Semua Bab Misteri Kematian Suamiku: Bab 11 - Bab 20

27 Bab

Bab 11

"Kamu siapa?" "Aku kakakmu." Sejenak Fauzia dibuat terbengong. Dia memandangi Reza dan Daffa bergantian. Kepalanya tiba-tiba saja terasa pusing. Pertama Daffa datang mengaku sebagai Pamannya, dan sekarang Reza mengaku sebagai Kakaknya. "Tidak usah terkejut. Aku adalah anak angkat Pamanmu," lanjut Reza yang melihat Fauzia terkejut. "Anak angkat? Tapi usia kalian seperti sepantaran. Daripada menjadi anak angkat, bukankah kalian lebih cocok menjadi saudara angkat?" Reza melihat pada Daffa sambil berdecak. Semua karena pengakuan pria itu yang mengatakan dirinya adalah Paman Fauzia. Reza menarik kursi ke dekat bed lalu mendudukkan diri di sana. "Uzi.. dengarkan aku. Kamu memang memiliki seorang Paman, tapi bukan dia," Reza menunjuk pada Daffa. "Maksudnya?" Fauzia terlihat semakin bingung saja. "Daffa adalah anak dari atasan Pamanmu, dia juga atasanku. Tapi hubungan kami sangat dekat, sudah seperti sahabat. Sedang Pamanmu bernama Faisal. Dia adalah adik kembar Papamu." "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 12

Fauzia dan Krishna langsung menghambur ke arah Andika. Tubuh pria itu tidak bergerak lagi, hanya air liur saja yang terus keluar dari mulutnya. Krishna bergerak cepat memanggil petugas. Salah seorang petugas masuk dan memeriksa keadaan Andika. Dia lalu memerintahkan rekannya yang lain membawa Andika ke rumah sakit. Bersama Krishna, Fauzia mengikuti Andika yang dilarikan ke rumah sakit. Wanita itu masih belum mendapat jawaban dari Andika. Dia tidak rela kalau pria itu mati begitu saja, membawa misteri kematian suaminya. Sesampainya di IGD rumah sakit, dokter dan perawat langsung menangani Andika. Namun sayang, lima menit setelah pria itu datang, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Fauzia terhenyak melihat suster menutupi tubuh Andika dengan kain putih. Dengan cepat dia mendekati sang dokter. "Dokter, kenapa dia bisa mati? Apa yang terjadi padanya? Tolong selamatkan nyawanya, ada yang ingin kukatakan padanya. Tolong dokter!" "Maaf, Bu. Kami tidak bisa menyelamatkan nyawanya. Kondis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 13

Kondisi Faisal sudah mulai stabil. Masa kritisnya sudah lewat, hanya tinggal menunggu pria itu bangun dari tidur panjangnya. Setelah berdiskusi dengan tim dokter, Faisal diperbolehkan pindah ke ruang perawatan biasa. Pria itu ditempatkan di ruang VVIP oleh Daffa. Fauzia duduk di sisi bed. Di atas bed, Faisal masih setia memejamkan matanya. Fauzia mengambil anting yang diberikan Kokom padanya. Pikirannya melayang, siapa pemilik anting ini? Apa dia dalang dibalik kematian suaminya? Ataukah dia yang sudah membunuh suaminya? Lamunan Fauzia buyar ketika sebuah tangan mengambil anting yang dipegangnya. Kepalanya terdongak, ternyata Daffa sudah berdiri di sampingnya. Tak lama kemudian Reza datang bergabung. Matanya langsung tertuju pada anting di tangan Daffa. "Anting siapa itu?" tanya Reza. "Itu anting yang diberikan Bu Kokom. Kata Bu Kokom, Andika yang memberikannya. Andika bilang kalau aku mau menemukan siapa pembunuh suamiku, aku harus tahu siapa pemilik anting ini." "Apa kamu p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 14

"Perkenalkan, ini Fauzia. Keponakan kandung Pak Faisal Wiranata, dan juga istri dari mendiang Angga Wiguna, anak anda." Untuk sesaat Salim dan Rafi hanya terdiam. Kedua pria itu memandangi Fauzia yang berdiri di belakang Daffa dan Reza. Tidak disangka menantu yang tidak diinginkan ternyata keponakan dari Faisal Wiranata. Walau Faisal bukan pemilik Noble Group, namun posisinya di perusahaan besar itu bisa dianggap penting. Reza meminta Fauzia duduk di sampingnya. Suasana di dalam ruangan sejenak menjadi hening. Ada rasa enggan di hati Salim memenuhi keinginan Daffa. Di matanya Fauzia tetaplah orang yang sudah membunuh anaknya. Selain itu, karena Fauzia juga Angga pergi meninggalkan dirinya. "Bagaimana Pak Salim? Apa anda menerima tawaran saya?" Suara Daffa memecah lamunan Salim. Rafi menyenggol sang ayah, meminta pria itu segera mengambil keputusan. Salim memandangi Fauzia dengan tatapan tajam. Fauzia meremat dress yang dikenakannya. Pandangan Salim dirasakan begitu menusuk. Ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 15

"Apa maumu?" tanya Fauzia seraya meningkatkan kewaspadaan. "Aku menginginkanmu." Rafi semakin mendekatkan tubuhnya. Fauzia sampai menahan nafas karena jarak di antara mereka semakin terkikis. Rafi memandangi wajah cantik Fauzia dengan pandangan memuja. Wajah mantan Kakak iparnya ini ternyata lebih cantik dari tunangannya walau dia hanya memoles wajahnya dengan make up tipis. Tangan Fauzia menahan dada Rafi ketika pria itu berbuat mencium bibirnya. Matanya menatap tajam pada pria mesum di depannya. "Berani kamu menyentuhku, hanya dengan satu panggilan aku bisa membuat Wiguna Group hancur. Apa kamu lupa syarat yang diajukan Kakakku?" Menyadari itu, Rafi menarik tubuhnya menjauh dari Fauzia. Pria itu tertawa pelan sambil melihat pada Fauzia. Sesaat dia lupa kalau mantan iparnya berada di bawah perlindungan Noble Group. "Baiklah, maafkan aku Kakak ipar, aku sudah khilaf. Tapi kalau kamu datang sendiri padaku dan menyerahkan dirimu sendiri, itu tidak melanggar perjanjian bukan?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 16

CEKLEK Fauzia hanya mampu terpaku di tempatnya ketika melihat handle pintu bergerak. Baru saja Anita hendak mendorong pintu, Bi Ipah datang menghampirinya. "Maaf Bu, pesanan yang Ibu minta sudah selesai dibuat. Apa Ibu mau melihatnya dulu?" "Sudah selesai?" "Sudah, Bu. Masih di dapur. Baiknya Ibu lihat dulu, baru nanti saya pindahkan." Anita mengurungkan niatnya masuk ke dalam kamar. Wanita itu mengikuti langkah asisten rumah tangganya ke dapur. Bi Ipah bernafas lega Anita mau menjauh dari kamar sebentar. Dia tahu kalau Fauzia belum keluar dari kamar majikannya itu. Dengan cepat Fauzia membereskan kotak perhiasan lalu memasukkannya kembali ke dalam laci. Pelan-pelan dia membuka pintu lalu bergegas meninggalkan kamar Anita dan langsung kembali ke kamarnya. Wanita itu duduk termenung di sisi ranjang sesampainya di kamar. Setelah mencari ke kamar Anita, Tamara dan Vania, dia tetap tidak menemukan anting yang serupa. Lamunan Fauzia buyar ketika mendengar ponselnya berderi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 17

Setelah mendapat laporan dari Nano, Daffa segera menghubungi Gunawan. Dia meminta pria itu mengirimkan anak buahnya untuk menolong Fauzia. Usai menghubungi Gunawan, Daffa bergegas meninggalkan rumah sakit. Tujuannya tentu saja kediaman Salim. Pria itu mencemaskan keadaan Fauzia. Dengan kecepatan tinggi, Daffa memacu kendaraannya. Mobilnya meliuk menyalip kendaraan di depannya. Terkadang dia menekan klakson untuk menghalau kendaraan yang ada di depannya. Sepuluh menit kemudian pria itu sudah sampai di kediaman Salim. Keadaan rumah nampak sepi. Daffa bergegas membuka pintu pagar lalu berlari menuju pintu depan. Sementara di dalam kamar, Fauzia terpaku di tempatnya ketika melihat pria yang menyerangnya mendekat dengan pisau di tangannya. Wanita menahan nafasnya seraya memejamkan matanya. Dirinya sudah pasrah jika memang nyawanya melayang malam ini. BRUK! Fauzia membuka matanya ketika mendengar suara cukup keras. Pria yang menyerangnya sudah jatuh tersungkur. Kemudian dia melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 18

"Soal Uzi. Sebentar lagi masa iddahnya selesai. Om mau kamu menikahi Uzi." Daffa sontak langsung terdiam. Dia sama sekali tidak menyangka Faisal meminta hal yang tidak pernah terpikirkan dalam benaknya. Setelah kepergian Melati, Daffa masih belum ingin menikah lagi. Hatinya masih penuhi kenangan akan mendiang istrinya. "Kenapa harus aku, Om? Kenapa bukan Reza?" "Reza itu Kakaknya Uzi." "Tapi mereka bukan saudara kandung." "Sejak Om cerita soal Uzi, sejak saat itu dia sudah menganggap Uzi seperti adiknya sendiri. Semalam pun Om sempat menanyakan soal ini padanya dan dia menolak. Dia malah menyarankan kamu yang menikahi Uzi dan Om setuju dengan pendapatnya." Terdengar decakan dari Daffa. Ternyata sang sahabat sekaligus asistennya yang memberikan usulan konyol ini pada Faisal. "Entah mengapa Om merasa kalau hidup Uzi tidak aman. Kamu tahu sendiri bagaimana kematian suaminya. Ditambah pembunuh Angga masih belum diketahui, membuat Om semakin was-was. Om akan tenang kalau dia menikah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 19

Suasana di ruang perawatan Faisal sesaat menjadi sunyi. Fauzia masih belum menanggapi cerita Faisal tentang masa lalu dirinya bersama Faidhan, saudara kembar sekaligus ayah dari Fauzia."Om tahu, kamu pasti membenci Om. Tapi tolong jangan pergi. Biarkan Om menebus kesalahan Om dengan menjagamu. Kamu satu-satunya keluarga yang Om miliki selain Reza. Kamu anak Faidhan dan Kelana, sudah kewajiban Om untuk menjagamu."Wajah Faisal nampak sendu ketika mengatakan itu semua. Walau waktu sudah berlalu lebih dari 25 tahun, namun kesalahan yang dulu dilakukan olehnya masih membekas sampai sekarang. Perasaan menyesal terus menggelayuti dirinya. Bahkan pria itu tidak ada keinginan untuk berumah tangga dan hanya fokus merawat Reza saja.Fauzia bangun dari duduknya, kemudian dia mendekati ranjang Faisal. Mendudukkan diri di sisi ranjang, kemudian meraih tangan pria itu. Tatapan matanya begitu lembut dan menenangkan. Sebuah senyuman diberikan olehnya."Apa yang Om katakan, itu hanyalah cerita masa l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 20

"Kang Angga.." Mata Fauzia nampak berkaca-kaca saat melihat wajah suaminya di layar laptop. Wanita itu terus melihat ke layar laptop tanpa berkedip. "Hai sayang.. kalau kamu lihat video ini, berarti aku sudah tidak bersamamu lagi." Airmata Fauzia jatuh menetes mendengar kata-kata pertama yang diucapkan dalam video. Faisal merengkuh bahu keponakannya itu lalu merangkulnya. "Maafkan aku, sayang. Maaf kalau aku tidak bisa menemanimu lagi. Inginku bisa terus bersamamu sampai menua bersama. Tapi satu hal yang aku syukuri, aku beruntung memilikimu sebagai istri. Terima kasih sudah menemaniku selama ini. Mungkin alasan Tuhan belum memiliki keturunan, agar kita mempunyai waktu bersama lebih lama lagi." Nampak Angga menjeda ucapannya. Pria itu menghapus buliran bening yang membasahi pipinya. Airmata Fauzia semakin deras bercucuran. "Waktu Papa meminta bantuanku mengaudit perusahaan, sejak saat itu aku mulai merasakan kalau aku berada dalam bahaya. Aku merasa seperti ada yang tenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status