Pagi datang dengan cepat. Dina membuka matanya perlahan, mendapati Esa masih terlelap di sisinya. Wajah mungil putranya tampak begitu damai, menghapus sebagian rasa lelah yang menumpuk di hatinya. "Mulai hari ini, Kita akan memulai kehidupan yang baru, Nak," bisik Dina, mengecup lembut kening Esa. Ketukan pintu yang lembut memecah keheningan. Pintu kamar terbuka perlahan, menampilkan wajah Celia yang berseri-seri. "Selamat pagi, Sayang. Sudah bangun?" Celia bertanya, suaranya selembut hembusan angin sore. "Sudah, Ma. Terima kasih," jawab Dina seraya merapikan selimut Esa. "Boleh Mama gendong Esa? Mama sudah tidak sabar ingin bermain dengannya," Celia tersenyum penuh harap. Belum sempat Dina menjawab, Darmawan menyusul masuk. Pria paruh baya itu membawa boneka gajah kecil berwarna biru. Senyumnya lebar, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah. "Mana cucu Papa? Biar Pa
Last Updated : 2025-03-10 Read more