Setelah menutup telepon, ibuku membuka pintu kamarku."Kalung safir yang ayahmu tinggalkan sebelum meninggal, di mana sekarang?"Aku diam saja, tidak menjawab.Ibu langsung mengernyit, tampak tak senang, "Sikap seperti apa ini? Adikmu hanya merasa kalung itu cantik, dia hanya memakainya sebentar. Cepatkan serahkan, jangan pelit begitu!"Adik angkatku, Ratna merangkul lengan ibu dengan ekspresi kecewa, dia berkata, "Nggak apa-apa kalau kakak nggak mau, aku nggak akan memaksa.""Dia berani nggak menganggapmu adik? Kalung itu milik suamiku yang juga ayahmu. Hari ini kalung itu akan menjadi milikmu."Ibu merangkul Ratna sambil menatapku dengan tatapan tajam, "Kalau kamu nggak menyerahkannya, jangan salahkan aku kalau menyuruh orang menggeledah kamarmu!"Aku memandangnya dengan tatapan kosong, mencona tersenyum, tapi rasanya lebih menyakitkan daripada menangis.Ibu yang dulu lembut dan penuh kasih sayang,kini berubah menjadi orang yang asing bagiku, dengan sikap keras seperti ini.Namun ak
Last Updated : 2024-12-31 Read more