Asnanto Wibawa memiliki tubuh yang agak gemuk, dan ketika ia tiba di depan Raka Anggara, ia sudah kehabisan napas.Raka Anggara tersenyum dan berkata, "Tuan Asnanto, jangan terburu-buru, ambil napas dulu baru bicara."Setelah itu, ia melirik ke arah Ivan Fahrizi.Wajah Ivan Fahrizi berubah drastis, dan ketika ia hendak menjelaskan, Raka Anggara segera melambaikan tangan untuk menghentikannya.Asnanto Wibawa sedikit merilekskan napasnya dan menunjuk Ivan Fahrizi, "Pangeran Raja, saya telah memeriksa buku rekening semalam, dan menemukan beberapa perbedaan.Tidak hanya harga kayu yang diangkut dari Kerajaan Suka Bumi terlalu tinggi, tetapi juga ada beberapa transaksi yang tidak jelas."Asnanto Wibawa berkata sambil mengambil buku rekening dari tangan pengawalnya, membuka beberapa halaman, lalu memberikannya kepada Raka Anggara, "Pangeran Raja, lihatlah pengeluaran ini, yang katanya untuk membayar biaya batu... Ini jelas-jelas dibuat-buat, sebagian besar batu ini diangkut dari Kerajaan Tu
Last Updated : 2025-02-09 Read more