Arga segera berlari menghampiri Lila yang tergeletak di lantai. Wajahnya pucat, napasnya tersengal-sengal, dan keringat dingin mengalir deras di pelipisnya."Bu! Ibu kenapa?" Arga memeluk tubuh ibunya, mencoba membangunkannya.Bima bergegas mengambil air putih, tetapi bahkan setelah diminumkan, kondisi Lila tak kunjung membaik. Tubuhnya terus menggigil, dan bibirnya mulai membiru."Kita harus bawa dia ke rumah sakit sekarang!" ujar Bima panik.Namun, sebelum mereka sempat bergerak, Arga tiba-tiba terdiam. Matanya terpaku pada boneka jerami yang tergeletak di atas meja. Ia memungut boneka itu dengan hati-hati, dan sensasi dingin langsung menyelubungi tubuhnya."Pak, ini bukan sakit biasa," ujar Arga dengan suara pelan, namun penuh keyakinan.Bima menatap boneka itu dengan alis berkerut. "Apa maksudmu, Arga?"Arga menutup matanya, mencoba merasakan energi aneh yang memancar dari boneka tersebut. Dalam sekejap, ia mendapatkan penglihatan singkat: seseorang dengan wajah samar-samar sedang
Last Updated : 2025-01-07 Read more