dan kevin tiba di sebuah rumah mewah yang jauh dari pusat kota, Kevin membuka pintu mobilnya dengan kasar, ia langsung mengendong Mila memasuki rumah megah itu.Rumah itu berada jauh dari rumah penduduk, di sekitar rumah itu hanya ditumbuhi pepohonan besar dan tinggi, rumah itu adalah rumah almarhumah Ibu Kevin. Ibu Kevin pernah mengalami gangguan mental hingga akhirnya diasingkan di rumah tua yang masih tampak cantik dan megah itu.Mila meronta, terus memukuli dada Kevin yang menggendongnya. "Kak Kevin lepas! Biarin aku pergi!""Gak, sayang, kamu dan aku akan hidup bahagia di sini." Kevin tersenyum manis. Ia membaringkan Mila di atas ranjang king size milik almarhumah Ibunya. Mila meronta ingin melepaskan diri dari Kevin,
Terakhir Diperbarui: 2022-03-30
Chapter: PSIKOPATHari ini selesai simulasi, Arjuna mengantarkan Mila ke Mal, katanya dia ingin membeli beberapa perlengkapan mandi dan beberapa barang pribadi untuknya."Mbul, maaf ya, aku ngga bisa temenin kamu. Di kafe ada masalah sedikit, kamu ngga pa-pa 'kan aku tinggal? Jangan matiin HP kamu, kalo ada sesuatu langsung telepon aku!" Arjuna mengingatkan."Iya. Siap.""Tapi bener nih, ngga apa-apa kamu sendirian gini?" tanya Arjuna, kembali memastikan."Ihhh, Kak Juna. Kaya aku anak kecil aja yang harus dijaga terus, udah pergi aja Kak.""Hm, yaudah. Aku pamit." Arjuna mengecup puncak kepala Mila untuk berpamitan, segera saja Arjuna masuk ke dalam mobil setelah ia merasa yakin bahwa Mila bisa dia tinggal sendirian.Mila berkeliling, setelah satu minggu tidak keluar dari apartemen karena takut bertemu Kevin, akhirnya ia bisa kembali menghirup udara segar. Berbelanja adalah salah satu rutinitas yang disukai Mila, mungkin bukan cuman dia saja, sepertiny
Terakhir Diperbarui: 2022-03-30
Chapter: 17 (Latihan Futsal)Part 17 (Latihan Futsal) Sore ini Bima akan latihan futsal dengan timnya. Ia sudah siap-siap dengan jersey yang melekat dibadan tegapnya. Guru olahraga yang merangkap menjadi pelatih mereka mengatakan bahwa beberapa bulan lagi akan ada turnamen antar SMA-se Bandung. Semua merasa sangat excidet menyambut datangnya hari itu. Bima menatap pantulan dirinya dalam cermin, setelah dirasa siap ia keluar dari kamar dan menarik knop pintu. Zea saat ini sedang asyik selonjoran disofa ruang tamu. Ia sibuk mengunyah keripik. Bima ikut duduk disamping cewek itu dan mencomot satu potong keripik dan langsung dihadiahi pelototan tajam Zea. Bima mendengus. “Pelit banget sih, sama laki sendiri.” “Suka-suka gue, sana lo pergi. Hus, hus,” jawab Zea sembari mengibaskan tanggan. “Dasar, udah cebol, istri gue, lagi,” Bima keki ia berdiri dan mengacak rambut Zea. “ Gue pergi dulu, jangan ke mana-mana. Gue pulangnya
Terakhir Diperbarui: 2021-06-22
Chapter: 16 ( Bima ditembak)Zea membanting pelan tasnya di atas meja, Amel yang melihat kehadiran sahabatnya langsung menepuk-nepuk pundak Zea di depannya."Ze, lesu banget, kayaknya?""Au, aku lagi males.""Eh, kamu tau nggak?""Apa?""Si Bima sama Conan, ikut main di tem Futsal. Katanya sih sementara, kan kita bentar lagi lulus," ujar Amel."Oh." Zea berpikir sejenak, kalau Bima ikut tim futsal. Ia bisa punya banyak waktu bersama Rey."Serius 'kan?" tanya Zea menahan senyum kemenangannya."Iya, emang... Bima nggak ngasih tau?""Enggak," jawab Zea sambil menggeleng pelan.Suasana kelas kembali riu setelah bel masuk berbunyi. Bima berjalan di koridor dengan kedua adik kelas di kanan dan kirinya."Duluan," ucap Bima."Siap, bang. Kita tunggu di lapangan!" uc
Terakhir Diperbarui: 2021-06-20
Chapter: 15 (Gara-gara Kecoa)Sepulang sekolah. Bima dan Zea sepakat untuk pindahan hari ini, semua baju-baju dan barang-barang yang Zea butuhkan sudah dikemas rapih dalam koper. Apartemen Bima cukup luas, dapur dan segala isinya lengkap. Zea langsung duduk di kursi pantri saat dirinya baru saja menjelajahi hunian barunnya itu. "Suka nggak?" tanya Bima yang ikut duduk di samping Zea. "Suka... oh iya, kamar aku yang mana? Aku mau masukin baju-baju." "Tuh..." Tunjuk Bima pada pintu bercat putih gading di bagian kiri mereka. Zea mengerutkan kening, seperi ada sesuatu yang janggal. "Kalo kamar kamu yang mana? Aku tadi, nggak liat ada kamar lagi selain ruangan kosong?" tanya Zea binggung. "Iya, itu... kamar aku dan kamu. Emangnya, aku mau kamu suruh tidur dimana?" "M-maksudnya... kamu sama aku tidur sekamar?" "Iya." "Nggak bisa! Pokoknya aku nggak mau tidur berdua lagi sama kamu!" Bima menaikan sebelah alisnya binggung, ia tersenyum c
Terakhir Diperbarui: 2021-06-19
Chapter: 14 (Balikan)Keduanya mengangguk walau tidak mengerti dengan tingkah Rey yang tiba-tiba terlihat aneh. Rey buru-buru berljalan menjauh, tidak menoleh sama sekali. "Mana teme lo berdua?" tanya Conan, ia duduk di samping Xion yang menunduk gugup. "Maksud lo, si Rey?" tanya Geva, ia menatap Conan dengan kening berkerut. "Iya, Bima mau ngomong sama dia." "Kita berdua nggak tau, dia emang nggak masuk satu minggu ini," kata Geva berbohong. "Kalian nggak bohong, kan?" tanya Bima yang ikut duduk di samping Geva. "Haha, bro. Emang muka gue, kayak muka penipu gitu?" Geva tertawa melengking, mencoba menetralisir kegugupannya. Bima mengangguk paham dan menarik Conan untuk pergi bersamanya. " Okey, thanks infonya," ucap Bima sembari memberikan senyum ramah. Mereka berjalan menjauhi bangku kedua pemuda itu. "Huf... untung dia percaya, ya, nggak Gev. Keliatanya si Rey ada problem nih sama si murid baru itu?" Geva
Terakhir Diperbarui: 2021-06-06
Chapter: 13 ( Trio Sekawan)Rey memutuskan untuk masuk hari ini. Belakangan ini ia sibuk mencari uang dengan membantu paman Ujang menjadi kernek. Rey mensater motor Cb 100nya, ia berhenti di depan warung untuk mengisi bensin. Dikeluarkanya selembar uang berwarna ungu dari saku celananya. Ia kembali menerjang dinginya udara pagi, berusaha menghindar dari Bima. yakin pemuda itu akan memberikan perhitungan kepadanya. Jika ditanya takut? Rey akan menjawab jujur bahwa ia merasa takut bahkan sangat takut. Bayangan wajah Zea yang tersenyum hangat saat menyapanya kini membuat rasa bersalah itu kian membuncah. Tepat pukul 06: 12 Rey tiba di sekolah. Sekolah masih sangat sepi hanya ada dua kendaraan yang ada di parkiran. Rey Menarik tudung hoodie hitamnya. Ia berjalan menunduk, kedua tanganya ia masukan kedalam saku celana. Rey persis seperti orang yang takut ketahuan maling. Ekor matanya melirik kanan dan kiri saat tiba di kelasnya tanpa halangan Rey menarik nafas lega dan duduk bersanda
Terakhir Diperbarui: 2021-06-04
Chapter: 12 (Malam Pertama)Zea duduk di kasurnya, setelah acara yang melelahkan itu akhirnya ia bisa istirahat juga. Bima membuka pintu kamar Zea perlahan, ia ikut duduk di samping istrinya itu sambil melepaskan jas.Zea meneguk ludah susah, jantungnya berdetak kencang saat Bima membuka dua kancing teratas kemejanya. Pipi Zea bersemu merah hal itu membuat Bima mengerutkan dahi."Lo kenapa?""Ngak pa-pa, ngapain kamu duduk di sini? Kamu tidur di sana..." Zea menunjuk sisi di belakang mereka dengan telunjuk di mana biasanya sofa panjang tempat Zea membaca buku tertata rapih di pojok kamar, mata Zea membelalak saat tidak mendapati benda empuk itu."Dimana?" tanya Bima heran.Zea berjalan mendekati tempat bekas sofa empuknya." Lah kok ngak ada?! Sofanya tadi masih di sini... jangan-jangan..." Zea berjalan cepat membuka lemari penyimpanan selimut dan karpet tapi tidak ia dapati satu pun benda penghangat itu di sana."Ah, Mama... mama pasti yang re
Terakhir Diperbarui: 2021-06-02