Beranda / Fantasi / Puncak Benua / Bab 51 - Bab 56

Semua Bab Puncak Benua: Bab 51 - Bab 56

56 Bab

Bab 51 Bersikap Besar Malah Malu Sendiri

Bersikap seolah-olah Aaron tidak ada, Luan benar-benar tidak menghiraukannya. Lalu ia berjalan mendekati etalase di sebelah Yue. "Kakak Senior," panggilnya kepada salah satu pelayan stand yang kebetulan lewat. Ia mengeluarkan kartu kontribusinya lalu dengan sombong berkata, "Apakah dia perhiasan ini yang diinginkan oleh kedua temanku? Berapa harganya? Aku akan membayar untuk mereka," ucapnya. Ia sekilas melirik kepada Aaron yang tercengang di sebelah Maye dan Yue yang berada di antara mereka. Siswa Senior itu melongok sesaat, memegang perhiasan rambut itu lalu menjawab, "Satunya lima puluh Poin Kontribusi, kalau dua jumlahnya seratus." Mendengar harga seratus Poin Kontribusi, Luan terbelalak. Wajahnya langsung merah padam. "M-mahal sekali?!" ucapnya dengan suara hampir setengah berteriak. Siswa senior itu hanya mengangkat bahunya dan berlalu. Aaron hampir tertawa berguling-guling melihat ekspresi Luan. Raut wajahnya yang terkejut mendengar harga seratus poin teramat menggelikan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Bab 52 Hadiah Untuk Putri Youya

Aaron tercengang sesaat, ia telah mendengar bahwa di aula pertarungan orang-orang bisa memperoleh Poin Kontribusi untuk kemenangan mereka, dan kadang-kadang juga mereka mempertaruhkan poin mereka sendiri, sehingga mendapatkan banyak uang. Yofan ini, sepertinya adalah bandar perjudian yang mengumpulkan orang-orang, mencari penantang untuk jagoannya, dan mendapatkan uang. Meskipun itu cara yang bagus untuk berlatih, tetapi Aaron belum berpikir sampai ke sana. Ia menggelengkan kepalanya. "Mungkin belum sekarang, Kakak Yofan," ucap Aaron menolak dengan sopan. "Aku hanya akan membuat eliksir terlebih dahulu sebelum pergi ke Aula Pertarungan." Jawaban itu jelas membuat Yofan tampak sangat kecewa, tetapi ia juga tidak bisa memaksa. Jika bukan hari ini saatnya, di lain waktu barangkali ia akan memiliki kesempatan. "Baiklah, Aaron. Tetapi jangan lupa hubungi aku kembali jika kamu tertarik. Aku akan selalu berada di sekitar Aula Pertarungan," ucapnya. Aaron mengangguk, setelah memberi sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Bab 53 Bertemu Jeyun Gutha

Putri Youya melangkah keluar halaman paviliun, penampilannya yang begitu mempesona membuat Aaron terpana seolah-olah terakhir dengan seluruh tubuhnya membeku. Melihat ekspresi anak muda itu, Putri Youya mengernyitkan keningnya. "Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu menjadi seperti itu?" tanyanya ketika berada beberapa langkah di depan Aaron. Aaron langsung tergagap, menundukkan pandangannya dan dengan cepat mengulurkan botol giok di tangannya. "A-aku memberikan ini untuk membalas kebaikan Nona Putri sebelumnya. Maafkan jika ini tidak seperti hasil karya pembuat eliksir terbaik, saya baru belajar," ucapnya dengan gagap. "Apa ini?" Putri Youya meraih botol giok itu dan membukanya. Kemudian menoleh kepada Aaron yang tampak kikuk. "Eliksir Kecantikan," jawab Aaron dengan wajah memerah. Berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah ditemuinya, aura Putri Youya sangat berbeda, terasa agung dan memiliki aura penguasa. "Eliksir ini, kamu yang membuatnya?" tanya Putri Youya. Aaron mengangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Bab 54 Lembah Seribu Daun

Saat melewati Aaron, keduanya tersenyum dan mengangguk. Lalu mereka mendekati Putri Youya. "Semuanya sudah kami persiapkan, Nona," ucap Jeyun. Mendengar itu, wajah Putri Youya langsung berbinar. "Oh, ya? Kapan kita berangkat?" tanyanya dengan antusias. "Terserah Nona, kami hanya menunggu kapan kamu punya waktu, dan kita bisa pergi kapan saja," jawab Jeyun. "Oh, bagaimana jika sekarang?" Jeyun dan Zemmo langsung tertawa. "Ini sudah terlalu sore. Bagaimana kalau besok pagi saja?" usul Jeyun. Putri Youya mematung, tetapi kemudian memikirkan ini benar-benar telah sore, ia akhirnya mengangguk. "Baik, besok pagi saja kalau begitu," ucapnya. Kemudian ia menoleh kepada Aaron. "Aaron, kamu mau ikut dengan kami?" Aaron yang sejak kedatangan kedua orang itu hanya diam, langsung bertanya, "Ikut kemana, Nona?" Putri Youya berdiri, ia berjalan ke pagar gazebo dan menunjuk ke satu arah, di mana di tempat itu ada hutan dengan lautan pepohonan sejauh mata memandang. "Lembah Seribu Daun, kawas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Bab 55 Kejar Kalau Bisa!

Selesai di pos pendaftaran, mereka berempat masuk ke dalam hutan. Mengikuti saran penjaga di pos yang mengatakan mereka sebaiknya tidak masuk terlalu dalam ke dalam hutan, mereka berencana hanya mengeksplorasi zona aman. Lima puluh mil pertama adalah zona aman yang hanya memiliki penjaga binatang buas tingkat rendah, dua puluh mil setelahnya adalah zona berbahaya dan di luar garis itu, adalah daerah yang ditandai garis merah dan bisa mengancam keselamatan para siswa. Jalur yang mereka lalui memiliki pohon-pohon yang tidak terlalu besar, dengan celah-celah yang masih dapat dimasuki cahaya matahari, sehingga d dalam hutan tidak terlalu gelap. Sesekali mereka bertemu rombongan lainnya yang juga berburu herbal. Melihat banyaknya para siswa yang ada di tempat ini, sepertinya tidak sedikit yang menggunakan cara ini untuk menambah jumlah Poin Kontribusi mereka. Setelah berjalan selama satu jam, akhirnya mereka menemukan target pertama mereka. Tanaman kelas rendah, rumput roh yang tumb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 56 Dikejar Felou

Aaron yang melihat kelima orang itu berada di bawah, hanya mengabaikan mereka dan terus memanen Jamur Api."Woi, apakah kau tuli? Turun ke sini!" bentak Felou dari bawah. Aaron, benar-benar tidak menggubris panggilan itu dan menganggap mereka tidak ada. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Felou dan keempat orang-orangnya menjadi sangat marah. Salah satunya langsung memanjat naik ke atas pohon. "Jika kau tidak mau turun, aku akan memaksa dan menjatuhkanmu dari atas," ucap pemuda tersebut. Usianya sekitar sembilan belas tahun, dan tampaknya senior yang telah lama berada di akademi luar dan tidak memiliki kemampuan untuk masuk ke akademi dalam. Di susul salah satu rekannya yang lain yang juga memanjat, dua orang sekarang mengejar Aaron naik ke atas pohon. Aaron mengangkat sudut mulutnya, lalu menyeringai dengan aneh. Kemudian ia mengubah wajahnya menjadi ekspresi ketakutan. "A-apa yang kalian lakukan?" ucapnya sambil melihat ke bawah dengan raut wajah khawatir. Kedua orang yang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status