Home / Romansa / Tawanan Cinta Sang Penguasa / Chapter 11 - Chapter 18

All Chapters of Tawanan Cinta Sang Penguasa: Chapter 11 - Chapter 18

18 Chapters

Bab 11. Untouchable man

Berbeda dengan para mafia yang cenderung begerak di dunia gelap, Marco Valley adalah seorang CEO muda dengan aura kepemimpinan yang kuatPria itu tak tertarik dengan perkelahian ataupun aksi ilegal dalam bentuk apapunKekuasaannya bukan didapat dari senjata api atau ancaman kekerasan, melainkan dari strategi bisnis yang cermat dan visi yang tajam. Ia memimpin perusahaan teknologi terkemuka, ValleyTech, dengan tangan besi yang terbalut sutra. Keputusan-keputusannya tegas, namun selalu didasari oleh perhitungan yang matang dan analisis yang mendalam.Marco bukanlah tipe orang yang gemar pamer kekayaan. Kemewahan yang ia miliki tersembunyi di balik kesederhanaan penampilannya. Jas mahalnya selalu rapi, namun tak pernah mencolok.Arloji mewah di pergelangan tangannya hanya terlihat sekilas, namun cukup untuk menunjukkan statusnya. Ia lebih suka menghabiskan waktu di kantornya, bergelut dengan angka-angka dan strategi bisnis, daripada menghadiri pesta-pesta me
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Bab 12. Kontrol Hiriety

Marco melonggarkan dasinya, dia sudah cukup menahan emosi berhadapan dengan seorang pelayan yang tak tahu diri.Bukan hanya sekali dua kali ada pelayan yang melemparkan diri padanya. Ini sudah hampir yang ke sepuluh kalinya dan alhasil Marco harus mengganti pelayannya dengan yang baruSetelah memberikan perintah pemecatan dan mencari orang baru pada Ducan, kepala pelayannya. Marco berjalan menuju kamarnyaKetika ia membuka pintu kamar, pandangannya langsung tertuju pada Hiriety yang sudah ada di atas ranjang"Bagaimana rapatnya, Valley?" tanya Hiriety, suaranya manis dan menggoda.Marco terdiam sejenak, memandangi Hiriety. Ia merasa terkejut, tapi juga… tertarik. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi ia juga tidak ingin menghindarinya.Marco hampir lupa dengan keberadaan wanita itu di rumahnya. Hiriety sungguh berada di atas ranjangnya hanya dengan pakaian dalam yang transparan“Aku mendapatkan ini dari
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Bab 13. Kecanduan

Berbagai macam gaya dan lokasi sudah direalisasikan oleh Marco.  Selama seminggu penuh, setelah kegiatan mereka di dalam kamar mandi, Marco terus memasuki Hiriety. Tak peduli di mana pun, kapan pun, bahkan siapa yang ada di sana—batas-batas ruang dan waktu seolah sirna,  hanya tersisa gairah yang membara di antara mereka. Marco terus memuaskan gairahnya,  tak pernah terhenti saat bersama Hiriety.  Intensitasnya meningkat setiap hari,  menunjukkan betapa dalam dan tak terduga pengaruh Hiriety terhadapnya.Marco mengakui,  jika Hiriety adalah wanita pertamanya dalam arti yang sesungguhnya.  Selama 28 tahun hidupnya,  baru kali ini dia begitu haus akan seks,  haus yang bukan sekadar hasrat fisik,  tetapi juga sebuah kebutuhan emosional yang mendalam. Marco sadar jika dia telah kehilangan kendali atas dirinya sendiri,  bahwa ia telah terjebak dalam permainan Hiriety.  Ia mulai mempertanyak
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Bab 14. Kalut

Marco meraba samping tempat tidurnya. Begitu menyadari ranjang itu kosong, mata gelapnya terbuka sempurna.  Amarah meledak,  sebuah gelombang panas yang membakar dari dalam.Hiriety tak ada disanaWanita itu,  yang telah mengacaukan hidupnya,  telah menghilang.  Ia melompat dari ranjang,  tubuhnya menegang karena amarah yang menggebu. Setelah mengenakan celananya yang berserak di lantai, Ia berteriak,  suaranya menggema di ruangan mewah itu,  suara yang penuh dengan  kekuasaan dan  kemarahan yang tak terkendali."Hiriety!"  teriaknya,  suaranya  pecah  karena  kemarahan.  "Di mana kau?!"Keheningan.Hanya keheningan yang menjawab teriakannya.  Amarahnya semakin membuncah.  Ia mengacak-acak rambutnya,  menghancurkan  kesempurnaan  penampilannya.  Ia  mencari,  mencari  di  setiap  sudut  kamar, 
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Bab 15. Marco cemburu

Hiriety mengerang pelan, rasa nyeri yang tajam menjalar dari lengannya yang sudah cedera sejak awal. Dia menggigit bibir, mencoba menahan rasa sakit yang tiba-tiba menghantamnya seperti gelombang pasang.Marco, yang masih berada di atasnya, menegang. Tatapan gelapnya yang penuh gairah berubah, seketika dipenuhi ketegangan dan… kekhawatiran?"Aku tak sengaja" gumamnya, suaranya sedikit bergetar.Hiriety terkekeh kecil meskipun wajahnya sedikit pucat. "Kau terlalu ganas, Valley."Marco segera bangkit dari atas tubuh Hiriety, menarik selimut untuk menutupi tubuh Hiriety sebelum dengan cepat meraih pergelangan tangan wanita itu dengan hati-hati. Setelah gips itu terbuka, Marco melihat betapa buruknya kondisi lengan Hiriety—kulitnya memerah, tampak lebih bengkak dari sebelumnya—rahangnya mengeras.“Kenapa kau tak kau katakan jika ini sakit?”Hiriety menatap dengan bingung “Aku tak merasakan sakit”
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more

Bab 16. Posesif

Marco mendekati Hiriety yang masih duduk dengan santainya di sofa. Ia tampak tenang, bahkan hampir acuh tak acuh terhadap aura bahaya yang dipancarkan Marco.Tatapan pria itu tajam, rahangnya mengeras, dan auranya mengancam, menciptakan suasana tegang yang mencekam di ruang tamu yang luas itu. Keheningan menyelimuti mereka, keheningan yang dipenuhi dengan emosi yang tak terucapkan.Marco berhenti beberapa langkah di depan Hiriety, menatapnya dengan intens. Ia berusaha untuk mengendalikan amarahnya, tetapi emosinya masih bergejolak di dalam dirinya"Apa yang kau lakukan tadi?" geram Marco, tatapannya tajam.Hiriety mengedip manja, tangannya yang bebas menelusuri dada Marco dengan santai. "Aku hanya menggodanya sedikit. Kau marah?"Marco menahan rahangnya yang menegang. "Hiriety, aku memperingatkanmu..."Hiriety terkekeh, lalu dengan sengaja menarik Marco lebih dekat. "Dan jika aku memang sengaja membuatmu cemburu, lalu apa?"Hiriety be
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more

Bab 17. Masih Tawanan?

"Selamat pagi, tawananku" sapa Marco, suaranya datar, namun ada sesuatu yang berbeda di dalamnya. Ada kegelisahan, ada ketakutan yang ia coba sembunyikan di balik penampilannya yang tegas.Hiriety terkekeh lucu, mata abu-abunya menatap kedua pergelangan kakinya yang diborgol dengan rantai panjang yang tertambat pada tiang pilar ranjang. Rantai besi itu berkilau di bawah sinar matahari pagi yang menerobos jendela kamar tidur yang mewah itu."Kau benar-benar melakukannya" Hiriety mendesah dramatis, menatap borgol di kakinya dengan ekspresi terhibur. "Aku harus mengakuinya, Valley. Kau lebih gila dari yang kukira."Marco berdiri sambil menyandarkan bahunya ke dinding dengan tangan terlipat di dada. "Aku hanya memastikan kau tetap di sini."Hiriety mengangkat sebelah alis, lalu dengan santai menjulurkan kakinya yang terikat rantai. "Dan kau pikir ini akan menghentikanku?"Marco menyeringai kecil. "Kau tidak bisa pergi jauh dengan itu, Walton." Tatapann
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more

Bab 18. Mistake

Phantom Rolls-Royce itu melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan Washington dengan brutal. Kedua tangan Marco mencengkeram kemudi erat-erat, rahangnya mengeras, dan matanya dipenuhi kemarahan.Pikirannya kacau.Sialan.Dia sudah bilang pada Hiriety bahwa dia tak akan menyentuh Selena lagi. Dia bahkan sudah mulai… melepas obsesi itu. Tapi sekarang, Yurid malah membuat semuanya semakin buruk.Dan yang lebih parah—bagaimana reaksi Hiriety setelah ini?Marco memukul setir dengan keras.Brengsek!Di kursi penumpang, ponselnya bergetar lagi. Nama Yurid tertera di layar, tapi Marco menolak menjawab.Dia menekan pedal gas lebih dalam. Rumah Lily berada di pinggiran kota, sebuah tempat yang cukup tersembunyi dan jauh dari pusat keramaian. Di sana, dia pernah menyembunyikan banyak orang… tapi dia pernah berpikir akan menyembunyikan Selena di tempat itu.Ketika kepalanya hanya dipenuhi dengan Selena
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more
PREV
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status