All Chapters of Rujak Pedas di Muka Istriku: Chapter 11 - Chapter 16

16 Chapters

Bab 11a. Minta Maaf

Bab 11: Minta MaafMas Radit turun dari mobil dan menghampiriku. “Astaga, Ana. Susah sekali mencarimu.”“Untuk apa mencari Ana, Mas?”“Ibu selalu menangis ingin bertemu kamu.”“Ana sudah memaafkan Ibu.”“Ibu ingin bertemu denganmu langsung. Kalau kamu benci pada Adrian, seharusnya tidak perlu membenciku dan Mbak Yuri, apa lagi Ibu.”“Ana tidak membenci kalian.”“Kalau begitu jangan menghindar. Kasihan Mbak Yuri, Ana. Ibu selalu mengamuk. Dimandiin ingin Ana, disuapin nolak pengin Ana. Pokonya Mbak Yuri gak bisa istirahat karena ibu selalu mengamuk ingin ketemu Ana.”Aku menghela napas. Aku bisa membayangkan kesulitan Mbak Yuri yang harus mengurus orang tua stroke yang punya keinginan.“Please, Ana. Kalau tidak bisa datang buat ibu setidaknya datanglah untuk Mbak Yuri.”Aku menimbang. “Oke, Ana akan datang. Tapi ada syaratnya.”“Apa?”“Jangan bilang Mas Adrian kalau kalian bertemu Ana. Ana tidak mau bertemu dengan Mas Adrian. Dan kedatangan Ana hanya untuk menengok, tidak untuk yang la
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Bab 11b. Minta Maaf

Aku membuka bingkisan yang dikemas keresek ini. Begitu membuka isinya aku langsung merasa mual sampai ulu hatiku terasa nyeri. Aku masih ingat bentuk, rasa, dan pedasnya rujak yang diberikan Mas Adrian. Aku masih hafal bagaimana menyambutnya dengan segenap suka cita berharap bisa memakan rujak. Aku juga tak akan pernah melupakan Mas Adrian yang menumpahkan seluruh rujak pedas ke mukaku. Perut mual dan ulu hatiku sakit. Aku tak bisa menahan diri hingga aku mengotori mobil Mas Radit. Mas Radit langsung turun dan membuka pintu belakang. Mulanya aku menduga bahwa dia akan marah atau memaki-maki karena sudah membuatnya jijik, tapi Mas Radit malah menyerahkan tisu. "Cium ini Ana." Mas Radit buru-buru menyerahkan obat oles. Dia mengajakku ke luar karena mobil jadi kotor. "Maaf Mas, aku mengotori mobilnya." "Kamu bicara apa? Itu hanya mobil." Mas Radit menyerahkan tisu basah. "Bersihkan diri kamu ke toilet, Mas akan membersihkan mobil." "Jangan, Mas. Mas Radit tunggu saja, biar Ana yang
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Bab 12a: Pamer Kemesraan

Bab 12: Pamer KemesraanAwalnya aku akan menumpang tinggal di yayasan sementara saja, setidaknya sampai punya uang sendiri, tapi Mbak Diana memintaku tetap tinggal di yayasan mengingat aku yang sering bantu-bantu para pengurus.“Dari pada kamu tinggal di luar, harus bayar kontrakan dan makan, mending kamu tinggal di sini, Ana. Mbak lihat para pekerja merasa terbantu dengan adanya kamu,” seru Mbak Diana.“Sebetulnya Ana mau-mau saja, tapi tempat ini kan untuk orang yang membutuhkan, Mbak. Ana sudah punya uang dan Ana tidak termasuk pada orang yang membutuhkan itu.”“Ya tak apa-apa kamar juga masih banyak yang kosong. Kita saling membutuhkan. Apa lagi kamu harus ngajar ngaji malam hari, Mbak khawatir ada masalah sama kandungan kamu. Mbak sering lihat kamu memberikan motivasi buat anak-anak yatim dan pengidap kanker di sini. Pak Tomo, yang kemarin selalu ngamuk gara-gara kecewa tak diurusi keluarganya saja sekarang bisa adem ayem kok habis ngobrol sama kamu.”Aku tersenyum sambil berpiki
last updateLast Updated : 2025-04-22
Read more

Bab 12.b: Pamer Kemesraan

“Mangganya terlihat enak, ya?”“Mangga punya orang lain, Mas. Ayo sebaiknya kita pulang.” Aku takut air liurku meleleh.“Tunggu dulu.” Mas Radit menghampiri sekuriti, lalu dia meminta mangga yang ada di sana. “Adik saya sedang hamil muda, Pak. Boleh saya minta?”“Boleh saja, Mas. Asal petik sendiri.”“Gampang.”“Mas, tidak perlu.” Aku menghadangnya.“Kamu tunggu di sini. Mas manjat sebentar.” Mas Radit menaikkan lengan sweter. Kemudian dia langsung manjat. Memetik tiga mangga dengan mudah. Setelahnya dia loncat turun.“Tiga ya, Pak.” Mas Radit menunjukkan Mangga muda yang dipetiknya pada sekuriti.“Ya,” seru sekuriti pendek.“Punya kantong keresek. Ini masukkan.”“Ada kantung obat.” Aku mengemasi mangga muda itu dengan perasaan sangat bahagia. Aku memang tak bisa makan rujak, tapi mangga muda ini bukan rujak. Jadi aku pasti bisa memakannya.Sepanjang jalan, aku memeluk tasku dengan amat senang. Aku akan langsung memotongnya begitu sampai di yayasan.Mas Radit mengantarkanku sampai ger
last updateLast Updated : 2025-04-22
Read more

Bab 13.a: Radit Keterlaluan

Bab 13: Radit Keterlaluan (Pov Adrian)Jujur aku sangat syok melihat Ana bersama Pak Rafasya. Kok bisa dia berkenalan dengan orang atas. Aku pun sulit sekali ingin berbicara dengan Pak Rafasya—harus menunggu berjam-jam.Istri kurang ajar. Apa dia selingkuh dengan bosku?"Mas, Kok, diam saja." Ketrin menghempas tanganku yang sejak tadi dia peluk."Aku juga tidak tahu kenapa Ana kenal sama Pak Rafasya.""Jangan-jangan mereka selingkuh? Lihat Pak Rafasya hari ini bawa mobil apa? Itu mobil yang gak pernah dia bawa ke kantor loh. Masa orang yang gak spesial diajak pake mobil mewah itu. Pak Rafasya bukain pintunya pula." Ketrin jadi gusar. Dia buru-buru ke jalan raya untuk melihat kepergian Ana."Aku harus cari tahu kenapa Pak Rafa bisa kenal sama si kampungan itu. Masa iya jadi selingkuhannya Pak Rafa. Gak mungkin selera Pak Rafa rendahan begitu. Dia lagi buncit pula."Aku tidak suka mendengar perkataan Ketrin yang terakhir. Ana bukan buncit, dia hamil anakku.Aku segera naik mobil dengan
last updateLast Updated : 2025-04-22
Read more

Bab 13.b

Minggu berikutnya. Aku kembali menunggu Ana di depan masjid. Aku tak yakin dia akan kembali. Tapi usaha saja.Ana ternyata datang. Aku segera menghampirinya. Menangkap tangan wanita yang buru-buru mau kabur ini."Tunggu, Ana!""Ada apa lagi sih, Mas. Mau pamer kebahagiaan lagi?"“Ayo kita pulang!”“Pulang? Sejak kapan aku punya tempat di rumah itu?”“Mas minta maaf, Ana. Mas hanya emosi malam itu.” Aku tidak mengerti perasaanku, tapi rumah itu harus diisi kembali oleh Ana. Rumahku terlalu sepi tanpa Ana.“Tapi perbuatan Mas Adrian membuat aku mengerti kalau Mas Adrian tidak akan pernah mencintaiku dan bayi yang aku kandung.” Ana selalu bilang ‘Ana’ pada dirinya sendiri. Sekarang dia menyebut ‘aku’ seolah menunjukkan kalau aku bukan orang terdekatnya lagi.“Itu tidak benar, Ana.”“Itu artinya Mas mencintaiku?”Aku terdiam. Bimbang.“Aku tahu jawabannya. Mas Adrian hanya minta aku kembali untuk Ibu kan? Agar aku bisa menemani Ibunya Mas Adrian. Maaf, Mas. Aku tidak bisa.” Ana kembali be
last updateLast Updated : 2025-04-22
Read more
PREV
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status