All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus: Chapter 541 - Chapter 550

703 Chapters

Bab 539, Putra Mahkota Menjadi Raja.

Malam itu, setelah kenyang makan dan minum, semua orang kembali ke kamar masing-masing. Raka Anggara pergi ke kamar Rustam Asandi.Begitu masuk, Raka Anggara menutup pintu, lalu menggeser meja untuk mengganjal pintu. Semua jendela dikunci rapat.Baru saja dia berbaring, suara ketukan keras terdengar di pintu."Raka Anggara, keluarlah!" seru Rustam Asandi dengan marah."Mana gadis cantik yang dijanjikan?" pikir Rustam Asandi. Dia dan Dadaka Lutran sebelumnya pergi ke kamar Raka Anggara, yang katanya ada dua wanita cantik luar biasa untuk mereka.Tapi setelah masuk, kamar itu malah seperti rumah hantu. Baru saat itulah Rustam Asandi sadar dia telah ditipu.Raka Anggara berbaring di tempat tidur sambil tertawa nakal."Jangan ketuk lagi, tidak ada orang di dalam," teriak Raka Anggara ke luar.Rustam Asandi semakin marah, "Tidak ada orang, tapi ada suara yang bicara?""Kang Rustam, malam ini kamu tidur sama Kang Dadaka saja... Kalau tidak, aku akan bilang ini ke Nona Sutiah."Rustam Asandi
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 540, Kudeta Malam Tahun Baru.

“Yang Mulia, hamba mohon ampun, hamba terlalu lancang!”Kasim Subagja mengangkat tangannya dan menampar mulutnya sendiri.Kaisar Maheswara menghela napas, “Belum ada kabar darinya?”Kasim Subagja menjawab, “Melapor, Yang Mulia, sejak Tuan Raka meninggalkan ibu kota, tidak ada berita sama sekali tentang dirinya! Bahkan dari Kerajaan Tulang Bajing, tidak ada kabar bahwa dia pergi ke sana.”Kaisar Maheswara sedikit mengernyit, “Mungkin dia pergi bersenang-senang menikmati alam... Pergi saja, lebih baik begitu, biar aku tidak jengkel melihatnya.”Kasim Subagja diam, tahu bahwa kata-kata kaisar tidak mencerminkan isi hatinya.“Yang Mulia, Pangeran Keempat telah mengirim laporan bahwa dia tidak akan pulang untuk perayaan Tahun Baru tahun ini!”Kaisar Maheswara hanya bergumam ringan.Waktu berlalu, tibalah malam Tahun Baru.Di vila makam kekaisaran, mantan Pangeran Mahkota telah mempersiapkan meja penuh makanan.“Baiklah, untuk gelas pertama, kita persembahkan untuk Ayahanda Kaisar, semoga b
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 541, Penyebab Kematian Pangeran Wirasena.

Kaisar Maheswara memandangnya dengan tenang, lalu berbicara dengan suara dalam, "Apakah kau berniat merebut kekuasaan dan mengambil alih tahta?"“Merebut kekuasaan dan mengambil alih tahta?” Pangeran Riksan Sangkala tertawa dingin sambil menunjuk ke arah Kaisar Maheswara, “Kau yang sebenarnya merebut kekuasaan dan mengambil alih tahta. Apakah kau benar-benar tidak sadar bagaimana kau mendapatkan posisi ini hari ini?”“Kau tidak berani menjawab pertanyaanku karena kau merasa bersalah, bukan?”Pangeran Riksan Sangkala menoleh ke arah semua orang dan berkata, “Dulu, ayahku, Pangeran Wirasena, adalah putra mahkota yang sah. Tahta yang kau duduki sekarang seharusnya menjadi miliknya.”“Bagaimana ayahku memperlakukanmu, kau tahu betul... tetapi bagaimana kau memperlakukan dia? Kau tidak hanya merampas tahta yang seharusnya menjadi miliknya, tetapi kau juga membunuhnya.”“Kau membunuh ayahku, lalu berpura-pura baik dengan membesarkanku di sisimu, memanggilku ‘anakku’ dengan penuh kasih. Aku
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 542, Melempar Cangkir sebagai Isyarat.

Pangeran Riksan Sangkala tersenyum dingin, meremehkan, dan berkata, "Benar, itu memang Paman Pangeran Wirasena.Jika bukan dia yang memberitahuku secara detail, aku masih akan terjebak dalam kebodohan, merasa berterima kasih kepadamu.""Tapi sekarang, meskipun kau sudah menebak, apa gunanya? Bukankah ini sudah terlambat?""Kusarankan kau jangan melakukan perlawanan sia-sia. Cepat tulis surat pengunduran diri dan kembalikan takhta kepadaku... Jika tidak, aku akan mulai membantai dari Istana Abadi ini."Wajah Kaisar Maheswara berubah suram. "Pangeran Wirasena benar-benar hebat. Ternyata dia berpura-pura lumpuh selama ini, ya?"Pangeran Riksan Sangkala tersenyum dingin. "Kalau tidak seperti itu, bagaimana mungkin bisa menipumu?""Kalian benar-benar telah berusaha keras.""Sudah cukup bicara. Cepat tulis surat pengunduran diri, atau jangan salahkan aku jika aku mulai membantai!"Semua orang menjadi pucat pasi, wajah mereka dipenuhi ketakutan.Putri Kesembilan mencabut hiasan rambut berupa
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 543, Mana Ada Dendam Lama Antara Ayah dan Anak?

Di dalam istana, suara tembakan bergemuruh, diiringi ledakan yang tiada henti.Pasukan Bayangan Khusus memang memiliki kekuatan tempur yang luar biasa, kemampuan perorangan mereka tidak kalah dari Pasukan Lestari Raka Abadi.Namun, Pasukan Lestari Raka Abadi tidak bermain sesuai aturan. Saat bertemu musuh, mereka langsung menodongkan senapan, disusul hujan panah, lalu melemparkan granat di tengah kekacauan.Pasukan Bayangan Khusus dibuat kebingungan dan terpukul mundur. Hanya setelah itu Pasukan Lestari Raka Abadi memilih bertempur jarak dekat, menghajar musuh tanpa ampun.Di dalam Istana Abadi, Pangeran Riksan Sangkala terjatuh duduk di tanah, wajahnya pucat seperti mayat.Tiba-tiba, tatapannya terkunci pada Kaisar Maheswara, mata penuh kebencian dan tekad. Dia melompat berdiri, menjejakkan kaki ke tanah, dan menyerang Kaisar Maheswara.Tangkap pemimpin untuk menguasai pasukan. Pikirannya tidak buruk, tapi dia meremehkan kemampuan Kasim Subagja.Pangeran Riksan Sangkala telah berl
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 544, Dijebloskan ke Penjara Mati, Dihukum Setelah Tahun Baru.

Suara pertempuran berlangsung sepanjang malam. Seluruh istana penuh dengan tumpukan mayat yang menggunung, darah mengalir seperti sungai.Hingga fajar menyingsing, barulah suara pertempuran mereda."Hamba Dahlan Wiryaguna, mohon menghadap Yang Mulia! Suara kasar terdengar dari luar aula.Anggota keluarga kerajaan telah menghabiskan waktu semalaman di Istana Abadi.Kaisar Maheswara perlahan berdiri, tubuhnya terhuyung karena terlalu lama duduk. "Buka pintu!"Pengawal bayangan membuka pintu besar Istana Abadi.Dahlan Wiryaguna masuk dengan seluruh tubuh berlumuran darah. Ia berjalan cepat ke dalam, lalu berlutut, "Yang Mulia, hamba berhasil menjalankan perintah. Pasukan Bayangan Khusus telah dihancurkan sepenuhnya.""Bangun dan bicaralah!""Terima kasih, Yang Mulia!" Dahlan Wiryaguna berdiri. "Yang Mulia, situasi di luar sudah aman!"Kaisar Maheswara mengangguk ringan. "Jenderal Dahlan, kerja kerasmu tidak akan dilupakan. Segera urus mayat-mayat itu.""Hamba siap menjalankan perintah
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 545, Memberikan Pita Putih.

Hingga keesokan hari, Putra Mahkota memasuki istana. Pasukan besar Pangeran Jagabaya telah mundur.Tampaknya mereka telah menerima berita, langsung mundur kembali ke Kota Tebu Hitam. Namun, pemberontakan Pangeran Jagabaya sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan.Siapa yang seharusnya dikirim untuk memadamkan pemberontakan membuat Kaisar Maheswara merasa pusing.Dahulu, Raka Anggara pasti menjadi pilihan utama. Namun sekarang, pemuda itu entah ke mana.Pandangan Kaisar Maheswara jatuh pada Putra Mahkota. "Raka Anggara beberapa waktu ini selalu berada di rumah peristirahatan makam kekaisaran?" Putra Mahkota buru-buru menjawab, "Ya Ayahanda!""Mengapa tidak memberitahu aku sebelumnya?" "Hamba adalah seseorang yang tengah menebus dosa, tidak memiliki hak untuk melapor... Selain itu, Raka Anggara juga melarang hamba untuk memberitahu."Kaisar Maheswara menghela napas, "Apa lagi yang dia katakan?" "Dia hanya menyuruh hamba kembali ke ibu kota untuk melindungi Ayah Kaisar, tidak ada
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 546, Menobatkan Diri sebagai Kaisar.

Hari itu, Raka Anggara dan rombongannya tiba di Kahuripan."Yuk, kita cari penginapan dulu untuk istirahat... Nanti aku ajak kalian makan roti isi di Tanjung Angin," ujar Raka Anggara sambil tersenyum.Saat terakhir kali dia datang ke Kahuripan, dia pernah mencicipinya. Dengan sup kambing hangat dan roti isi, rasanya benar-benar luar biasa."Di sana sedang ada apa? Kok banyak orang yang berkumpul?"Saat mereka berjalan melewati jalan, terlihat kerumunan besar orang dari kejauhan.Rustam Asandi berkata, "Aku akan lihat sebentar!"Rustam Asandi berlari ke depan untuk mengintip sejenak, lalu kembali dengan tergesa-gesa."Itu Randitama, sedang melakukan eksekusi iris tipis yaitu hukuman mati dengan sayatan perlahan, terhadap para tahanan."Raka Anggara terkejut sesaat. "Kalian tunggu sebentar di sini, aku mau menyapa sebentar!"Raka Anggara pun menyelinap ke dalam kerumunan.Di atas panggung eksekusi, terdapat empat tiang yang berdiri, dengan empat orang yang diikat tanpa busana pada masi
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 547, Rencana Putri Kesembilan.

Kaisar Maheswara menatap para menteri yang berkumpul di hadapannya dan berkata dengan nada serius, “Para menteri yang setia, adakah di antara kalian yang memiliki strategi yang baik?”Handi Wiratama dan yang lainnya saling memandang, bingung.“Yang Mulia, kita dapat mengerahkan pasukan untuk menyerang!” kata Damar Luhur, Menteri Sementara Ritus, tanpa berpikir panjang.Saat ini, Damar Luhur sedang menjabat sebagai menteri sementara. Jika dia berhasil menyelenggarakan pernikahan Raka Anggara dan Putri Kesembilan, dia akan diangkat secara resmi menjadi Menteri Ritus.Namun, siapa yang menyangka masalah akan muncul di pihak Raka Anggara, dan pernikahan itu pun gagal. Akibatnya, ia hanya menjadi menteri sementara.Namun, ia yakin akan menjadi Menteri Ritus yang sebenarnya cepat atau lambat, terutama karena meskipun Kaisar Maheswara tidak menghukum mati Panjul Sagala, dia telah mengasingkannya dari ibu kota.Para pejabat lainnya memandang Damar Luhur dengan ekspresi aneh. Kaisar Maheswara
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 548, Memalsukan Catatan Sejarah.

Kaisar Maheswara memandang Putri Kesembilan dengan ekspresi tidak percaya. "Percakapan dari catatan liar, mana mungkin dianggap serius?"Jika itu adalah catatan sejarah resmi, para pejabat sipil dan militer tidak akan berani protes. Bagaimanapun, Kaisar Agung pernah melakukan hal seperti itu. Jika ia melakukannya, itu hanya meniru Kaisar Agung.Namun, catatan liar tidak memiliki kredibilitas.Putri Kesembilan bergumam, "Catatan sejarah resmi juga belum tentu benar. Sejarah resmi selalu ditulis oleh para pemenang... sementara catatan liar belum tentu salah."Kaisar Maheswara menghela napas penuh keputusasaan.Kepala kasim, Kasim Subagja, tampak ingin berbicara, tetapi akhirnya tak bisa menahan diri, "Yang Mulia, catatan liar juga bisa diubah menjadi catatan resmi."Kaisar Maheswara mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"Kasim Subagja menjawab, "Yang Mulia, para pencatat sejarah dari masa Kaisar Agung sudah wafat ratusan tahun yang lalu.Jika kita diam-diam menambahkan cerita ini ke dalam
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more
PREV
1
...
5354555657
...
71
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status