Bukan Jendral Tapi Pangeran
Pangeran Ibram Al-Ikram terpaksa menjadi Pangeran Makhota Kerajaan Akhtaran. Demi kakaknya, Raja Abram Al-Abrar yang belum juga dikaruniai pewaris dengan sebuah syarat. Ia hanya akan menikah dengan gadis pilihannya dan tidak boleh ada yang berhak mengatur istrinya, termasuk raja. Raja Abram tak punya pilihan dan setuju meski beberapa mentri kerajaan keberatan.
Kedamaian kerajaan terusik saat ratu diracuni dan para tabib tidak memiliki penawarnya. Diambang keputusasaan, seorang tabib memberitahukan rumor tanaman langka miliki Ratu Maura dari Kerajaan Dharmajaya. Ibram menyanggupi syarat apapun dari Ratu Maura dengan menyamar sebagai Jendral Harimau Putih utusan kerajaannya. Ratu Maura menambahkan syarat agar jendral menghadiri pertunangan putrinya dengan Pangeran Kerajaan Jaraban. Setidaknya kehadiran jendral yang terkenal itu disegani tamu kerajaan lain dan tidak mengacaukan pertunangan putrinya, Putri Ahana.
Pertunangan yang jadi harapan Kerajaan Dharmajaya, justru berubah menjadi kacau karena Ahana yang terkenal dengan kecantikannya terlihat buruk rupa dan langsung ditolak Pangeran Jaraban. Ketika Raja Kerajaan Jaraban berteriak di hadapan semua tamu, siapa yang sudi menikahi putri buruk rupa itu? Jendral Harimau Putih mengatakan dirinya bersedia dan mengejutkan semua orang.
"Kau bodoh Jendral, memungut sesuatu yang sudah dibuang putraku," ucapnya angkuh dan para tamu pun tertawa.
"Anda lebih bodoh lagi, melepas sesuatu yang berharga saat kesempatan itu ada dalam genggaman kalian. Yang Mulia Ratu Maura, aku Pangeran Ibram Al-Ikram dari Kerajaan Akhtaran meminta izin meminang putrimu, Putri Ahana sebagai satu-satunya istriku," ucapnya seraya membuka topeng harimaunya.
Apakah jawaban Ratu Maura? Bersediakah Ahana menjadi istri Pangeran Ibram saat gadis itu dilema, ingin menjadi rakyat biasa atau menyelamatkan harga dirinya? Apakah Ibram akan menarik kata-katanya saat mendengar pengakuan Ahana jika dirinya tidak memiliki agama yang kembali mengejutkan semua orang?
106.9K DibacaOngoing