Raka Anggara menatapnya dan bertanya, "Mana suratnya?" "Harap tunggu, Tuan Pangeran Bangsawan!" Kawi Dema berbalik dan mulai mencari di atas meja sambil bergumam, "Aneh, aku ingat meletakkannya di sini, kenapa tidak ketemu?" Raka Anggara tersenyum dingin, menyaksikan Kawi Dema berakting. "Jangan dicari lagi, pasti sudah jadi abu, kan?" Wajah Kawi Dema seketika tegang. Raka Anggara bertanya, "Kamu sudah membaca surat itu, apa isinya?" Kawi Dema tertawa kering, "Aku agak lupa!" Raka Anggara mendengus dingin dan berkata, "Kenapa tidak menyerahkan surat itu kepada Tuan Galih Prakasa?" Kawi Dema tersenyum penuh basa-basi, "Tuan Galih Prakasa sangat sibuk dengan urusan negara, isi surat itu tidak penting, jadi aku tidak melaporkannya." Raka Anggara tersenyum dingin lagi. Galih Prakasa dengan wajah serius berkata, "Bukankah tadi kamu bilang lupa dengan isi suratnya? Kenapa sekarang bilang isi surat itu tidak penting?" Wajah Kawi Dema tiba-tiba menegang, ia terbata-bata menjawab,
Last Updated : 2025-01-18 Read more