"Maya, ayo pakai krim wajahnya."Nenek membelai pipiku dari belakang, mengambil Krim Wajah Permata dari wadahnya, dan mengoleskannya ke wajahku."Nenek tahu kamu pintar, tapi kepintaran itu bisa membuatmu terbunuh, jangan tiru kedua kakakmu."Aku tidak berani bergerak. Aku menelan ludahku dan melihat tangannya yang dipenuhi bintik-bintik membusuk menyentuh wajahku.Bau anyir menyerbu hidungku.Tidak tahan lagi, aku pun muntah.Aku memuntahkannya kepada nenekku dan dia menamparku, lalu mendorongku sampai aku terbentur sudut meja.Darah membasahi mata kananku. Nenek mengerutkan kening dan menangkup pipiku, meniup dengan lembut, tapi kata-kata yang diucapkannya membuatku merinding."Jaga baik-baik kulitmu, jangan sampai rusak.""Kamu melihatnya malam itu! Aku bisa mencium aroma tubuhmu. Ataukah kamu ingin kubunuh seperti Kirana?"Nenek menggerakkan ibu jarinya ke atas, lalu meluncur ke tenggorokanku. Aku yakin dia bisa mematahkan leherku kapan saja jika dia mau.Saat dia membunuh Kak Kira
Read more