Semua Bab Sayang, Yuk Balikan: Bab 21 - Bab 30

93 Bab

Bab 21

Sepanjang perjalanan, Violet tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Leon. Dia bahkan tidak memberikan satu tatapan pun pada pria itu. Sepanjang waktu, dia hanya menunduk melihat ponselnya.Semalam dia tidak pulang, ditambah lagi ponselnya mati karena kehabisan baterai, jadi Sheva pasti sudah mencarinya ke mana-mana.Begitu masuk ke dalam mobil, Violet segera mengisi daya ponsel, lalu menyalakannya.Seperti yang dia duga.Ada 23 panggilan tak terjawab, serta 99 lebih pesan WhatsApp.Bertha juga melakukan banyak panggilan berturut-turut!Violet membalas semuanya satu per satu, jadi sepanjang perjalanan dia sangat sibuk.Kesibukan Violet sepanjang waktu diperhatikan oleh Leon. Tatapannya yang memang sudah dingin kini tampak membeku seiring waktu.Tiba-tiba, sebuah rem mendadak membuat Violet yang tidak siap menabrak sandaran kursi depan.Ponsel Violet terjatuh, dahinya terbentur, serta perasaannya menjadi makin buruk. Dia menatap orang yang menyebabkan semua ini dengan tatapan dingin,
Baca selengkapnya

Bab 22

Kemarahan yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Desi memang punya riwayat tekanan darah tinggi.Lupakan saja. Jika memang harus pergi, Violet bisa sekalian saja diam-diam memeriksa nadinya. Dia akan melihat bagaimana kondisi kesehatannya akhir-akhir ini!**Rumah tua Keluarga Jiwono.Begitu Leon masuk, tiba-tiba sebuah bantal melayang ke arahnya. Dia sedikit menggeser badan, membuat bantal itu malah tepat mengenai dahi Violet yang ada di belakangnya.Violet terdiam.Untung ini hanya bantal. Bagaimana kalau ini benda lain?Bagaimana kalau yang berada di belakangnya adalah Mia?"Leon, kamu makin hebat, ya. Kamu makin berani nggak menganggapku serius lagi. Aku baru pergi beberapa hari, tapi kamu malah mau bercerai dengan Violet."Saat melihat Violet, wajah Desi yang tadinya marah langsung berubah. Dia bertanya, "Violet?""Nenek," sapa Violet sambil tersenyum padanya.Desi mengedipkan, lalu bertanya, "Aku nggak sedang bermimpi, 'kan?"Bukankah katanya Violet menghilang?Desi
Baca selengkapnya

Bab 23

Masalah memiliki anak, Violet memang pernah memikirkannya. Namun, itu semua sudah berlalu. Sekarang dia hanya ingin bercerai dari Leon.Lagi pula, saat ini Leon hanya sedang mengelabui neneknya.Begitu masuk ke kamar, Violet langsung melepaskan tangan Leon. Dia berkata, "Kamu nggak seharusnya asal bicara omong kosong di depan Nenek. Dia akan menganggapnya serius.""Kalau begitu, anggap saja serius," balas Leon."Apa maksudmu?""Bagaimana menurutmu?" Bibir Leon yang menawan membentuk senyuman penuh arti.Violet menatapnya sejenak, tertawa, lalu membalas, "Kamu ingin aku memberimu seorang anak? Leon, sepertinya kamu benar-benar sudah jatuh cinta padaku!""Bukannya tadi kamu bilang kalau strategi tarik ulur nggak akan mempan padamu? Menurutku, hasilnya cukup bagus."Ketika mendengar itu, mata hitam Leon sedikit menyipit. Dia berkata, "Nenek menyukainya. Kalau nggak, apa kamu pikir kamu layak?""Kenapa dulu aku nggak pernah melihatmu sepatuh ini?" kata Violet menyindir balik. "Tapi untuk m
Baca selengkapnya

Bab 24

Terlepas dari hal lainnya, Leon kadang-kadang masih cukup peduli pada neneknya. Jika tidak, dia tidak akan hanya menandatangani setengah dokumen tadi.Ini bukan berarti pria itu tidak ingin bercerai, tetapi dia tidak berani karena ada Desi!Tanpa berkata lebih banyak, Violet langsung berbalik.Namun, rambutnya yang diikat ke belakang tiba-tiba ditarik oleh pria itu.Violet benar-benar tidak menyangka Leon akan melakukan gerakan yang ....Hanya akan dilakukan di antara pasangan seperti ini.Setelah tertegun sejenak, Violet berbalik, menatapnya tanpa ekspresi, lalu berujar, "Leon, tolong lihat baik-baik. Aku ini Violet, orang yang paling kamu benci, bukan Mia."Pria ini pasti sudah memakan sesuatu yang tidak seharusnya, makanya dia bertingkah aneh seperti ini!Leon hanya menatapnya sekilas sebelum berujar, "Nenek sedang mengawasi."Violet terdiam.Violet memalingkan wajahnya, melihat Desi yang ada di jendela lantai dua. Begitu melihat Violet menoleh, Desi segera bersembunyi di balik tira
Baca selengkapnya

Bab 25

Boleh apanya!Violet hampir saja meledak marah!Bukan karena dia tidak ingin merawat Desi, tetapi ....Apa hak Leon untuk mengambil keputusan itu?Apakah dia belum sadar bahwa semuanya sudah berbeda? Apa dia masih mengira semua harus berjalan sesuai keinginannya seperti dulu?"Violet, kamu nggak bicara, apakah itu berarti kamu nggak mau?" Desi menggenggam tangannya dengan wajahnya penuh kekecewaan, lalu menambahkan, "Kalau Violet nggak mau, lupakan saja. Ini hanya keseleo sedikit, aku nggak akan mati karenanya!"Setelah mengatakan ini, Desi menghela napas panjang. Kemudian, dia berkata, "Memang nggak ada yang suka dengan orang tua.""Aku mau. Bagaimana mungkin aku nggak mau?" Meskipun tahu bahwa Desi sedang berakting, Violet tetap tidak tega melihatnya seperti ini."Benarkah?" Desi langsung terlihat senang."Ya, aku akan tinggal untuk merawat Nenek."Lagi pula, Leon juga jarang datang ke rumah ini, jadi tak ada masalah jika dia tinggal di sini.Anggap saja ini sebagai balas budi atas p
Baca selengkapnya

Bab 26

Ponselnya berdering. Ini adalah panggilan dari Adis.Dia jarang meneleponnya, jadi pasti ada sesuatu yang penting kali ini.Terlebih lagi ini sudah larut malam.Khawatir Leon akan mendengar, Violet pergi ke balkon untuk menjawab telepon."Kak Adis, ada apa?""Nggak ada apa-apa, aku hanya ingin memberitahumu kalau obat yang kamu berikan sudah aku coba. Hasilnya cukup bagus.""Benarkah?" Ketika mendengar bahwa hasilnya bagus, Violet merasa sedikit bersemangat. Dia melanjutkan, "Kalau begitu, minumlah sesuai jadwal. Kalau sudah habis, aku akan mengirimkannya lagi."Setelah selesai mandi, Leon mendengar suara Violet di balkon ketika keluar.Mata gelapnya menyipit. Saat dia berjalan ke arah itu, tepat sekali dia mendengar ...."Tentu saja aku merindukanmu ...."Merindukan siapa?Sheva?Tatapan Leon langsung menjadi dingin.Dia berbalik kembali ke kamar. Dalam perjalanan, dia menendang sebuah kursi dengan keras.Sebenarnya, yang terjadi adalah Adis berkata, "Sudah beberapa hari kita nggak be
Baca selengkapnya

Bab 27

Awalnya, Violet tidak berniat untuk bertindak kasar, tetapi lelaki ini terus memaksanya. Kalau begitu, untuk apa dia harus menahan diri?Violet mengangkat kaki kanannya, mengarahkan ke bagian tertentu, lalu menendangnya.Begitu melihat ini, Leon langsung menangkap kaki kanannya. "Violet, entah kamu mencoba mengalah untuk menang, atau berpura-pura menolak hanya untuk memancingku. Sebaiknya kamu tahu kapan harus berhenti.""Heh ...."Violet hanya tertawa dingin, lalu menanggapi, "Leon, percaya diri itu bagus, tapi jangan terlalu percaya diri. Kamu bukan uang yang akan disukai oleh semua orang."Mata gelapnya menatap tajam. Setelah lima detik, Leon akhirnya berkata, "Katakan, berapa yang kamu mau untuk melahirkan seorang anak?"Violet tertegun.Dia menarik kerah baju tidurnya, lalu bertanya, "Kamu sangat ingin aku memberimu anak? Benarkah ini hanya karena Nenek menyukaiku?"Mata Leon sedikit menyipit. "Kalau bukan itu, apa lagi?""Kenapa nggak kamu tanyakan pada dirimu sendiri?" Dengan se
Baca selengkapnya

Bab 28

Perasaan kesal yang begitu kuat membuatnya pergi ke taman belakang untuk menenangkan diri.Violet duduk lama di bangku taman. Baru setelah itu suasana hatinya sedikit membaik.Meskipun sebenarnya dia tidak ingin kembali ke kamar, dia tetap harus kembali.Ini bukan demi siapa-siapa, hanya agar Desi bisa tidur nyenyak. Terlebih lagi, dia baru saja pulang hari ini.Violet berdiri lama di depan pintu kamar.Dia benar-benar tidak ingin berbagi kamar dengan si bajingan itu.Setelah mengambil napas dalam beberapa kali, Violet dengan enggan mendorong pintu. Begitu dia masuk, dia mendengar suara Leon yang sedang menelepon di balkon.Violet bersumpah, dia tidak bermaksud menguping. Namun, mereka sedang melakukan panggilan suara atau video yang volumenya cukup besar."Paman, sejak tadi malam kamu nggak mengangkat teleponku. Aku pikir kamu terlalu sibuk bekerja. Siapa sangka tadi Loren meneleponku dan memberitahuku kalau Kak Violet sudah pulang.""Sekarang kalian berdua ada di rumah tua. Katanya k
Baca selengkapnya

Bab 29

Ekspresi serius di wajah Violet membuat Desi merasakan firasat buruk. Dia segera menutupi dadanya, berpura-pura merasa tidak nyaman, lalu berujar, "Mungkin semalam aku kurang tidur. Sekarang dadaku terasa sakit. Loren, cepat bantu Nenek kembali ke kamar."Loren segera bangkit berdiri. "Baik.""Nenek ...."Tanpa memberi kesempatan pada Desi dan Loren untuk melanjutkan sandiwara mereka, Violet kembali berbicara, "Apa yang ingin aku katakan, aku rasa Nenek sudah bisa menebaknya ...."Menyadari apa yang akan dilakukannya, Leon langsung menggenggam pergelangan tangannya. Dia berkata, "Apa kamu lupa dengan apa yang sudah aku katakan?"Violet meliriknya sekilas, lalu langsung menepis tangannya. Dia kembali memandang Desi, lalu mulai menjelaskan, "Nenek, sesuatu yang nggak sejalan tetap nggak akan berbuah manis meski dipaksakan. Lagi pula, kami memang nggak ditakdirkan bersama!""Violet ...." Desi mendekatinya, menggenggam tangannya, lalu berujar, "Nenek tahu kalau bocah nakal ini sudah melaku
Baca selengkapnya

Bab 30

Violet merasa hatinya masam saat membalas, "Baiklah!"Ketika melihat dua orang itu berjalan makin jauh, Loren dengan tidak puas bertanya pada neneknya, "Nenek, kenapa kamu setuju kalau Kak Violet bercerai dengan Kakak?""Bukankah kita sudah sepakat untuk menyatukan mereka kembali?"Desi menghela napas, lalu menjawab, "Violet sudah berubah. Dia sudah nggak memiliki harapan lagi pada kakakmu.""Kalau begitu, kenapa Nenek tetap setuju?" Loren tidak mengerti. "Kalau dia pergi, mungkin dia nggak akan pernah kembali lagi.""Nanti kalau dia punya pria lain, dari mana kamu akan menemukan cucu menantu yang sebaik dia?""Aku juga nggak akan pernah punya Kakak Ipar yang lebih baik darinya!""Kamu ini ...." Desi mengetuk dahi Loren sembari menjelaskan, "Kamu hanya melihat sikap Violet yang telah berubah. Tapi apa kamu nggak melihat kalau kakakmu juga sedikit berbeda?""Benarkah?" Loren tidak menyadarinya. "Bukankah dia tetap saja dingin dan nggak berperasaan? Nenek, kebetulan saja dia kakak kandun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status