Home / Thriller / Istri Yang Tidak Dirindukan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Yang Tidak Dirindukan: Chapter 11 - Chapter 20

24 Chapters

11. Bertubrukan

Sylvia membawa kakinya melangkah dengan tegas. Lampu bandara dan dan mesin suara poker menyambutnya. “Selamat datang di Las Vegas,” pikir Sylvia agak enggan. Ia menarik koper Vuitton miliknya kemudian berjalan melalui kerumunan penumpang. Mengabaikan tatapan-tatapan ingin tahu. Wajah dan penampilan Sylvia tentu saja tidak mudah untuk diabaikan orang di sekitarnya. Dan berkat nama, karier modelling dan kecenderungannya menimbulkan skandal bahkan ketika sebenarnya ia tidak bermaksud melakukan hal itu, membuat ia adalah figur yang tidak asing di mata orang-orang sekitarnya. Sylvia Sanders mendesah. Hidupnya memang berada di bawah sorotan publik, selalu begitu. Jadi kenapa itu mengganggunya akhir-akhir ini?Padahal biasanya ia tidak peduli. Sambil menarik napas dalam-dalam karena ia merasa tenggorokannya kering. Sylvia berkata pada diri sendiri. Semua akan baik-baik saja. Ia sudah berada di sini, dan dalam hitungan satu jam berikutnya, ia akan sudah berada di meja poker ayahnya yang
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

12. Jangan Sampai Terlambat

Bola mata biru Sylvia membesar. Ia berusaha menarik napas mengendalikan amarahnya. “Kuharap kau menjalani kehidupan yang menarik,” tukasnya sambil tersenyum dingin sebelum meraih pegangan kopernya.Kalau aku tidak salah dengar, penyihir pirang itu baru menyumpahiku dengan kutukan Cina.Ia baru hendak memberi wanita itu beberapa patah kata nasihat dan mengutarakan pendapatnya tentang upaya remeh seorang wanita untuk memerasnya, ketika mendengar namanya diteriakkan seorang wanita yang melengking.“Mr. Grissham?! Oh, Mr. Grisham?!”Daren berpaling dan menatap seorang pramugari yang memantau setiap gerakannya selama penerbangan dari neraka. Mengejar dirinya seperti artis K-Pop.“Oh, Mr. Grissham. Saya sangat senang bisa menemukan Anda.” Wanita itu tersenyum lebar memperlihatkan semua giginya, layaknya ikan barracuda yang mengintai mangsa. “Saya punya sesuatu untuk Anda.”Grissham hanya sempat melihat wanita berambut merah itu memuta mata ke atas sebelum menghilang dari kerumunan. Dengan r
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

13. Membalaskan Dendam

Sylvia menegakkan tubuh dan berjalan ke arah limousin perak itu dan berkata pada sopir muda. “Maaf membuatmu menunggu. Aku bertemu dengan teman lama.”“Ma’am?”“Kau menungguku, bukan?”“Ah, tidak, Ma’am. Saya menunggu Mr. Grissham.”Sylvia memiringkan kepala dan melempar senyum yang menurut orang-orang bisa membuat seorang pria dewasa melupakan nama mereka sendiri. “Ini seharusnya ditulis Ms. Grissham. Tapi sudahlah, tidak apa-apa.”“Dan Anda?... Ms. Grissham?”“Bukan, aku bepergian dengan menyamar. Aku harus melakukan itu setelah...Well, kau tahu klip video tahun lalu?”Sopir muda itu tarsipu seperti yang sudah Sylvia duga. Ia tampak salah tingkah. “Oh, maaf... saya tidak bermaksud meragukan ...”Sylvia melambaikan tangan tak peduli dan berusaha mengalihkan kalimat itu. “Tolong aku lebih suka tidak membicarakan hal itu. Sekarang kuharap kau tidak keberatan. Tapi aku berjanji akan memberikan teman-temanku tumpangan. Cuaca terlalu dingin bagi mereka untuk semakin lama di sini.”“Tida
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

14. Perasaan Aneh

Aturan permainan malam ini di Burberry Internasional sangat spesifik. Dengan mengadu sejumlah penjudi terbaik dan terkaya satu sama lain, dan jika melewatkan awal permainan saja, sudah tidak bisa mengikuti permainan selanjutnya.Daren Grissham melirik arloji dengan kegelisahan yang semakin bertambah.Pada saat mempertimbangkan hendak menyewa helikopter, tiba-tiba iringan-iringan taksi muncul di depannya diantara antrean penumpang yang lelah menunggu, mereka bersorak menyambut.Sekitar hampir empat puluh menit berikutnya, Daren telah bercukur, mengenakan jas dan kemeja hitam tanpa dasi, karena ia memang tidak menyukainya---dan tiba di ambang pintu ruang Mahogany di Hotel Burberry yang megah dan bergengsi.Ruangan yang mewah. Ya, Daren Grissham sudah tahu itu. Lampu-lampu gantung kristal menyinari panel kayu mahoni yang berkilat dan bar melengkung dangan kursi beledu mewah berjajar di sudut dinding. Ruangan terisi setengah penuh. Secara samar tercium aroma cerutu Kuba dan aroma manis da
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

15. Hendak Melaporkan Insiden

Sylvia berjalan menghampiri dengan perut menegang, ketika tatapan pria itu menyapu sekujur tubuhnya, kepercayaan dirinya menguap.Tepat di hadapan pria itu, dengan mata saling menatap, Sylvia membuka percakapan. “Maaf,” ia mulai terengah-engah, “tapi ruangan ini hanya untuk tamu undangan.”Tatapan datar pria itu menjelajahi wajahnya, lelaki itu tersenyum kecil. “Ah, wanita yang sepatunya rusak.”Jantung Sylvia berdebar keras sewaktu mendengar suara renyahnya. “Well, sebenarnya Anda tidak merusaknya.” Syvia tertawa canggung dan mulai gugup. “Itu kecelakaan. Dan Anda benar, saya seharusnya lebih memperhatikan kemana kaki saya berjalan.”“Anda sangat murah hati mengingat sayalah yang menabrak Anda,” jawab pria itu ramah. Terlalu ramah.Dia tahu tentang mobilnya, pikir Sylvia putus asa. Matanya menatap pria itu mencari tahu sebuah jawaban. Ia menyadari itu, sekujur tubuhnya merasa bersalah.Sylvia berharap wajahnya tidak berubah merah meskipun ia merasa seolah sedang ditempel pada bantal
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

16. Sebuah Dendam

Sebuah palu besar seakan memukul kepalanya, Sylvia mulai resah. Ia akan kembali dikukuhkan sebagai adik kecil keluarga Sanders yang berotak kosong. Si Gadis Nakal. Dan tidak ada orang lain yang bisa disalahkan kecuali dirinya sendiri.“Insiden?” tanya Sylvia lemas. Bertanya-tanya apakah pria itu mau mendengarkan jika ia memohon belas kasihan? Tapi kemudian dia teringat sikap dingin dan penghinaan pria itu di bandara. “Tidak ada yang perlu Anda kwatirkan,” ujar Grissham. Akhirnya melepaskan jasnya dan mengambil tempat duduk.Tentu saja ia tidak berniat menghubungi polisi. Tetapi merasakan tatapan Sylvia yang terlihat khawatir sepanjang malam merupakan hukuman yang cukup. Lelaki itu duduk bersandar di kursi berlapis beledu pada meja judi utama, dan meletakkan lengannya pada sandaran khusus. Ketegangan itu pasti membunuhnya, pikir Grissham. Ia merasa puas. Ia hampir menyiulkan lagu gembira waktu mendapati Sylvia terlihat limbung mau pingsan saat ia menyinggung tentang polisi.Di me
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

17. Skylar High Stakes Bar

Daren Grissham menautkan alis nya ketika tatapanya terpaku pada pintu pribadi di mana Eddie dan Sylvia menghilang. Kembali ia mengatakan pada diri sendiri bahwa sosialita Sylvia itu bukan urusannya. Bukan tugasnya juga melindunginya, dan jika ia memang terlalu bodoh untuk melihat siapa sejatinya Eddy yang sebenarnya. Daren Grissham telah membulatkan tekad bertahun tahun yang lalu untuk tidak mau terlibat secara emosional dalam masalah apa pun, dan sungguh Sylvia tidak terlihat seperti tipe wanita yang membutuhkan perlindungan dari siapapun mungkin, terkecuali dirinya sendiri.Jadi, apakah Daren Grissham peduli tentang berhasil atau tidaknya lelaki tua itu menyelipkan tangan kebalik gaun Sylvia? Apa pedulinya jika Eddy mencium Sylvia? Memangnya dia peduli jika pria botak itu menjelajahi leher mulus wanita itu dengan cIumannya?Brengsek.“Pintu itu ke mana?” Grissham merasa geram. Seorang pelayan wanita yang baru ia tanya terkejut dan menatapnya.“Bar The Skylar Stakes dan balkon yang
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

18. Tidak Berkencan Dengan Pria Tua

Satu sosok berdiri mematung berjarak beberapa meter dari mereka bergumam ogah-ogahan.Daren Grissham.Mendengar kalimat itu Eddy melepaskan cengkraman dan mendorong Sylvia ke samping. Wanita itu mendesah lega.“Wah, lihat siapa yang datang,” Eddy mengejek, “Kekasihmu tersayang.”Sylvia mengeluarkan suara pelan seakan tenggorokannya tercekik dan ia berharap kedua lelaki itu tidak mendengarnya. Hal terakhir yang ia butuhkan saat ini adalah Grissham mengetahui, ia membiarkan Eddy percaya tentang hubungan mereka.Sebenarnya Sylvia merasa kaget, jantungnya seakan melompat kegirangan, orang yang ada dalam pikirannya, yang diharapkan muncul saat itu juga dengan tiba-tiba betul-betul menampakkan diri. Entah dikarenakan insting atau apapun itu, hatinya dipenuhi bunga bermekaran.Iya tak habis pikir kenapa orang ini memicu ke luar hal terburuk dalam diri Silvia? Apakah malam ini sedang bulan purnama? Apakah ia akan berubah menjadi labu pada tengah malam?“Kaulah yang berbuat sesuatu, Pak tua.”
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

19. Menjadi Taruhan

"Apakah kau ingin berkencan dengannya?” tanya Grissham lagi.“Tentu saja tidak!” jawab Sylvia muak.Laki-laki di depannya bergerak gelisah dan tampak menjulang di atasnya.“Kalau begitu seharusnya kau tidak tersenyum kepada pria itu seperti yang kau lakukan sepanjang malam.”Sylvia menautkan alisnya. “Apa ada yang salah, toh aku hanya melakukan pekerjaanku.” “Kau telah memberi pria tua itu isyarat mengundang dengan senyummu yang menjanjikan.”Sylvia agak terkejut mendengar kalimat itu, jika ditanya ia akan mengatakan senyumnya sama sekali tidak berpengaruh kepada pria itu. Sylvia merasakan sentakan tak terduga, hasrat jauh di dalam tubuhnya. Ia tidak dapat menghentikan matanya untuk jatuh ke bibir Grissham sampai ke leher kekar pria itu. Sungguh tidak mungkin untuk tidak membayangkan bagaimana jika lelaki di depannya itu menyentuh bibirnya. Sylvia membayangkan Grissham adalah surgawi, seperti aroma tubuh lelaki di depannya itu.Grissham melangkah lebih dekat, menatapnya tajam kemudia
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

20. Setuju

Serangkaian kejadian malam itu berputar di benak Daren Grissham seperti barisan bebek kayu di arena tembak pasar malam. Sosialita Sylvia Senders itu bertemu dengannya di bandara, tidak saja menginginkannya mengganti rugi sepatu yang katanya berharga ribuan pounds, ia juga telah membajak limousinnya, dan beberapa saat tadi, ia ingin agar Grissham mengalah kepada Eddy. Tatapannya yang mamandang penuh keganjilan kepadanya, apakah semua itu hanya untuk mengalihkan? Aku akan memberi wanita itu penghargaan, pikir Grissham geram. Karena jelas sekali Sylvia ahli dalam permainan ini. Perut Grissham seakan melilit dan kata bodoh memantul-mantul di pundaknya. Iya, ia berani bertaruh wanita itu sengaja mengalihkan perhatiannya demi permainan ini itu sudah pasti. Kemarahan bergejolak dalam dirinya, kemarahan--- karena ia telah dipermainkan.Benar-benar sebuah lelucon. Dan sayangnya, sekarang setelah ia berhasil mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi, merekalah yang akan menjadi bahan tertawaan bu
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status