kuro no maou spoilers

"Your Highness." "Lady Eiren." Di bawah langit malam yang kelam, tanpa sedikit pun memunculkan cahayanya sang bintang apalagi cahaya sang rembulan. Di tengah-tengah taman yang banyak ditanami bunga eglantine yang merumpun, … juga di antara hujan taburan kelopak bunga pohon plum yang jatuh meluruh. Beserta di sekitar beterbangannya bola-bola cahaya api, dilengkapi dengan kepakkan sayap kecil ratusan kupu-kupu merah muda. Mereka berdua, sepasang anak muda berlawanan jenis, yang masing-masing darinya sedang mencium harumnya setangkai bunga keramat pun, … saling berhadapan satu sama lain, dengan ekspresi muka yang tampak begitu serius. "Daripada Tunangan saya, …." "Daripada Tunanganku, …." Berbicara bersamaan sekaligus bergerak secara bersamaan pula, mereka … lekas melanjutkan ucapan yang sempat terjeda dengan menggunakan suara yang lantang, seraya mengasongkan tangkai bunga yang tengah dipegang sendiri untuk cepat-cepat diberikan kepada sang lawan bicara. "… Saya akan memilih Anda!" Sang pemberi bunga yang melambangkan cinta mati, yaitu bunga mawar hitam, … Lady dari kediaman Marquess Eiren, Darissa. "… Aku akan memilihmu!" Juga sang pemberi bunga yang melambangkan banyak kebebasan, yaitu bunga bakung laba-laba merah, … pangeran kedua kerajaan Aethelred, Lancient. "MARI/AYO KITA MENIKAH!" Sudah memutuskan untuk bekerja sama di kesempatan kedua ini, … dalam membalaskan dendam mereka.

By the second year of my marriage to Quentin Lambert, we had a son. Fast forward five years, and I was basically a human cookbook, agonizing over every pinch of salt like it was rocket science. One night, Quentin tossed out, "Too much salt." And our son? He didn't even blink—he dumped the whole pot down the drain right in front of me. That's when it hit me—pure exhaustion, like a tidal wave. I told Quentin I wanted a divorce. He didn't even bother looking up. "Is that really necessary?" I nodded, my voice flat. "It is."

I run into a group of rogues on my way home for my daughter's birthday. I call my wife for help, but she blocks my number. I'm dragged out of the car, stabbed a dozen times, and thrown into the bushes to die. My neck is broken, and my organs are spilling out of my body. The rogues think I'm going to die—they even mention each other's names before me. Then, they drive off in my car while whistling happily. I hold onto my head and organs as I crawl to the roadside, hoping against hope that someone will save me. Before I'm taken to the hospital, I see my wife's social media update—she and her secretary have taken a sweet photo together while celebrating our daughter's birthday. The first thing I do after being discharged is demand a divorce.

"This is the body donation agreement, Mr. Lewis. Please sign here." Joel Lewis looks at the paper before him. His hand trembles as he grips a pen. The other party can sense his hesitance. They say considerately, "Body donation is a big thing, and it's normal for people to change their minds at the last minute. You can go home and discuss this with your family—" "I've already signed it." Joel smiles bitterly. "Family" is a term that's beyond him. There's no longer any space in his wife's heart for him, after all.

Our seventh wedding anniversary. I sat at the dining table—alone. My phone buzzed, lighting up with two messages. First, from Tom: [Working late at the office tonight.] Second, anonymous: [Tom is incredible. Can you even keep up?] Attached was a picture of him, lips locked with a woman I didn't recognize. I blew out the candles on the anniversary cake. Eyes shut, I typed back: [Let's divorce.]

The owner of a small company gives me an expensive bag as a gift because I want to invest in his company, yet his wife mistakes me for a homewrecker. She and her entourage crash my engagement party and trash the place. "All homewreckers need to go to hell!" "Shameless women will always be shameless. Strip her so everyone online can see what she looks like!" "Share the livestream and like it, everyone! We'll disfigure her once we hit 500 thousand likes!" Not only does my fiancé refuse to help, but he even announces that the engagement is off. "A homewrecker doesn't deserve to marry me!" I repeatedly warn them not to act rashly, but they ignore me. So, I give them each a swift punch to the gut before stepping on the perpetrator's face. Then, I call my secretary. "Tell Mr. Lane that I'm pulling out of the investment. Also, call the police and my lawyer. I've been robbed and insulted in public—I want the culprits to go to jail for this!" My fiancé regrets everything and asks me for a reconciliation, but I kick him aside. "Get lost! I'm not dumpster!"

Impian Kaisar menjadikan Dita sebagai cinta pertama dan terakhirnya harus kandas. Adik sahabatnya itu, tiba-tiba menikah dengan pria lain. Cinta yang sudah dipendamnya selama sembilan tahun terpaksa berakhir. Hal yang paling Kaisar sesali, dia tak pernah menyatakan perasaan pada cinta pertamanya itu. Sebagai perwira polisi yang berwajah rupawan, sebenarnya bukan hal yang sulit untuk Kaisar mendapatkan cinta. Namun, karena hatinya sudah tertaut pada Dita, membuat Kaisar tak pernah sekali pun menanggapi para gadis mendekatinya. Karena itu, Kaisar merasakan patah hati yang teramat dalam saat Dita menikah. Bagaimana perwira muda itu menyembuhkan patah hatinya? Mampukah Kaisar move on dari Dita dan membuka hatinya untuk wanita lain? --- Mohon dukungan, kritik, dan saran yang membangun. Mari berteman di IG @kokoro.no.tomo.82 dan FB kokoronotomo82

The Alpha of the Grey Peak pack has been blessed by the Goddess with twins, Moira and Patrick. But as the time nears to name the next Alpha, the fight for who will run the pack pits Alpha against Luna and the twins against each other. Moira's wolf is an Alpha Wolf and they posses all the traits and powers of an Alpha, but the pack's traditions state that Patrick should be the next Alpha. As the Luna pushes to uphold tradition and the Alpha seeks to protect his pack, both young werewolves must grow up, find their mates, and accept the future before them.

Kalah menjadi abu. Menang menjadi arang. Ini adalah kisah tentang pertikaian sengit di antara para putri yang ikut serta di dalam perebutan mahkota Putri Purba. Tujuh bersaudara yang sedari kecil hidup bersama-sama dengan bahagia, … mulai menjalani hubungan persaudaraan yang kacau nan berantakan, … dikala mahkota yang didamba-damba telah jatuh ke tangan putri yang bahkan sama sekali tak mengharapkan takhta kerajaannya sedari awal. Akankah takhta kembali beralih kepada orang yang sudah seharusnya menerimanya sedari awal? Ataukah sang putri yang dijatuhi bingkaian hiasan kepala terbuat dari logam mulia, lengkap dengan intan dan juga permata itulah, … yang pada akhirnya akan tetap menjadi pemimpin kerajaan? "Apa kau ingin tahu, kesalahan terbesar apa yang pernah dibuat olehku di sepanjang hidupku ini?" Sang putri tertua kerajaan ini, si Putri Mahkota yang bahkan tak dapat menggapai gelaran mahkotanya lagi, Putri Purbararang, … bertanya dengan wajah yang pahit terhadap sang putri baik hati, yang saat ini tengah berdiri berhadapan dengannya diluar sel penjara. "Kesalahan terbesarku adalah, pernah membuat hatiku yang sudah hancur ini, untuk menyayangimu dengan segenap hati …." Dia berucap lirih semacam itu, diiringi dengan lelehan air mata. "… Purbasari." Air mata keputusasaan yang akan senantiasa ia dapatkan, dikala berhasil dikalahkan oleh adik kandungnya sendiri, Putri Purbasari, lagi dan lagi.

Luna Elvira, 18 tahun. karyawan. Ditinggalkan oleh sang ayah membuatnya harus menjadi seorang yang mandiri dan pekerja keras. Ibunya yang memiliki penyakit yang cukup parah, membuatnya harus bekerja dan memaksanya untuk melupakan cita-citanya untuk menjadi dokter. Saat Luna telah diterima bekerja di sebuah restoran, ia malah dicurigai telah menjadi selingkuhan dari pemilik restoran.