Pernikahan Politis
Ana Sh
Akhtar dalam tekanan untuk segera menikah demi mendapat dukungan suara saat Pilkada. Ia digandeng sebagai calon Wakil Bupati. Tentu saja kriteria calon istrinya selain salihah, juga memenuhi syarat dari keluarga yang berpengaruh di tengah-tengah masyarakat.
Rasa enggan Akhtar untuk kembali menikah bukan tanpa alasan. Hasna –mendiang istrinya- baru memasuki 100 hari wafat akibat terkena covid-19 pasca persalinan. Nama Hasna masih tersimpan rapi di relung hati pendakwah sekaligus pebisnis itu.
Tak ada pilihan bagi Akhtar selain tetap melangsungkan pernikahan yang dibubuhi kepentingan politis. Arisha Luana menjadi pilihan paling tepat. Ia adalah putri dari pengasuh pondok pesantren Riyadus Sholihin yang mempunyai pengaruh kuat di tengah-tengah masyarakat. Sebuah kondisi yang sempurna untuk meraup banyak dukungan demi memenangkan prosesi pemilihan. Kendalanya satu, paras Arisha yang mirip Hasna sebab mereka adik kakak, menjadikan Akhtar makin sulit melupakan mendiang istrinya.
Bagaimana dengan Arisha? Orang lain mengira Arisha bersedia begitu saja dijodohkan dengan mantan kakak ipar karena semata patuh pada titah sang abah. Padahal, ia punya misi tersendiri, menggagalkan Akhtar terjun ke ranah politik praktis. Kenapa?
Apa jadinya dua orang yang berbeda pemikiran disatukan dalam ikatan pernikahan? Apa saja yang akan dilakukan Arisha untuk mewujudkan misinya?