Home / Rumah Tangga / Jangan Pilih Aku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jangan Pilih Aku: Chapter 21 - Chapter 30

36 Chapters

21. Malam pertama

Untuk pertama kalinya, Alia dan Saka akan tidur di satu kamar yang sama. Canggung? Sudah pasti, apalagi kini Alia harus menganti baju setelah seharian memajang diri di depan para tamu.Saka yang baru selesai mandi hanya mengenakan handuk di setengah badannya. Rambutnya masih setengah basah saat dia kibaskan.“Kamu mau mandi sekarang apa nanti?” tanya Saka berkacak pinggang di depan kamar mandi.Alia memuta tubuhnya, melihat pemandangan yang ternyata cukup membuatnya terpana.“A-aku mau ke kamar Ivan dulu. Tadi aku nggak sempat anterin ke kamar.” Ucap Alia tergagap.Saka menyeringai dengan tatapan jahil “Kamu lupa, Ivan lagi ke rumah mama sama papa.”Alia memejamkan matanya, dimana lagi dia bisa melarikan diri. Jujur saja dia masih takut untuk melakukan malam pertama dengan Saka.Jantung Alia berdebar-debar ketika merasakan tangan Saka menyentuh dagunya. Sejak kapan Saka sudah berada di hadapannya.Melihat istrinya salah tingkah, Saka semakin ingin menjahilinya.“Kamu mau mandi sekaran
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

22. Murung

Susan nampak terkejut dan juga malu karena terpergok oleh Alia sedang menempel di lengan pria itu. Bagaimanapun juga, Alia baru saja menikah, dia tidak ingin memiliki urusan dengan Dimas lagi tapi dia tidak bisa tinggal diam ketika wanita yang sudah menolongnya malah menjadi sasaran selanjutnya.Mereka berdua mencoba bersikap senormal mungkin.“Saya cuma mau berpamitan sekalian memberikan beberapa bingkisan untuk semua orang.” Ucap Alia, dia tidak mau ambil pusing ketika melihat Susan menunduk.Dimas menatap Alia, dia tidak tahu kalau Alia sudah menikah kemarin.“Pamitan?”Susan yang menjawab “Alia sudah menikah, dan suaminya tidak ingin dia bekerja lagi.”Alia tidak menggubris saat Dimas mencoba berbicara dengannya. Dia menaruh bingkisan itu di atas meja “Kalau begitu, saya pergi dulu.”Ketika Alia keluar, Dimas jelas langsung mengikutinya. Tidak banyak bicara, Dimas langsung menarik tangan Alia dan melihat di jari manisnya yang sudah bertenger cincin berlian yang terlihat sederhana
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

23. Belum sempat

Saka menyalurkan hobinya terlebih dahulu. Dia membuahi Alia seolah meluapkan semua kegundahannya. Banyak hal yang baru Alia ketahui soal ranjang dan untung saja Saka yang mengajarkannya.Mereka tidak menunda memiliki momongan, apalagi Ivan sudah cukup dewasa untuk mendapatkan seorang adik. Tapi Saka juga tidak memaksa Alia.Dia ingin menikmati waktu dengan Alia sebanyak mungkin. Pokoknya asal bisa bersama istrinya, Saka sudah merasa puas.Alhasil Alia harus mandi lagi, dan bubur pun sudah dingin. Alia mendengus ketika Saka keluar dari kamar sambil memberikan cengiran jahil.“Maaf, sayang.” Dia mengecup kening Alia yang masih basah.Alia menarik napas sambil menahan tawanya “Makannnya udah dingin, aku panasin dulu ya, mas.”Saka menatap Alia yang sibuk di balik kompor, wanita itu memanaskan kembali buburnya.Ketika dia menyantap masakan Alia, Saka hanya diam karena menikmati setiap suapnya. Alia hanya menatap Saka dan menyeka mulut pria itu ketika suaminya sudah selesai makan.“Enak ba
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

24. Nyaman

Seharian berada di luar, Alia sampai kelelahan dan tertidur di mobil. Padahal jarak rumah mereka tidak terlalu jauh tapi mata Alia sudah tidak sanggup terbuka lagi.Sesampainya di depan rumah, Saka langsung mengendong Alia.Hari sudah gelap, dan di luar cukup berawan. Sepertinya nanti akan turun hujan. Angin bahkan berhembus dengan kencang saat Marni membuka pintu.Bahkan saat di baringkan, Alia masih tertidur. Sepertinya dia lelah sekali. Terdengar suara dengkuran lembut membuat Saka tersenyum.Sementara itu, Dimas memeluk Susan dari belakang, sambil menaruh dagunya di pundak wanita itu.“Kenapa tadi kamu memanggilku, Alia? Apa dia gadis yang kamu cintai?” tebak Susan, dia terdengar begitu nelangsa ketika mendapati kenyataan ini.Separuh hatinya sudah tertarik pada Dimas, meski dia tahu kalau apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. Dimas tidak tahu soal hal ini, dia hanya ingin melampiaskan dan berimajinasi soal Alia sepuas hatinya.Dimas mengecup tengkuk Susan “Benar. Aku mencin
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

25.HAMIL

Mengingat sekarang dia tidak memliki kegiatan lain. Alia sering menghabiskan waktu di dapur meski Saka melarangnya. Pria itu bersikeras memberikan kehidupan super mewah untuk Alia. Bahkan, dia sempat kepikiran untuk merubah profesinya agar bisa lebih sering menemani Alia.Bukannya mendukung, Alia malah melarang keras keinginan suaminya tersebuat. Pasalnya, menjadi dokter membuat Saka lebih terlihat seperti ‘orang normal’ ketimbang Saka yang menjadi presdir perusahaan raksasa.Sudah beberapa hari semenjak Ivan tidak ada didekatnya. Alia sedang menonton tv sambil mengupas mangga. Akhir-akhir ini dia hanya suka makan buah.*** Beberapa hari berlalu, kondisi Alia semakin menurun dan dia bahkan tidak bisa makan apa pun. Bahkan Ivan sampai harus di ungsikan ke rumah mama,papa Saka.Mama Saka sudah meminta Alia untuk pergi ke dokter, tapi wanita itu tidak mau karena merasa hanya meriang saja.Dan Alia ingat, semenjak menikah dia belum mengalami menstruasi. Buru-buru dia meminta supir untuk
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

26. Ijin Dinas

Saka berdehem ketika melihat istrinya bersembunyi di balik pintu kulkas.Alia mendongak dan meringis seperti anak kecil yang baru ketahuan melakukan kesalahan.“Laper, sayang?” tanya Saka, dia menutup pintu kulkas ketika Alia berdiri dengan sepotong roti di tangannya.“Aku laper banget, mas. Padahal sudah jam 11 malam.”Saka terdiam, dia lega istrinya bisa makan tapi seharusnya tidak selarut ini. Sebagai seorang dokter, Saka akan memastikan istrinya baik-baik saja.“Kalau begitu makan buah atau panaskan ayam. Aku tidak akan melarangmu makan, tapi lihat gizinya juga.” Saka mendekat dan menaruh tangannya di perut Alia “Anak Ayah harus sehat.”Alia tidak marah, dia merasa sangat diperhatikan. Seandainya dulu dia ‘diomeli’ seperti ini. Alia yakin kalau dirinya akan merasa lebih berharga.Akhirnya, Saka menemani Alia makan. Dia bahkan membuatkan Alia olahan telur agar tidak makan sembarangan.*** 7 hari setelah kabar soal Alia mengandung. Selera makan Alia benar-benar sudah kembali. Kondi
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

27. Bukan Tanggung Jawab

Meski ragu Alia tetap mendatangi Susan, dia terdiam ketika melihat wanita itu tampak acak-acakan. Seingat Alia, Susan selalu berpenampilan rapi.Apalagi wanita di sebelahnya yang menatap Alia dengan penuh kebencian.Beberapa waktu tidak bertemu membuat Alia tidak mengenali Susan lagi.Masih terdiam, Alia mengedipkan matanya ketika menatap wanita asing itu.“Alia..” panggil Susan memecah lamunannya.Alia mengerjab “Eh, iya.”Alia duduk di sebrang kedua wanita yang menatapnya dengan penuh harap.“Kalian ada urusan apa, ya?” baru kali ini Alia memiliki firasat yang tidak enak saat kedatangan tamu.Susan menelan ludahnya dan menatap wanita di sebelahnya ketika mengangguk ringan “Sebenarnya kami hamil, Al. Dimas yang menjadi ayahnya. Tapi dia menolak untuk tanggung jawab.”“Lalu apa hubungannya denganku?” sahut Alia bingung. Bukannya ini bukan urusannya.Wanita yang satunya menjawab “Dia menjadikan kami pengantimu, Alia. Apa kamu ingat? Aku adalah wanita yang bertemu denganmu di butik.”Al
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

28. Berhenti

Dimas meninggalkan Susan yang duduk termenung di kursi kamarnya. Meninggalkan perempuan yang sedang mengandung anaknya dengan perasaan sedih yang tak terbendung lagi.Masih dengan perasaan yang campur aduk. Dia tidak tahu kalau apa yang ia lakukan akan menjadi sekacau ini.Awalnya Susan yakin bisa meluluhkan Dimas, namun sampai akhir, Dimas selalu menjadikannya wanita pelampiasan agar mengantikan Alia.Perasaan benci kepada mantan anak buahnya muncul ke dalam hatinya. Seharusnya yang ada di dalam hati Dimas adalah dirinya, bukan Alia yang sudah bahagia dengan pilihannya sendiri.*** Di rumah sakit, Saka meminta ijin kepada seniornya untuk tidak ikut seminar. Pokoknya dia tidak akan meninggalkan istrinya apa pun alasannya.“Maaf, pak. Istri saya sedang hamil, jadi mungkin saya tidak bisa ikut dalam seminar itu.” Saka menatap atasannya dengan penuh ketegasan.Senior Saka yang duduk di kursi balik meja itu mendongak menatap dokter muda yang terlihat cemas “Hanya satu minggu, Saka. Apal
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

29. Pamit

Ide tersebut disambut baik oleh kedua orang tua Saka. Bagaimana tidak, akhirnya anaknya memiliki minat pada bisnis keluarga yang sudah lama mereka bangun.Setelah mereka bersusah payah menyiapkan masa depan yang cerah untuuk anak semata wayangnya. Saka malah merubah haluan menjadi dokter dan menutup semua komunikasi pada mereka.Maka, waktu dia meminta ijin menikah dengan Alia. Orang tuanya sudah senang karena akhirnya Saka menghubungi mereka terlebih dahulu.“Saka, mama sangat mendukung kalau kamu mau berhenti jadi dokter. Bukan berarti jadi dokter itu tidak baik. Hanya saja, kamu jadi sulit membagi waktu.” Oceh Mama mencoba meyakinkan anaknya. Beliau takut kalau ucapnnya terlalu terdengar agresif.Papa menatap istrinya penuh heran “Biarkan saja dia. Apa pun keputusan yang kamu ambil. Papa pasti mendukungmu.”Saka menatap kesebrang ruangan, dimana Alia sedang duduk bersama Ivan “Mereka sepadan, pa. Alia satu-satunya wanita yang bisa meyakinkanku dalam waktu sesingkat itu.”Papa menga
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

30. Ketemu?

“Telah terjadi sebuah kecelakaan pesawat…..” suara dari pewarta berita itu membuat telinga Alia berdengung kencang. Tv yang tadi menampilkan berita kini terasa buram.Yang ada di dalam berita itu adalah pesawat yang tadi Saka tumpangi.Belum sempat Alia mencerna semua ucapan pembawa berita. Dia goyah dan berpegangan pada ujung sofa. Mama Saka yang juga mendengar kabar itu langsung menatap suaminya yang menunjukan ekspresi tegang.Papa Saka mengambil ponselnya dan meninggalkan kedua wanita yang kini saling berpegangan tangan.“Alia, tenangkan dirimu.” Ucap mama Saka dengan nada bergetar. Dia tidak mau terlihat lemah. Apalagi, menantunya yang mematung disebelahnya sedang butuh bantuan.Alia menoleh menatap sang ibu mertua yang juga berkaca-kaca “Ma, mas Saka, ma.”Tidak ada jawaban dari Mama Saka, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu memeluk Alia yang gemetaran.Harapan kalau Saka baik-baik saja masih belum sirna. Mama Saka tidak bisa menahan air matanyanya ketika berita mem
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status