Bab 177 Amina mengenakan baju terbaiknya. Ia mematut dirinya lama sekali di depan kaca. “Ibu sudah cantik, kok,” kata Ayang geli, melihat sikap ibunya yang bolak – balik menatap cermin. “Benarkah? Ibu merasa kurang pede,” kata Amina. “Yang dikatakan Ayang benar. Ibu cantik sekali.” Bik Susi mengacungkan dua jempolnya. Hari ini ia tidak berjualan dengan Amina, karena Reynard mengajak semuanya pergi. Fahri yang telah berpakain rapi lalu memotret sang Ibu dan memperlihatkannya pada Amina. “Ibu cantik!” Anak itu tersenyum bahagia. Amina tersipu, mendapat pujian dari keluarganya. “Ngomong – ngomong, Reynard mau mengajak kita kemana ya, Bik?” Baru saja Amina selesai bertanya, Reynard sudah muncul di depannya. Pakaian dia rapi dan wangi. “Aku akan membawa kalian ke tempat spesial,” jawab Reynard dengan senyum lebar. “Apa kalian semua sudah siap?” “Sudah dong.” “Kalau begitu, mari kita berangkat.” “Mas Rey, kita mau naik apa?” tanya Bik Susi. “Naik mobil dong, Bik. Masak mau naik
Bab 178 – Last Episode Jantung Amina serasa mau berhenti, wajahnya seketika memucat melihat Mama dan Neneknya Eril hadir di sana. Wanita itu melepaskan pelukannya. “Kenapa kamu memeluk Amina di sini? Lebih baik bawa Amina ke KUA. Jangan bikin malu orang tua!” kata Iswati bengis. Sontak, Amina terkejut. “Kejutan apa lagi ini, Rey?” tanyanya kebingungan. Reynard, Bu Hesti, Pak Mulyadi, dan Diana bertepuk tangan. “Luar biasa sekali acting Bu Iswati ini. Cocok jadi pemeran antagonis,” ucap Pak Mulyadi bersemangat. “Hesti, kamu mestinya ambil dia untuk salah satu sinetronmu?” Bu Hesti tertawa. “Urusan talent, aku kan pakarnya. Bu Iswati sudah aku kontrak. Baru saja kami menandatangi surat – suratnya.” Iswati tersenyum malu. Amina semakin bingung. “Ril… tolong jelaskan semua ini kepadaku?” “Biar saya yang menjelaskan,” kata Bu Hesti. “Amina, seperti yang saya bilang sebelumnya. Saya mempunyai dua kejutan. Yang pertama adalah kembalinya Eril bersama kita. Dia sangat mencintaimu,
Jika kamu suka ceritanya, subcribe yuk!05082022Amina selesai menyanggul rambutnya yang panjang, setelah itu dia memoleskan lisptik warna nude ke bibirnya. Kemudian ia merapikan baju kemejanya. Senyum gadis itu mengembang melihat pantulan dirinya di cermin.Hari ini adalah hari pertama Amina bekerja di toko emas milik kakak iparnya Wahyu yang menikah dengan Ajeng, kakaknya. Usia mereka terpaut 4 tahun.Karena ketiadaan biaya, selepas SMA Amina tidak melanjutkan kuliah, dia menganggur selama setahun. Dia senang sekali ketika Ajeng dan Wahyu pulang kampung lebaran kemarin lalu menawarinya pekerjaan.“Amina, kalau kamu sudah selesai berdandan cepatlah keluar dan beli sarapan,” kata Ajeng dari ruang keluarga.Amina cepat-cepat keluar menemui kakaknya. “Aku sudah menyiapkan sarapan Kak, ada nasi goreng dan telur ceplok.”Ajeng melihat adiknya dari atas ke bawah. Timbul rasa iri di hatinya. Postur tubuh Amina tinggi semampai. Pakaian apapun bagus ia kenakan.Amina juga cantik, dia memiliki
Bab 2 06082022 "Amina, kamu mau kan?" tanya Jazuli lagi. Sedetik pun ia tak melepaskan pandangannya pada kecantikan gadis muda itu. Jazuli terpesona dengan Amina! "Eng, gak tahu ya Om. Saya tidak bisa berjanji." Perut Amina mendadak kaku berada di dekat Om Jazuli. Pandangan pria tua seperti seekor serigala lapar yang siap ingin menelannya bulat - bulat hingga ia kesusahan bernapas. Amina merasakan waktu berjalan sangat lambat. Tak berselang lama, 2 karyawan lelaki Toko Emas Murni datang. Amina mengetahuinya karena membaca nama toko kakak iparnya tertulis di kaus seragam yang mereka pakai. "Pagi Pak," sapa Yoga ramah. Tampilan rambutnya sangat klimis. Matanya melirik pada Amina. Bau pomade menusuk hidung Amina. Sedangkan kawannya yang bernama Rudi tersenyum cengengesan memperlihatkan giginya yang sedikit menonjol ke depan. "Pagi juga," jawab Jazuli. "Kenalkan, ini Amina, karyawan baru di sini. Amina adalah adiknya Ajeng." Mata Jazuli memperhatikan karyawannya. "Awas, kalian
Bab 306082022Sepulangnya dari tempat kerja, Amina tidak langsung pulang ke rumah kakaknya, melainkan pergi ke taman dan duduk di bangku kayu dengan wajah murung.Kejadian di toko tadi membuat Amina resah memikirkan bagaimana menjalani hari-hari selanjutnya. Sanggupkah ia bertahan bekerja di toko emas kakak iparnya?Bercerita dan mengadu pada Wahyu apalagi Ajeng kakaknya bukanlah solusi. Ia sangat mengenal kakaknya. Perempuan itu takkan mempercayai ceritanya dan bakal akan menuduhnya macam-macam.Berhenti bekerja? Nyali Amina ciut menghadapi cacian Ajeng yang pasti akan mengungkitnya tak tahu diri.Hhhh… Amina menghela napas panjang. Hatinya menggigil antara mengingat pelukan Om Jazuli dan ketakutannya menghadapi hari esok. Ia lalu pulang.Sementara itu di depan rumahnya, Ajeng berdiri seperti seorang satpam. Berkali-kali ia melihat ke jam dinding. Wajahnya dongkol karena Amina belum pulang. “Kemana aja sih anak itu!”Wahyu yang sudah tiba terlebih dahulu, memperhatikan istrinya. “Su
Bab 4 07082022“Tumben pagi-pagi ke rumah, Pak?” sapa Wahyu yang sedang menyiram tanaman. “Bapak mau sarapan di rumahmu. Amina apa sudah selesai memasak?” Jazuli langsung masuk ke dalam rumah.Wahyu menghentikan kegiatannya dan mengikuti langkah Bapak. “Ma, ada Bapak datang,” teriaknya dari garasi.“Iya!” jawab Ajeng dari kamar dan cepat-cepat menyelesaikan memakai make-upnya. Kemudian menemui bapak mertuanya di ruang tamu.Mata Ajeng mengerling curiga melihat penampilan Jazuli yang perlente. Gaya berpakaian koboi, celana jeans, kemeja flannel, sepatu bots dan topi koboi. Mertuanya tampak gagah sekali.“Mau ke mana Pak?” tanya wanita itu.“Mau ke sini setelah itu ke toko. Kenapa? Kamu aneh melihat mertuamu ganteng begini?” tanya Jazuli dengan tergelak. Lelaki itu lalu duduk di sofa.Ajeng mesem dan melihat ke suaminya. “Pa, tuh lihat gaya pakaian Bapak, modelnya kekinian. Lihatnya enak, gak kayak kamu, jadul!” ucapnya masam. Ia berubah membandingkan cara berpakaian kedua lelaki itu.
Bab 5 07082022 Toko Emas Murni milik Om Jazuli lebih besar besar daripada milik kakak iparnya. Lokasi tokonya strategis, di tengah - tengah kota, dekat dengan pasar dan Mall. Pembelinya lebih ramai. Menurut yang Amina dengar dari pembicaraan pengunjung, mereka suka dengan model perhiasan yang up to date. Ada 4 orang karyawan lelaki. Semua sudah berumur, Amina mengira usianya di atas 30 tahunan. Amina hanya satu-satunya perempuan yang bekerja di situ. Dia sangat kikuk sekali. Apalagi saat melihat mobil Om Jazuli datang. Bertambah takutlah Amina Jazuli memanggilnya. "Amina sini, tolong bantu Om belikan roti di minimart." Sebenarnya itu hanya taktik Jazuli supaya bisa berbincang dengan Amina secara pribadi Amina datang. "Tadi Om ke rumah mau menjemputmu. Eh kamu sudah berangkat." Jazuli tersenyum melihat Amina. Walau memakai baju sederhana, Amina cantik sekali. Jazuli sulit menahan detak jantungnya yang berdegup lebih cepat. Jazuli menyerahkan uang seratus ribu ke tangan Ami
Bab 608082022 Amina kesulitan bernapas. Wajahnya pucat pasi. Keberanian yang dimilikinya menguap. Ia masih ingin hidup dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Dengan takut dan perut menahan mual, dia mengikuti perintah Om Jazuli.Tampak lelaki tua itu keenakan. “Teruskan Amina! Teruskan!” Matanya seperti orang mabuk. Lelaki itu terus mendesah. “Owh… aku cinta kamu Amina!” Dia terus menekan kepala Amina ke kemaluannya.Mertua kakaknya itu memang gila!Tenggorokan Amina seperti tersumpal daging yang kian menegang. Kemudian daging itu mengeluarkan cairan kental di dalam mulutnya. Tanpa sadar Amina menelannya. Rasa cairannya sangat menjijikkan!Perut Amina berontak dan berdesakan mau keluar. Dia tak tahan lagi dan berlari ke kamar mandi mengeluarkan semua isi perutnya. Setelah itu dia terduduk di lantai kamar mandi yang dingin. Namun, menyadari apa yang ditelannya tadi. Amina kembali muntah, hingga isi perutnya kosong. Gadis itu berdiri sempoyongan.Jazuli tak mengindahkan Amina. Dengan