Home / Urban / Tukang Pijat Tampan / Chapter 21 - Chapter 26

All Chapters of Tukang Pijat Tampan: Chapter 21 - Chapter 26

26 Chapters

Peringatan Iwan

Iwan masih duduk di meja bersama Anton dan Cindy, sesekali menyeruput es teh manisnya sambil melontarkan keluhan tentang Adit. Ia masih kesal karena Tia menolak tawarannya untuk diantar pulang kemarin sore."Gue nggak ngerti, kenapa Tia lebih milih Adit daripada gue?" Iwan menggerutu, mengaduk es teh di depannya dengan kasar.Anton terkekeh. "Bro, lo terlalu serius. Siapa tahu dia cuma kasihan sama Adit.""Iya, kan. Aku juga mikir gitu. Tia itu ramah dan baik orangnya. Apalagi Adit selalu ditindas Pak Rudi! Semua juga tahu soal itu. Dan nggak ada yang mau dekat dengan Adit karena takut sama Pak Rudy!” tambah Cindy, setengah bercanda. "Mungkin dia cuma baik doang."Iwan mendengus. "Kasihan gimana? Jelas-jelas beda! Kalau cuma kasihan, kenapa dia nolak gue buat anterin pulang? Nggak masuk akal, kan?"Namun, sebelum ada yang sempat menjawab, terdengar suara yang tidak asing.Iwan menoleh, dan seketika wajahnya menegang. Tia masuk bersama Adit. Mereka terlihat akrab, berbincang ringan sam
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Iwan Gelap Mata

Adit berjalan santai ke luar klinik setelah jam kerja berakhir. Hari itu cukup melelahkan, lebih tepatnya lelah di pikiran sebab ia tak mendapatkan klien selama seharian itu.Tetapi ia tetap merasa tenang. Ia hanya tak mendapatkan tips mungkin. Atau bonus yang hanya diperoleh dari banyaknya klien yang ia tangani. Namun tetap mendapatkan gaji tetap.Di titik itu, sebetulnya Ranu kepikiran saran Larasati; pindah tempat kerja, menjadi terapis di klinik lain. Namun ia tak mau menyerah begitu saja. Lagipula, ia belum lama bekerja. Jika tiba-tiba keluar, pengalaman kerjanya di tempat itu masih belum cukup valid untuk digunakan melamar di tempat lain.Di dekat pintu keluar, Tia sudah berdiri dengan senyum cerahnya."Adit! Pulang bareng, yuk?" sapanya riang.Adit tersenyum tipis. "Aku naik ojek, motorku masih di bengkel. Tadi pagi aku tinggal gitu aja!""Oh iya, aku lupa. Ya sudah, ayo kita pesan ojol aja!” kata Tia.“Kamu kenapa nggak bawa motor sendiri, Tia? Kayaknya sebelum ini kamu bawa m
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bertemu Ratna Lagi

Adit berdiri di tepi jalan, menatap layar ponselnya, hendak memesan ojek baru. Ia menghela napas panjang. Sial juga, baru separuh perjalanan dan kini ia harus keluar uang lagi untuk sampai ke rumah. Tapi sebelum sempat menekan tombol pemesanan, suara deru mesin mobil menarik perhatiannya.Sebuah mobil merah cerah melambat dan berhenti tepat di depannya. Adit mengerutkan kening, merasa tak asing dengan kendaraan itu. Benar saja, saat jendela sisi pengemudi terbuka, wajah Ratna muncul dengan senyum lebar."Lho, Adit? Kok bisa di sini?" sapa Ratna dengan nada riang.Adit mendekat ke jendela, masih sedikit terkejut. "Eh, Kak Ratna? Kebetulan sekali. Aku baru mau pesan ojek."Ratna tertawa kecil. "Kebetulan apanya? Jangan-jangan ini takdir? Mau ke mana malam-malam begini?""Pulang, Kak. Tadi ada urusan sedikit." Adit menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Hmm... kalau begitu, ikut aku saja. Aku juga lagi cari teman makan malam. Kamu lapar, kan?"Adit menatap Ratna sejenak, lalu melirik per
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Serangan Jahat Pak Rudi

Ratna menatap Adit dengan sorot mata penuh godaan. Bibirnya membentuk senyum menggoda, sementara jari-jari lentiknya berputar-putar di sekitar gelas minumannya.Pemuda itu, sungguh ajaib; Ratna masih terngiang dengan sensasi sentuhan Adit, sebuah rasa yang langka dan tak terlupakan. Ia menginginkannya lagi, dan ia ingin tahu lebih banyak dengan melewatkan malam panas dan basah bersama lelaki itu.Suami yang jauh, dan kebutuhan biologis yang tak terbendung, kadang membuat Ratna serasa gila."Jadi, gimana? Kita ke hotel aja? Aku janji, nggak bakal bikin kamu nyesel," ucapnya dengan suara rendah, nyaris berbisik.Adit terkekeh kecil, mengusap tengkuknya dengan canggung, menyembunyikan rasa paniknya, dan juga harga dirinya. Sejujurnya, sebagai seorang lelaki, seorang pemuda, ia pun juga penasaran ingin tahu seperti apa itu bercinta."Aku sebenarnya pengen, kak Ratna. Tapi hari ini capek banget. Seharian aku mijat banyak klien, rasanya tenaga udah terkuras habis. Aku takut malah nggak bisa
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Skors atau Dipecat?

Pak Rudy dan klien gadungan itu mengajak Adit ke ruang manager. Ada dua terapis lain yang ikut-ikutan.Celina menatap heran kedatangan orang-orang itu.“Anda manager di sini?” kata si klien sewaan itu.“Benar. Ada apa ini?” tanya Celina mencoba tetap bersikap tenang dan profesional.“Terapis Anda ini sungguh bodoh! Dia hampir mencelakaiku. Pijitannya membuat kakiku terasa sakit dan hampir patah!” ucapnya menggebu-gebu.“Saya bahkan baru memijitnya, ibu...” Adit langsung menyela membela diri.“Hei diam kau!” Pak Rudi menghardik Adit.Keributan di ruang manajer semakin memanas. Celina duduk di belakang meja kerjanya dengan ekspresi tegang, sementara di depannya, seorang pria setengah baya dengan wajah merah padam terus mengoceh. Dialah klien yang mengaku mengalami cedera akibat pijatan Adit. Di sebelahnya, Pak Rudi berdiri dengan wajah penuh kepuasan."Saya tidak peduli! Saya akan menuntut klinik ini jika pemuda itu tidak dipecat!" bentak si klien, suaranya menggema di seluruh ruangan.
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bos Ingin Bertemu

Pak Rudi merasa galau. Tadinya, ia berpikir ingin mencari surat medis palsu untuk menyingkirkan Adit. Tapi setelah mendengar ucapan Celina, ia berpikir keras. Gawat juga jika sampai Adit disukai oleh bosnya.‘Brengsek. Bagaimana caranya menyingkirkan anak itu! Sial! Sebenarnya apa yang ia lakukan? Kenapa klien-klien selalu senang dan puas dengan pelayanannya?’ Pak Rudi tak habis pikir.Ia segera menemui orang sewaannya tadi, memberikan bayaran dan menyuruhnya pergi begitu saja. Tak ada kelanjutan dari sandiwara itu. Lagipula, ia juga tak mau keluar uang terlalu banyak. Tadinya ia berpikir, hanya dengan peristiwa itu saja, Adit bisa dipecat. Namun ternyata tidak juga. Celina masih berpihak kepada Adit. Ia sangat tahu hal itu.Jadi kegelisahan Pak Rudi kali ini adalah ingin mencari tahu, apa rahasia Adit; kenapa kliennya bisa puas.Sementara itu, usai berbicara dengan Pak Rudi, Celina memanggil Adit yang saat itu gelisah menunggu keputusan.Sesungguhnya ia sangat kesal. Ia tahu ia dijeb
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status