Все главы Kesatria Garuda: Глава 81 - Глава 90

Tekad yang Tak Tergoyahkan – Air Mata di Tengah KemenanganDeburan senja menyelimuti Kota Cahaya yang porak-poranda. Meskipun serangan balasan Ardian dan Sita telah berhasil membalikkan keadaan, mengusir pasukan bayangan dari beberapa bagian kota, kenyataan pahit tetap tak terelakkan. Di tengah-tengah kemenangan yang diraih dengan susah payah, terbentang pemandangan yang menyayat hati: korban dan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya.Udara masih dipenuhi aroma asap dan darah. Puing-puing bangunan berserakan di mana-mana, menciptakan labirin yang membingungkan di antara jalan-jalan yang hancur. Di balik setiap tumpukan puing, di balik setiap reruntuhan bangunan, terbaring mayat para pejuang yang telah gugur dalam pertempuran. Wajah-wajah mereka, beberapa masih terlihat jelas, mencerminkan keberanian dan tekad yang telah mereka tunjukkan hingga nafas terakhir. Mereka telah mengorbankan segalanya untuk melindungi Kota Cahaya, untuk melindungi warga, untuk melindungi

Menghempaskan Pasukan Bayangan – Tarian Kematian IlahiKemunculan Garuda Sejati telah mengubah alur pertempuran secara dramatis. Pasukan bayangan, yang sebelumnya menyerang dengan kekuatan penuh dan tanpa ampun, kini tercerai-berai dalam kepanikan. Kehadiran makhluk agung tersebut, manifestasi fisik dari kekuatan Dewa Garuda, telah menimbulkan rasa takut dan keputusasaan yang mendalam di hati mereka. Mereka merasakan kekuatan ilahi yang luar biasa, kekuatan yang mengancam untuk menghancurkan mereka sepenuhnya.Garuda Sejati, dengan sayapnya yang membentang luas, melayang di atas medan pertempuran yang kacau. Ia mengamati situasi dengan mata yang tajam, menilai kekuatan dan kelemahan musuh. Ia merasakan energi musuh, merasakan ketakutan dan kepanikan mereka. Ia merasakan tekad dan keberanian Ardian dan Sita, tekad yang telah membawanya ke titik ini. Ia siap untuk menunjukkan kekuatannya yang luar biasa, kekuatan yang mampu menghempaskan pasukan bayangan dan mengakhir

Ujian Kekuatan – Tarian Api dan BayanganMentari senja masih menorehkan warna jingga di langit, namun di bawahnya, pertempuran telah dimulai. Benteng Raja Kegelapan, sebuah menara hitam yang menjulang tinggi di tengah reruntuhan Kota Cahaya, menjadi saksi bisu dari serangan pertama Ardian, Sita, dan Garuda Sejati. Serangan yang tak hanya dahsyat, tetapi juga menandai awal dari perang besar yang akan menentukan nasib dunia.Garuda Sejati, dengan kecepatan yang melebihi kecepatan angin, menjadi ujung tombak serangan. Tubuhnya yang besar dan gagah membelah udara, menciptakan gelombang kejut yang mengguncang bumi. Sayapnya yang membentang luas menciptakan pusaran angin yang dahsyat, menghancurkan pertahanan sihir terluar benteng Raja Kegelapan. Pertahanan yang selama ini dianggap tak tertembus, kini retak dan hancur di bawah kekuatan ilahi Garuda Sejati.Celah yang tercipta oleh Garuda Sejati menjadi peluang emas bagi Ardian dan Sita untuk menyusup. Ardian, dengan Mata Ga

Tantangan Spiritual – Gelombang Kegelapan yang MematikanUdara bergemuruh, bukan karena dentuman senjata atau raungan makhluk mengerikan, melainkan karena getaran energi gelap yang maha dahsyat. Raja Kegelapan, terkurung di dalam bentengnya yang semakin runtuh, telah memutuskan untuk melancarkan serangan pamungkasnya. Bukan serangan fisik yang ia luncurkan, melainkan gelombang demi gelombang sihir gelap yang bertujuan untuk menghancurkan Ardian dan Sita dari dalam, menghancurkan tekad dan semangat juang mereka, menghancurkan kepercayaan mereka pada kekuatan yang mereka miliki. Ini adalah pertempuran spiritual yang akan menentukan segalanya.Gelombang pertama sihir gelap datang tanpa peringatan. Bukan ledakan yang menyilaukan atau serangan yang terlihat, melainkan sebuah invasi halus ke dalam kesadaran Ardian dan Sita. Kegelapan itu merasuk, mencoba untuk menenggelamkan mereka dalam keputusasaan, mengingatkan mereka akan semua kegagalan yang pernah mereka alami, menana

Jebakan dan Kelicikan – Labirin Maut Raja KegelapanDengan celah yang telah dibuat Garuda Sejati, Ardian dan Sita menerobos masuk ke dalam benteng Raja Kegelapan. Namun, pertempuran belum berakhir. Justru, pertempuran sesungguhnya baru saja dimulai. Di dalam benteng tersebut, menunggu mereka labirin maut yang telah dirancang dengan cermat oleh Raja Kegelapan, dipenuhi dengan jebakan-jebakan mematikan dan kelicikan yang tak terduga.Udara di dalam benteng terasa dingin dan mencekam. Kegelapan yang pekat menyelimuti setiap sudut, hanya diterangi oleh cahaya redup dari Api Langit Ardian dan kilauan Perisai Emas Sita. Bau busuk dan aura jahat memenuhi udara, menciptakan suasana yang mencekam dan penuh dengan ancaman. Setiap langkah yang mereka ambil harus dilakukan dengan hati-hati, karena bahaya mengintai di setiap sudut.Langkah pertama mereka membawa mereka ke sebuah lorong sempit yang gelap. Dinding-dinding lorong tersebut dipenuhi dengan ukiran-ukiran aneh yang memanca