All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan: Chapter 141 - Chapter 150

152 Chapters

BAB 141

Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Langit yang biasanya penuh bintang kini hanya dihiasi awan kelabu, seakan menyimpan semua rahasia bumi. Di dalam kamar yang remang-remang, Ilona berbaring di sisi tempat tidur, matanya terbuka menatap langit-langit. Beberapa kali ia membalikkan tubuh, menarik selimut, lalu melemparkannya lagi. Hatinya berkecamuk.Egar, yang sedari tadi berpura-pura tidur, akhirnya membuka mata. Ia menoleh, memperhatikan gerak-gerik istrinya. Ia tahu, Ilona bukan sedang kesulitan tidur karena hal sepele. Ada sesuatu yang berat menekan pikirannya.“Kenapa? Gak bisa tidur?” tanya Egar dengan suara lembut, nyaris berbisik.Ilona menghentikan gerakannya. Perlahan ia duduk di atas ranjang, menatap Egar dengan sorot mata yang letih. “Iya,” jawabnya pelan, suaranya seperti
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

BAB 142

Malam itu, kamar terasa hangat bukan karena suhu, tapi karena hati yang saling menemukan tempat berteduh. Ilona tertidur dalam pelukan Egar, setelah perbincangan panjang yang mengguncang perasaannya. Mereka membicarakan Kezio, luka yang belum sembuh, dan rasa bersalah yang belum pergi. Tapi dibalik itu semua, mereka punya satu hal yang membuat beban terasa lebih ringan—cinta.Cinta yang membuat mereka saling menguatkan, saling mendengar.Egar memandangi wajah Ilona yang akhirnya tertidur. Ujung mata Ilona masih tampak sedikit basah, tapi kini lebih tenang. Ia mengusap lembut rambut istrinya dan membisikkan pelan, “Semua sudah ditakdirkan bertemu, tidak perlu disesali.”Dan malam itu, mereka akhirnya terlelap dalam pelukan. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok, tapi mereka yakin: masalah apa
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

BAB 143

Tiga hari telah berlalu sejak Anita menetap di rumah Ilona dan Egar. Tiga hari yang terasa cepat, tapi penuh dengan momen yang begitu berharga.Selama itu, Anita benar-benar menggunakan waktunya untuk mengenal Ilona lebih dalam. Ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana putrinya kini hidup dengan baik, jauh dari bayang-bayang masa lalunya. Ada kebanggaan terselip di dalam hatinya, walaupun kenangan tentang kesalahan Ilona di masa lalu—hamil sebelum menikah dengan Romy—sesekali terlintas. Tapi semua itu kini terasa jauh. Apa yang ada di depan mata jauh lebih penting.Ilona bukan lagi gadis rapuh yang penuh luka. Dia kini seorang istri dan ibu yang kuat, berusaha memberikan cinta terbaik untuk keluarganya.Namun, saat matahari pagi menyorot halaman depan, Anita tahu bahwa waktunya sudah habis. Dia harus pulang."Mama pulang ya. Jaga diri kalian. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi Mama," ujar Anita, suaranya sedikit bergetar menahan perasaan.Ilona mengangguk. Ada rasa berat dalam da
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

BAB 144

Mobil melaju meninggalkan bandara, setelah hari ini, entah kapan mereka akan bertemu lagi. Semuanya tidak bisa di prediksi."Apakah Kezio pernah main tangan kepada Mamanya?" tanya Ilona pelan, tapi jelas pertanyaan itu tertuju kepada Dion dan Roy. Ternyata di dalam hatinya, dia mengkhawatirkan Anita. "Selama kami ikut Nyonya Anita, tidka pernah. Paling hanya berdebat seperti kemarin aja," jawab Dion."Syukurlah."Egar menayap Ilona lembut, sekarang dia paham apa yang mengganggu pikiran Ilona. Dia mengusap lembut punggung istrinya. "Bagaimana kalau kita ke gudang? Kamu belum pernah kan melihat gudang kita?" usulnya dengan suara hangat.Ilona menoleh, menatap wajah suaminya yang penuh perhatian. Sebuah tawaran sederhana, namun cukup untuk membuat dadanya terasa lebih ringan. Ia tahu, Egar ingin menghiburnya, mengajaknya menghirup udara segar jauh dari bayang-bayang kelam yang sempat menyelimutinya."Boleh," jawab Ilona sambil tersenyum kecil. "Iya, aku juga ingin sekali kesana. Tapi,
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

BAB 145

Angin sore itu berembus lembut dari jendela mobil yang sengaja dibuka, membawa aroma asin dari laut yang masih membekas di tubuh mereka. Ilona menyandarkan kepalanya pada sandaran jok, memejamkan mata sejenak, menikmati ketenangan setelah seharian bermain bersama keluarga. Tapi jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang sulit diabaikan.Pikiran dalam kepalanya terasa saling bertabrakan. Begitu banyak hal yang melintas di kepalanya."Tapi, entah mengapa aku merasa akan ada sesuatu yang lebih besar akan terjadi," gumam Ilona, suaranya hampir tertelan angin.Suaranya sangat lirih dan lemah.Egar, yang duduk di sebelahnya meraih tangan Ilona dan menggenggamnya dengan lembut, melirik sekilas ke arah istrinya. Ia merasakan tekanan yang sama, kekhawatiran yang membayangi kebahagiaan singkat mereka hari ini. Dia juga tidak yakin semua akan berakhir di hari ini. Apalagi hingga saat ini keluarga Ilma belum ada yang menemui Ilona. Egar merasa masih ada bayang-bayang yang akan mengancam."Sebe
last updateLast Updated : 2025-04-28
Read more

BAB 146

Pagi itu terasa istimewa di rumah kecil milik Egar dan Ilona. Matahari baru saja muncul malu-malu di balik awan tipis, namun Yumi sudah duduk manis di meja makan, mengenakan seragam TK barunya yang berwarna biru muda. Rambutnya yang hitam tebal dikepang dua rapi oleh Ilona, dihiasi pita mungil yang membuatnya tampak seperti boneka hidup.Akhirnya, hari yang dinanti-nantikan itu tiba. Yumi akan mulai masuk sekolah hari ini. "Nanti, Yumi akan banyak teman, kan, Ma?" tanya Yumi sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulut mungilnya. Matanya berbinar penuh harap.Dia bangun paling pagi dan langsung mandi. Dia begitu bersemangat untuk memulai pengalaman barunya menjadi seorang siswi."Tentu, Sayang. Banyak sekali teman-teman yang menunggu Yumi," jawab Ilona sambil tersenyum lembut."Hore! Yumi bisa main sama teman!" seru Yumi sambil mengangkat kedua tangannya kegirangan.Egar tertawa kecil melihat tingkah anak gadisnya. "Iya, Nak. Yumi pasti cepat berteman, karena Yumi anak yang baik.""Iya,
last updateLast Updated : 2025-04-28
Read more

BAB 147

Bunyi dentuman keras beberapa menit yang lalu masih terngiang di telinga Egar. Suasana dalam mobil terasa hening dan tegang. Yumi yang tadi menangis sudah berhenti nangisnya, dia hanya terkejut, sementara Gana meringkuk di dalam pelukaj Ilona, sesekali merengek kecil. Ilona memeluk keduanya erat, seolah ketakutan itu masih mengejarnya.Mobil kini berhenti di pinggir jalan, tak jauh dari lokasi kejadian. Dion, salah satu pengawal pribadi yang ditugaskan oleh Anita —sedang berbicara serius dengan Roy di luar mobil."Saya akan keluar," ujar Egar akhirnya, merasa perlu ikut mengecek kondisi mobil dan situasi sekitar.Namun Dion segera menoleh dan berkata dengan tenang tapi tegas, “Tidak, biar Roy saja, Tuan. Tetap di dalam. Ini bisa jadi belum aman.”Egar mengernyit, tak biasa dikendalikan begitu, tapi dia tahu Dion dan Roy adalah orang-orang pilihan. Mereka bukan sekadar sopir atau pengawal biasa, mereka adalah bekas anggota pasukan khusus yang kini bekerja penuh untuk menjaga keluarga i
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more

BAB 148

Pagi baru saja menyapa ketika Ilona menarik gorden jendela ruang keluarga dan menatap ke luar. Cahaya mentari yang hangat menyinari halaman, namun ada yang berbeda. Matanya menyipit ketika melihat empat sosok asing berdiri di halaman rumahnya. Mereka tidak mengenakan seragam resmi, tetapi gestur mereka jelas menunjukkan sikap profesional—berdiri tegak, mata terus bergerak memantau sekitar, tangan menyentuh alat komunikasi di telinga."Loh, itu siapa? Kenapa ada beberapa orang yang tidak dikenal? Ada apa ini?" tanya Ilona heran.Egar, yang baru saja datang dari dapur sambil membawa dua cangkir kopi, berhenti sejenak. Ia menatap keluar melalui pintu kaca besar yang menghadap halaman depan. Wajahnya tenang, tapi ada kelelahan yang tak bisa disembunyikan."Itu tim pengamanan tambahan dari Jojo," jawabnya sambil menyerahkan kopi pada Ilona. "Tapi mereka tidak menginap seperti Dion dan Roy. Mereka seperti satpam, berjaga secara bergantian, sistem shift."Ilona tidak langsung menjawab. Ia m
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more

BAB 149

Hari itu, cuaca terasa lebih panas dari biasanya. Meski matahari hanya menggantung malu-malu di balik awan, udara di sekitar rumah Ilona dan Egar seperti dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Sejak keamanan rumah mereka diperketat, setiap suara, setiap gerakan, menjadi sesuatu yang mencurigakan. Begitu juga siang itu—suara keributan di depan rumah membuat Ilona dan Egar saling berpandangan."Siapa itu?" gumam Ilona, menegakkan tubuh dari sandarannya."Apakah Mama?" tanya Egar, meski ragu. "Tapi, Dion dan Roy kan kenal sama Mama. Nggak mungkin mereka sampai teriak-teriak begitu."Ilona menggeleng, menajamkan telinga. "Itu bukan suara Mama. Itu suara laki-laki."Egar berdiri, menyambar kaus yang tergantung di kursi. "Kamu di sini saja, Sayang. Aku akan lihat siapa itu."Ilona hendak membantah, tapi tatapannya langsung redup. Ia terlalu lelah untuk berdebat hari ini. Rumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman justru terasa seperti penjara, dan kini ditambah dengan kedatangan ta
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more

BAB 150

"Sayang..." panggil Egar saat melangkah masuk ke dalam rumah, suaranya rendah namun penuh beban. Suasana di ruang tamu terasa lebih hening dari biasanya, seolah rumah itu tahu bahwa sesuatu yang besar baru saja terjadi di depan gerbangnya.Ilona segera berdiri dari kursi dan mendekat. "Siapa, Mas?" tanyanya, nada khawatir menyusup di balik suaranya. Wajah Egar terlihat berkabut, seolah menyembunyikan badai yang belum sempat reda.Egar tak langsung menjawab. Ia menggenggam tangan Ilona dan mengajaknya duduk. "Kita duduk dulu. Aku nggak mau kamu kaget," katanya lembut, namun tetap terasa ada sesuatu yang berat dalam ucapannya.Ilona mengikuti, walau dadanya mulai tak tenang. Instingnya berkata ada yang tak biasa dari kedatangan tamu itu. Bukan hanya tentang orang asing yang tak menyebutkan tujuannya, tapi tentang bagaimana Egar memandangnya sekarang—ada luka, ada keraguan, dan ada perlindungan yang lebih tebal dari biasanya."Apa kamu mau menemuinya?" tanya Egar akhirnya, menatap mata i
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
PREV
1
...
111213141516
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status