Semua Bab Terperangkap Hasrat CEO Kejam: Bab 21 - Bab 30

35 Bab

21. Plat Nomor Mobil

Happy Reading*****"Kenapa marah? Apa ucapan saya benar?"Zayn melingkarkan tangannya ke pinggang si cewek dan menariknya kuat hingga membentur dada. Indera lelaki itu berkorban layaknya api yang siap melahap apa pun di sekitarnya. "Tutup mulutmu jika kamu tidak mengetahui hal yang sebenarnya," ancam Zayn. Lalu, secara brutal lelaki itu mencium perempuan di depannya. Sama sekali tidak memberikan celah untuk menghindar.Refara merasakan sakit, bukan cuma tubuhnya. Hatinya benar-benar tercabik-cabik oleh perlakuan lelaki itu apalagi ketika bayangan jasat keluarganya melintas begitu saja di pikirannya. Air mata pun mengalir tanpa terasa dan Zayn menyadari hal tersebut. Segera menghentikan ciumannya, Zayn menempelkan keningnya pada kening si cewek. "Kenapa menangis? Aku tidak mau kamu memikirkan hal-hal yang bisa mengganggu fokus rencana kita," ucapnya dengan napas memburu."Saya, hanya menyesali apa yang sudah terjadi. Mungkin sebaiknya saya tidak pernah menerima tawaran Anda jika ses
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

22. Pergerakan Mencari Bukti

Happy Reading*****Tubuh Refara menegang ketika mendengar pertanyaan dari seseorang di belakangnya. Walau tidak melihat wajah lelaki itu, tetapi dia sangat mengenal suaranya. "Refa, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya si lelaki sekali lagi. Refara terpaksa berbalik. Gemetar, dia mau tak mau harus menjawab pertanyaan sang kepala keluarga Rafiq. "Pagi, Pak," sapanya. Sailendra mengangguk dan bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti tadi. "Cepat katakan, kenapa kamu bisa ada di sini sedangkan kamu adalah sekretarisnya Firhan.""Pak Zayn sengaja mengajak saya ke sini pagi ini. Katanya, beliau membawa seorang dokter untuk memeriksa luka di kepala saya," jelas Refara. Perempuan itu menunduk dalam, tidak berani menatap wajah sepuh sang lelaki. Takut jika kebohongannya akan terbongkar."Benarkah seperti itu?" Sailendra merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel. Sepertinya sang kepala keluarga Rafiq menghubungi cucunya untuk memastikan kebenaran ucapan Refara. Perempuan itu meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

23. Perasaan Aneh

Happy Reading*****Yoga berjalan cepat memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Harri. Sementara Refara, masih terus mengajak berbincang saudaranya demi merangsangnya bangun dari tidur panjang."Re, dokter sudah ada di sini," kata Yoga. Dia sudah masuk bersama seorang dokter yang selam ini menangani Harri. Ada juga dua orang perawat."Tolong periksa, Dok. Tadi, saya melihat pergerakan tangannya. Tapi, kenapa matanya masih terpejam," jelas Refara."Baik, Bu. Boleh bergeser dulu supaya lebih leluasa memeriksa."Refara berjalan mendekati Yoga yang berdiri di dekat pintu. "Semoga Mas Harri sadar dan membuka matanya. Jadi, kita bisa bertanya secara langsung mengenai kecelakaan itu. Dia satu-satunya saksi kunci.""Tenang, Re. Rileks, jangan terlalu memaksakan keinginan. Kita tunggu hasil pemeriksaan dokter."Beberapa menit menunggu, sng dokter sudah menyelesaikan pemeriksaannya. "Sepertinya, kondisi pasien memang jauh lebih baik. Dalam kondisi tertentu, ada pasien yang memang memberikan r
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

24. Makin Khawatir

Happy Reading*****"Kamu ngelamunin apa, Re?" tanya Firhan. Tangannya bahkan sudah berada di atas pundak sang sekretaris. "Kenapa bengong saja.""Eh, Bapak." Refara segera menyembunyikan ponselnya. "Tidak ada apa-apa, Pak. Saya cuma berpikir kenapa harga dasi di sini mahal-mahal sekali, ya."Seketika tawa Firhan membahana. "Kamu lihat nama toko ini."Refara mengangkat garis bibirnya, sungguh jawaban yang menyesatkan. Bagaimana bisa berpikiran begitu bodoh seperti perempuan polos yang tidak pernah masuk ke butik merk terkenal saja."Ayo, Pak. Kita cari kemejanya. Jas sama celana kan sudah dapat," kata Refara demi mengalihkan pembahasan selanjutnya yang akan semakin membuatnya terlihat bodoh.Firhan mengusak rambut perempuan itu, lembut. "Kamu ini," ucapnya, "pilihkan satu dasi untukku. Lalu, kita cari gaun untukmu. Aku sudah membeli semua perlengkapan untuk pesta.""Kok gaun buat saya?" Kening Refara berkerut.Firhan menyentil kening perempuan itu. Gemas sekali melihat ekspresi lucu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

25. Tegang

Happy Reading*****Tubuh Refara menegang. pertanyaan Firhan membuatnya bungkam. Namun, sebuah alasan segera dia temukan."Saya lupa, ada yang harus saya kerjakan sebelum besok masuk kerja. Jika tidak segera pulang, saya takut tidak bisa menyelesaikannya.""Tunggu, Re." Tatapan Firhan makin tajam, seolah menguliti seluruh tubuh si perempuan. "Aku perlu memastikan jika kamu tidak sedang terlibat hubungan dengan Mas Zayn. Aku tidak mau mau kejadian seperti sebelumnya terulang. Katakan, kenapa kamu bereaksi sedemikian rupa ketika aku mengatakan hal yang menyangkut saudaraku itu."Keringat mulai mengalir di kening Refara, gugup menyerang. Firhan benar-benar cepat membaca perubahan yang terjadi pada dirinya. "Bukan karena Pak Zayn, tapi ada hal penting yang memang harus saya kerjakan. Jika Bapak tidak percaya, silakan baca ini." Refara menunjukkan wajah paniknya untuk mendukung semua kebohongannya.Menjulurkan ponselnya yang terlihat dengan jelas chat dari Yoga. Beruntung chat yang dimint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

26. Pesta Pertunangan

Happy Reading*****"Re, kamu baik-baik saja?" tanya Yoga setelah lelaki itu berhasil menangkap tubuh Refara yang hampir jatuh.Wajah si perempuan pucat pasi, ponselnya bahkan sudah terlepas dari genggaman dan hancur di lantai. "Re, ada apa?" Yoga masih belum bisa memastikan apa yang terjadi dan dilihat Refara hingga menyebabkan perempuan itu ketakutan."Itu," tunjuk Refara pada sesuatu yang tergeletak di lantai. Yoga pun mengeluarkan ponsel dan menghidupkan senter. Betapa terkejutnya lelaki itu ketika melihat darah serta tubuh Zayn tergeletak di lantai dengan mata tertutup. "Pegang ini, aku hidupkan lampunya," perintah Yoga. Lelaki itu kembali berlari ke arah sakelar lampu. Setelah berhasil menerangi semua ruangan, dia kembali pada Refara. "Bantu aku mengangkatnya, Ga." Refara sudah lebih dulu memegang tubuh Zayn. "Apa tidak sebaiknya di bawa ke rumah sakit saja?" tanya Yoga sambil mengangkat tubuh lelaki dengan berhidung mancung itu."Dia tidak akan menyukainya. Baringkan saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

27. Akhir dari Pesta

Happy Reading*****Refara pura-pura ke toilet untuk menghubungi Zayn demi memastikan semua. Entah mengapa dia begitu khawatir jika lelaki itu akan mendapat luka lagi seperti semalam. Namun, ponsel Zayn lagi-lagi tidak bisa dihubungi. "Apa hukuman itu belum selesai juga. Tapi, kenapa tadi mengatakan bahwa semua akan kembali normal setelah jam delapan pagi. Ah, Zayn. Kenapa kamu membuatku khawatir," lirih Refara. Tidak berhasil menghubungi orang yang dicarinya, Refara meminta bantuan Yoga untuk datang ke vila, memastikan keberadaan Zayn. Namun, baru saja dia akan men-dial kontak Yoga di ponselnya, suara riuh tamu undangan terdengar. Gegas, perempuan itu kembali ke meja semula. Di mana Firhan sudah tidak berada di sana dan Refara melihat sosok Zayn berdiri tegak di samping Sailendra."Kenapa datang jika sebelumnya kamu sudah menyakiti Elvira," kata Sailendra. "Jangan mempermalukan keluargamu sendiri, Zayn."Lelaki berjas hitam dengan membawa buket mawar itu cum menatap sang kepala ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

28. Harri

Happy Reading*****"Zayn, tunggu!" teriak Elvira. Sailendra menarik kerah kemeja cucu sulungnya. Dia membawa Gandy turun dari panggung bersama dengan Firhan.Cucu kedua dari keluarga Rafiq itu tersenyum sebelum berbalik. Dia juga sempat mengedipkan sebelah mata pada Refara. Entah apa maksudnya, Refara tidak berani bereaksi apa pun walau sekedar memandang. "Ada apa?" sahut Zayn santai."Aku memilihmu untuk menjadi pendamping hidupku. Mari kita lanjutkan rencana pertunangan ini. Menjalankan dan mewujudkan apa yang sudah kita rencanakan sebelumnya." Elvira turun, mendekati lelaki yang tadi sempat meninggalkannya. Zayn berbalik dan tersenyum. "Kamu yakin memilihku?" tanyanya memastikan.Elvira mengangguk, membalas senyuman Zayn dengan manis. Tangannya terulur meminta di gandeng si lelaki. Namun, Zayn malah berbuat sebaliknya. Lelaki itu memasukkan kedua tangan ke saku celana walau langkahnya mendekati Elvira. "Ayo, kita selesaikan ritual ini," pintanya. Saat Zayn naik ke panggung be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

29. Bukti yang Membingungkan

Happy Reading*****"Aku minta maaf, Mas. Mungkin, ponsel itu sudah ikut terbakar bersama mobil kita," ucap Refara sedih. Harri menggelengkan kepala. Refara pun memegang tangan saudaranya itu, mencoba menghibur. "Ikhlaskan saja. Jika memang ada yang ingin berbuat jahat dengan keluarga kita, sebentar lagi kebenaran itu akan terungkap.""Re, aku melempar HP itu sebelum tak sadarkan diri. Mungkin saja, HP-nya jatuh tak jauh dari tempat kecelakaan," terang Harri.Refara menatap lurus, berpikir sejenak dan mencoba mengingat kejadian ketika dia datang ake lokasi kecelakaan keluarganya. "Tapi, Mas. Kejadian itu sudah berlangsung lebih dari dua bulan. Jika kita mencarinya apa mungkin HP itu masih bisa ditemukan.""Sebelum seseorang mengeluarkan aku dari mobil, aku sempat merekam percakapan seseorang yang mencurigakan. Sepertinya, kecelakaan itu memang sudah direncanakan. Tapi, Mas tidak tahu motifnya apa.""Aku pasti akan menyelidikinya. Sekarang, Mas Harri istirahat dulu. Aku akan memint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

30. Makin Penasaran

Happy Reading*****Refara masih terus memandang jepit dasi yang dikenakan oleh Gandy dan mengabaikan pertanyaan Ilham."Re, apa yang kamu katakan tadi? Mengapa kamu menatap Mas Gandy sedemikian rupa? Apa yang salah dengannya?" Ilham menyentuh lengan perempuan di sampingnya itu.Refara tersadar dari lamunannya tentang Gandy. Melirik lelaki di sebelahnya, dia pun menggelengkan kepala. "Ayo, Pak. Kita harus sampai di ruangan sebelum Firhan sampai."Ilham terpaksa menuruti perkataan Refara karena yakin ada hal penting yang akan dibicarakan. Tidak mungkin keempat lelaki keluarga Rafiq itu datang bersamaan jika tidak ada hal yang mendesak.Keduanya sampai di ruangan bersamaan dengan Firhan yang akan masuk ruangannya. "Fir," panggil Ilham.Sang atasan menatap keduanya dingin. "Kalian berdua ke ruangan saya, sekarang juga," perintahnya.Cuma bisa menatap satu sama lain. Ilham dan Refara segera masuk ruangan si bos. "Apa ada meeting yang tidak aku ketahui, Fir?" tanya Ilham membuka suara te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status