"Pak Lorenzo, saya ... saya pikirkan dulu!" Aku merasa sangat bingung seketika. Aku buru-buru mundur dua langkah, lalu meraih laporan di meja dan langsung berbalik keluar dari kantor Lorenzo.Begitu keluar dari kantor, aku bertemu dengan asisten Lorenzo saat ini, Siska, di lorong. Siska melihatku keluar dari ruangan Lorenzo dan sepertinya sudah mendengar percakapan sebelumnya.Melihat suasana sepi, Siska menarikku ke samping dan berbisik, "Pak Lorenzo menawarkanmu jadi asistennya, ya? Tapi kamu harus siap mental. Dia itu orangnya ... agak aneh."Setelah berkata demikian, Siska menepuk pundakku dan pergi. Ucapannya membuatku terpaku di tempat.Saat kembali ke meja kerja, pikiranku masih kacau. Begitu jam pulang tiba, aku langsung pulang ke rumah. Di sana, ibu mertuaku sedang menyiapkan makan malam di dapur, sedangkan anakku menangis kencang di tempat tidur.Aku segera menyusui anakku dan menggendongnya hingga tertidur dengan tenang. Sekitar pukul delapan malam, suamiku, Kevin, pulang ke
Read more