All Chapters of SURGA YANG TAK DIINGINKAN: Chapter 21 - Chapter 30

39 Chapters

Bab 17. Hati yang Terluka

Rani sangat terkejut sekali ketika mengetahui hampir semua galeri ponsel Dahlia berisi foto Zian. Bahkan ada yang dikolase dengan fotonya sendiri dan kata-kata romantis. "Benar dugaanku Dahlia sudah menyukai Mas Zian jauh sebelum kejadian itu," ujar Rani mulai berpikir yang tidak-tidak. Namun, ia tidak menemukan bukti kalau Zian mempunyai perasaan yang sama. Rani jadi teringat kata-kata Azka untuk menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu. Memang Dahlia tidak salah mencintai suaminya. Akan tetapi, bisa jadi salah kalau merebut Zian dengan cara yang licik dan di sini Rani merasa sebagai korbannya karena tersakiti. "Aku harus temui Dahlia dan bicara dari hati ke hati," lirih Rani yang memutuskan pergi ke rumah madunya itu. Tidak lupa Rani membawakan buah dan rujak sebagai alasan untuk datang ke rumah Dahlia. Setelah melewati kemacetan, akhirnya ia sampai di tempat tujuan. Namun, Rani tampak terkejut ketika melihat mobil Zian ada di car port rumah Dahlia. "Kenapa Mas Zian ada di rumh
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 18. Sakit

"Maaf lupa bilang sama kamu, kalau hari ini Mas pulang ke Bekasi. Tadi Dahlia sakit perut, setelah diperiksa dokter ternyata kebanyakan makan sambel rujak yang pedes," jawab Zian dengan jujur. Rani kembali bertanya, "Terus bagaimana keadaan Dahlia?" "Sudah lebih baik sih, tapi nanti Mas langsung kembali ke proyek ya. Soalnya pekerjaan di sana belum selesai!" jawab Zian sambil memberitahu. "Ya sudah, hati-hati!" pesan Rani menyudahi panggilan itu. Teh Ratih kemudian berkata, "Sudah tahu kan alasan Zian, sekarang tenangkan hatimu!"Rani tampak mengangguk dan berusaha berpikir positif. Wajar Zian mencemaskan Dahlia dan langsung datang ke rumahnya. Selain itu perjalan dari luar kota mungkin membuat suaminya lelah, jadi ketiduran. siang. Mungkin ia sedang dilanda cemburu berat karena sampai saat belum bisa menerima dimadu. Namun, sebagai orang yang pernah dibohongi Rani sudah tidak percaya sepenuhnya lagi. Kata hatinya tetap ingin melanjutkan penyelidikan itu. "Ya Allah, aku tidak t
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 19. Noda Merah

Rani memutuskan untuk pulang, padahal tubuhnya masih lemas. Rasanya ia ingin tinggal di Bogor dan menyerah dengan keadaannya. Memang Zian telah memberi penjelasan, tetapi kata hati Rani tidak bisa percaya begitu saja. Belum lagi logikanya yang terus berperang hebat dengan perasaan. Sehingga membuat Rani merasa lelah dan tersakiti. Dengan pikiran yang entah ke mana Rani menuju ke parkiran mobil. Tanpa ia sadari tiba-tiba dari arah samping meluncur sebuah mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi. Terdengar suara klakson berkali-kali bersamaan seseorang menarik tubuh Rani."Mbak, hati-hati kalau jalan hampir saja ketabrak!" ujar pengemudi mobil yang kaget melihat Rani tiba-tiba menyebrang."Maaf Pak," ucap Azka sambil memegangi bahu Rani yang bergetar. "Lain kali istrinya dijagain Mas, kalau sampai keserempet nanti saya yang disalahkan!" pesan pengemudi itu yang dijawab anggukan oleh Azka. Sementara itu Rani hanya terdiam dengan jantung yang berdetak sangat cepat. Hampir saja ia ketab
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 20. Cinta dan Gairah

Akhirnya setelah menunggu beberapa bulan, Zian bisa bernafas lega karena masalah pekerjaannya telah selesai. Orang-orang yang telah mengkhianatinya telah tertangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku. Kini ia bisa fokus menjalani pernikahan poligaminya. Sejak memberikan nafkah batin untuk Dahlia, setiap pulang ke Bekasi entah mengapa pasti Zian melakukannya lagi. Ia tidak bisa menahan hasratnya seperti dulu. Apalagi semakin hari sikap dan penampilan Dahlia membuat pria itu merasa nyaman. Sehingga Zian jadi betah berlama-lama di rumah istri mudanya karena sudah tidak bisa membedakan antara cinta dan gairah. "Mas, kalau nanti anak kita sudah lahir boleh nggak tinggal sama aku dulu selama empat puluh hari?" pinta Dahlia yang sedang tiduran di dada Zian. Zian tampak terdiam sejenak, setelah beberapa saat kemudian menyahuti, "Nanti aku bicarakan dulu sama Rani bagaimana baiknya.""Semoga Mbak Rani mau mengerti," ucap Dahlia dengan sendu. Zian tidak menyahuti lagi karena tidak tahu h
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 21. Kelicikan Dahlia

Dahlia sangat terkejut sekali melihat kedatangan Rani yang tiba-tiba. Akan tetapi, ia langsung tersenyum dan menyalami kakak madunya itu. "Aku baik-baik saja Mbak Rani, silahkan masuk!" jawab Dahlia sambil mengajak. Rani segera mengikuti Dahlia ke ruang tamu. Tidak lupa ia memberikan bawaannya yang berupa buah-buahan. Mereka kemudian duduk berhadapan dan langsung bercakap-cakap. "Terima kasih Mbak Rani, kok nggak bilang mau ke sini. Aku tidak punya kue buat jamuan. Jadi harap maklum ya, kalau apa adanya," ujar Dahlia dengan seramah mungkin. "Aku buatkan minum dulu ya!" ujarnya hendak beranjak. "Tidak usah repot-repot, Lia. Tadi Mbak habis jenguk teman. Kebetulan rumahnya di sekitar sini jadi Mbak sekalian mampir," ujar Rani yang tidak sepenuhnya jujur. "Mbak tahu dari mana rumahku di sini. Mas Zian yang kasih tahu ya?" tebak Dahlia yang dijawab anggukan oleh Rani. Rani mengakui Dahlia semakin cantik sejak terakhir kali mereka bertemu. Suaranya terdengar manja dan banyak tersenyu
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 22. Entah Salah Siapa?

"Aku memang salah, tapi tidak pernah terbesit sedikitpun untuk merebut Mas dari Mbak Rani. Aku minta maaf, kalau kehadiranku dan anak ini membuat rumah tangga kalian tidak harmonis lagi. Lepaskan aku Mas dan biarkan kami pergi. Anggap saja kami tidak pernah ada!" ujar Dahlia sambil terisak. Zian tampak menghela nafas panjang mendengar kata-kata Dahlia. Ia tidak tahu harus bagaimana menyikapi pernikahannya ini. Dahlia memang salah, tetapi anak itu tidak bersalah meskipun keberadaannya akibat sebuah kesalahan. Mungkin masalahnya Rani belum bisa menerima kehadiran anak itu dengan ikhlas. Kalau sudah seperti ini, Zian tidak tahu harus menyalahkan siapa"Sudahlah jangan menangis lagi, kasihan anak kita!" seru Zian sambil memeluk Dahlia dengan erat. Selain bicara sama istri mudanya, Zian juga membahas pernikahannya dengan ibunda Rani. Mereka sama-sama mencari jalan ke luar yang terbaik agar tidak ada pihak yang tersakiti. "Sebagai seorang ibu, saya minta maaf atas perbuatan Dahlia sama
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 23. POV Dahlia

Namaku Dahlia, umur dua puluh lima tahun. Aku bekerja sebagai sekretaris Pak Zian. Awalnya hubungan kami hanya sebagai atasan dan bawahan. Namun, seringnya bertemu dan kadang mendampingi Pak Zian meeting, diam-diam rasa kagum mulai tumbuh di hatiku. Aku ingin pria yang mendampingiku kelak, kriterianya seperti bosku itu. Kesopanan dan kedewasaan Pak Zian membuat rasa kagumku berubah jadi cinta dan gilanya aku bahkan mau apabila dijadikan yang kedua atau simpanan sekalipun. Akan tetapi, sayang dia sangat setia dan mencintai istrinya yang bernama Khairani.Pada suatu hari aku diminta untuk menemani Pak Zian bertemu salah satu relasi bisnis yang berasal dari luar negeri. Ketika pulang dari meeting, ternyata Pak Zian mabuk. Aku tahu betul dia hanya minum sedikit, tetapi karena tidak biasa jadinya mabuk. "Lia, tolong antarkan saya ke kantor sekarang. Malam ini saya tidak pulang ke rumah!" seru Pak Zian yang membuatku tidak mengerti. "Memangnya kenapa Pak?" tanyaku dengan spontan."Aku ti
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 24. Rencana Dahlia

"Ibu seharusnya mendukung aku untuk membesarkan anak ini sampai besar!" ujar Dahlia setelah mendengar rencana ibunya. "Jangan bodoh Lia, kalau anak itu tinggal sama Zian maka posisinya sebagai pewaris semakin kuat," sahut Bu Dian dengan penuh ambisi. Mendengar itu Dahlia menyahuti, "Dengan tinggal sama aku pun, anak ini tetap menjadi pewaris tunggal Mas Zian." berharap dengan membesarkan anaknya, Zian akan meresmikan pernikahan mereka secara hukum. "Susah kalau bicara sama orang bucin. Diotaknya cuma ada cinta saja. Kamu kira hidup itu bisa kenyang dengan makan cinta doang?" bentak Bu Dian dengan lantang dan berkata lagi, "Coba pikir baik-baik, kalau anak ini dibesarkan sama Rani, kamu bisa fokus merawat diri. Kamu juga punya lebih banyak kesempatan mengatur waktu untuk menemui anakmu dan Zian."Dahlia tampak berpikir dan paham maksud ibunya. Ia tidak perlu cape dan repot mengurus anak ini yang bisa merubah kecantikan dan fisiknya. Dengan penampilan yang masih tetap cantik dan sek
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 25. Foto Keluarga Suamiku

"Aku baik-baik saja," jawab Rani yang segera meninggalkan Azka karena tidak mau memberitahu apa yang dirasakannya. Tentu saja Azka tidak percaya begitu saja karena Rani bukan type wanita yang cengeng. Kalau sampai menangis pasti wanita itu punya masalah cukup besar. Sebagai seorang teman ia segera menyusul Rani untuk mengetahui apa yang telah terjadi. "Ran, tunggu kita harus bicara!" seru Azka sambil berlari kecil. "Tidak ada yang perlu dibicarakan. Aku baik-baik saja Azka!" sahut Rani sambil mempercepat langkahnya."Terus kenapa kamu menangis?" tanya Azka yang tidak percaya begitu saja. Rani menghentikan langkahnya dan menatap Azka Seraya berkata, " kita itu cuma teman, jadi kamu tidak harus selalu tahu masalahku. ""Iya aku tahu kita cuma teman, tapi--"Tiba-tiba Zian datang dan memotong pembicaraan dengan bertanya, " Ada apa Sayang?"Rani tampak terkejut melihat kedatangan Zian. Ia kemudian menyahuti, " tidak ada apa-apa Mas, ini loh Azka katanya kamu mau ketemu sama dia."Az
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 26. Dilema

Azka menghela nafas panjang ketika mendengar pertanyaan Rani. Ia tidak tahu harus menjawab apa. "Jawab dengan jujur Azka! Apa yang kamu sembunyikan dari aku?" tanya Rani dengan serius. "Sebagai seorang teman aku tidak berhak mencampuri urusan pribadimu, bukan?" tanya Azka yang tidak mau memberitahu. Rani merasa bungkamnya Azka menguras kesabarannya. Ia kemudian berkata, "Dari awal aku mau bayar jasa kamu sebagai IT bukan teman. Kalau tidak mau bilang ya sudah, aku akan cari IT lain yang lebih profesional." Ia segera beranjak meninggalkan Azka. "Aku kan sudah bilang suamimu memang menyukai Dahlia, tapi aku tidak menemukan bukti dia mengkhianatimu. Wanita itulah yang sangat terobsesi, terus kamu mau tahu apalagi?" ujar Azka yang membuat Rani menghentikan langkahnya. Rani berbalik dan menyahuti, "Nomor aku diblokir sama Dahlia, bantu aku untuk menyadap ponsel Mas Zian!" "Baiklah, berikan handphonemu!" pinta Azka yang segera dituruti oleh Rani. Azka langsung mengotak atik ponsel d
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status