Karma

My Alpha husband, Ryder, has always hated the sound of a crying pup. But recently, he started caring for my adopted sister's newborn pup, staying by its side in the nursery every night until dawn. Every time Ryder left our bedroom for the nursery, an inexplicable stabbing pain would pierce through my chest. This agony would last all night until dawn when he returned. I had finally reached my breaking point. At the Full Moon Festival, I announced in front of the entire pack that I was rejecting our mate bond. The pack's mind-link erupted with whispers that the battle had damaged my mind. A golden light ignited in Ryder's eyes as he stared at me in disbelief. "Because I was too busy to check on you when you were injured, you're rejecting our bond over a six month old pup?" I didn't meet his eyes. Instead, my gaze lingered on the faint lipstick mark smudged inside his collar. My voice trembled, yet it did not waver. "Since you love her pup so much, once our bond is severed, you can openly be the father."

Di acara perayaan hari keluarga taman kanak-kanak, suamiku Gaius beralasan ada urusan kantor dan bahkan menyuruhku dan putri kami untuk tidak ikut menghadirinya. Melihat wajah kecewa putriku, hatiku terasa sakit. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi sendiri bersamanya. Saat baru sampai di taman kanak-kanak, aku melihat Gaius sedang menggendong seorang anak laki-laki di satu tangan, sementara tangan lainnya menggandeng Sunlina, teman masa kecilnya. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia, berbincang dan tertawa bersama dengan akrab. Saat melihat diriku dan putri kami, Gaius mengerutkan dahi, lalu buru-buru melepaskan tangan Sunlina. "Jangan salah paham, Yuri. Sunlina itu ibu tunggal dan membesarkan anaknya sendirian. Hari ini ulang tahun anaknya yang kelima, jadi dia hanya ingin anaknya merasakan kasih sayang seorang ayah." Aku menatapnya dengan tatapan penuh arti, lalu berjongkok dan menggenggam tangan putriku, berkata, "Sayang, ayo panggil om."

Lucien Marchand m'a laissée, alors que j'étais enceinte et que je faisais une hémorragie, devant l'hôpital pour aller chercher sa cliente. J'ai perdu mon bébé à cause de cela. Alors que j'étais très faible, Lucien a délibérément touché mon ventre avec ses mains glacées. Au milieu de la nuit, sa cliente a dormi avec Lucien dans la chambre à côté de la mienne. Elle a laissé un sous-vêtement dans la chambre. Les parents de Lucien sont venus voir le bébé sans savoir qu'il était déjà mort. Lucien m'a présenté des excuses hypocrites. Mais pendant notre dernier repas, il a quand même été appelé par sa cliente. Après mon départ, Lucien a appris la fausse couche et était dévasté. Il est venu me présenter ses excuses de lui-même. Je ne l'ai pas pardonné. Nous avons quand même divorcé. Plus tard, ils ont tous été choqués en apprenant que j'étais la patronne de l'entreprise. Finalement, Lucien est devenu un légume. Il a laissé une énorme dette à sa cliente. Et moi, j'ai trouvé un nouveau petit ami.

Setelah istriku mengalami keguguran. Menurut dokter, dia tidak akan bisa hamil lagi seumur hidupnya. Istriku menangis-nangis meminta maaf kepadaku, menyuruhku untuk melupakannya dan mencari wanita lain yang bisa memberiku anak. Aku memeluknya dengan hati pilu dan menegaskan padanya bahwa aku tidak peduli kami punya anak atau tidak. Saat aku memeluknya pula, dia tidak bisa melihat bahwa bibirku menyeringai. Obat aborsi tradisional yang aku beli dari desa rupanya benar-benar manjur dan bekerja lebih cepat dari dugaanku. Karena bayi yang dia kandung sama sekali bukan anakku.

I was sitting at the police station. My landlord scolded me harshly and pointed at my nose. Out of nowhere, my mother called and berated me mercilessly. “Chloe went to your place and disappeared! Did you lose her?!” “I know you’ve had grudges against me and your brother all these years, but how could you take it out on your niece?” In my previous cycle, when my mother told me Chloe was missing, I panicked and searched for her everywhere. Instead of helping, my mom and brother’s entire family dragged me to court without hesitation. I could not understand it. Chloe disappeared on her way to my place. How was that my fault? I begged the police to clear my name and review all the surveillance footage in the city. But the footage showed Chloe arriving at my door that day, and I opened the door for her. After that, she was gone, as if she had vanished into thin air. I stared blankly at the footage of her hopping cheerfully into my apartment. I had no way to explain myself. My sister-in-law lost it. She was convinced I had killed Chloe and threw boiling oil at my face in a fit of rage. I ended up in the hospital. I was disfigured and completely crushed, both physically and emotionally. No matter how hard I tried, I could not recall ever opening the door for Chloe. When I opened my eyes again, I found myself back on the day Chloe disappeared.

Adik angkat suamiku mengajakku keluar makan, tapi saat makan terjadinya gempa bumi. Suamiku selaku seorang pemadam kebakaran di waktu pertama datang menolong kami. Tapi karena kami tertimpa di satu batu, dia hanya bisa menolong seorang dulu, akhirnya dia memilih menolong adik angkatnya yang banyak penyakit itu dan memilih tidak menolongku yang sedang hamil lima bulan. Aku meminta tolong dia untuk menolongku. Tapi dia hanya membiarkan batu besar menimpa patah kakiku. “Anggi sejak kecil banyak penyakit, kalau dia tetap di sini, dia akan mati.” Tapi setelah aku meninggal, dia malah gila.

My dad collapsed from a sudden heart attack and died. The shock hit my mom like a freight train, and she blacked out cold. By the time I raced home from college, his body had already been reduced to ashes in the crematorium. Grief barely had a chance to sink in before the debt collectors pounded on our door. That was when the ugly truth emerged. My dad had secretly racked up billions in loans, saddling my mom and me. A year later, the relentless harassment from those goons drove my mom to despair. She ended her life, and I was forced to drop out of school, scavenging dumpsters just to scrape by. But fate had a cruel twist in store. I spotted my "dead" dad, alive and thriving, hosting an extravagant birthday bash for his secret son. I stormed in, desperate for answers, only to be hurled out by security. My head cracked against the pavement, and everything went black. When my eyes fluttered open again, I was inexplicably back on that fateful day of my dad's heart attack.

Tiga hari setelah satu bulanan anakku, suamiku, Raka, mengatakan bahwa dia harus melakukan perjalanan dinas. Dia meninggalkanku, membuatku menjaga anak kami sendirian. Tiga hari kemudian, aku baru sampai rumah sakit dan melihat teman masa kecil suamiku yang bernama Indah mengunggah foto keluarga. Dia juga menambahkan tulisan di bawah foto yang dia unggah. "Foto liburan bahagia kami bertiga sekeluarga." Aku terkejut saat melihat Raka tersenyum lebar dalam foto itu, jadi aku menuliskan komentar tanda tanya. Dalam hitungan detik, Raka menelepon dengan nada menuduh. "Dia ibu tunggal, aku merasa kasihan karena nggak ada laki-laki yang menjaganya. Aku cuma nemenin dia foto saja, kenapa reaksimu berlebihan sekali?" Malamnya, Indah kembali memamerkan foto kalung emas. "Setelah mengambil foto keluarga, dia maksa ngasih aku kalung emas." Aku tahu bahwa Raka membeli ini agar Indah tidak marah. Namun, kali ini aku berniat meninggalkannya.

Demi menyelamatkan perusahaan sang ayah, Marlina menjual dirinya pada seorang CEO tampan, perusahaan ternama. Kevin Andreas. Dia membantu perusahaan saingannya, dengan Marlina sebagai imbalan. Berpikir akan hidup bahagia dengan pernikahannya. Wanita itu malah mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Marlina dianggap sampah tak berguna, karena tidak bisa memberi Kevin keturunan. Bisakah dia bertahan dengan pernikahan ini? Karena meluluhkan seorang CEO arogan, bukanlah sesuatu yang mudah.

Di kehidupan sebelumnya, Winda Atmaja secara buta percaya pada seorang bedebah. Hanya sebelum meninggal barulah dia tahu bahwa kaisar bisnis yang ditakuti semua orang, Hengky Pranoto, begitu mencintainya.Mendapatkan kesempatan kembali ke masa lalu, Winda bersumpah tidak akan mengulangi kesalahan dan akan menjatuhkan para pengkhianat dengan tangannya sendiri! Tidak hanya itu, dia akan pastikan untuk mendapatkan hati Hengky di kehidupan ini!Apa gunanya menjadi ratu entertainment atau pianis ternama? Semua itu tidak sebanding dengan dewa bisnis yang berbisik di telinganya dan memanggilnya, "Nyonya Pranoto, seharusnya kamu fokus padaku."