Keesokan harinya, mereka membawaku ke krematorium sesuai keinginanku, tungku kremasiku juga mewah. Aku mengikuti jasadku memasuki tungku pembakaran, melihat jasadku perlahan dilahap api, berubah menjadi abu sedikit demi sedikit.Di tengah pembakaran, samar-samar aku mendengar suara tangisan dari luar.Aku tak terlalu memedulikan, yang jelas aku berhasil menempati kotak abu yang kupiliih semasa hidup.Awalnya, aku berpikir jika mereka tidak memahami keinginanku, aku akan masuk ke mimpi dan menghantui mereka.Untungnya, semuanya berjalan lancar. Lagipula, aku tidak terlalu ingin memiliki hubungan lebih lanjut dengan mereka.Sherwin mengangkat kotak abuku, mengantarnya ke pemakaman. Aku melihat sekeliling, tempat ini cukup bagus, bahkan ada pemandangan gunung dan air yang indah.Dia membelai fotoku, bibirnya bergerak dan saat mendekatinya, aku mendengar dia berbisik pelan, "Maaf."Maaf? Apa gunanya minta maaf sekarang? Aku bahkan sudah tak punya harapan apapun terhadap mereka.Lagipula,
Read more