Tak Lagi Menua Bersama
Saat aku pergi ke rumah sakit untuk memeriksa apakah percobaan bayi tabung keempatku berhasil, aku melihat Erwin Sentosa yang katanya sedang dinas luar kota, dengan hati-hati menopang seorang gadis muda dan cantik keluar dari departemen kebidanan.
Perut gadis itu membesar, tampak sudah hampir melahirkan.
Erwin hanya terlihat panik sesaat, lalu segera melindungi gadis itu di belakang tubuhnya.
“Jennie, Keluarga Sentosa butuh seorang anak untuk meneruskan garis keturunan. Setelah anak ini lahir, kita akan kembali seperti dulu.”
Nada suaranya yang tegas terdengar jelas di telingaku. Aku tersenyum dan mengangguk menyetujuinya.
Di tengah tatapan terkejutnya, aku diam-diam menyembunyikan hasil pemeriksaanku.
Di hari gadis itu melahirkan, aku meninggalkan surat perceraian… dan pergi dari hidupnya untuk selamanya.