Home / Romansa / Milyader, Mari Bercerai / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Milyader, Mari Bercerai: Chapter 191 - Chapter 200

210 Chapters

Bab 191

"Setelah operasi, Dylan jadi mirip banget sama Lucas. Dia bawa cincin keluarga Lucas dan barang-barang lainnya, lalu pergi untuk ketemu Tavon, kepala keluarga Esposito. Setelah itu, dia diterima kembali oleh keluarga Esposito.""Buat jaga-jaga kalau kamu bertanya-tanya, kami mengarang cerita kalau aku tersesat dan diculik," sela Dylan sekali lagi."Dengan dukungan Tavon," lanjut Luigi tanpa menghiraukan Dylan, "dia berencana untuk mendekati kamu supaya bisa ambil alih GT Group, tapi keputusan akhir yang kamu ambil bikin semua yang telah kami rencanakan selama bertahun-tahun jadi gagal total."Aku terkesiap ketika Dylan mengokang pistol dan menekannya lebih keras ke pelipisku. "Dasar jalang! Kamu beruntung karena waktu itu kita berada di wilayah Mark. Kalau nggak, aku bakal bunuh kamu karena marah. Padahal kamu bisa kerja sama sama aku, pria yang kamu bilang kamu cintai. Tapi kamu malah pilih mantan suami yang memperlakukan kamu dengan buruk. Sementara aku? Aku yang memperlakukan kamu
Read more

Bab 192

Awalnya, aku menjauh, tapi kemudian aku mendekat dan menempelkan telapak tanganku pada gundukan kecil yang kukira hanya tumpukan pasir. Air mata mengalir deras di pipiku, dan aku tidak mampu menghentikannya.Kini, saat kulihat lebih dekat, aku menyadari ada rumput liar tumbuh di atas gundukan itu seolah-olah mereka sedang mengejekku. Pemandangan itu terasa seperti belati yang menusuk hatiku tanpa ampun.Dadaku terasa sesak seolah-olah jantungku dicabut paksa. Rasanya seperti kehampaan yang tidak bisa diisi. Itulah yang kurasakan saat ini, kehampaan yang pedih.Selama bertahun-tahun, aku menunggu Lucas, sepenuhnya percaya bahwa dia masih hidup. Namun,  kenyataannya ... dia sudah lama pergi. Aku pernah mencintainya, membiarkan diriku tenggelam dalam perasaan itu, tapi kemudian membencinya karena tidak mengetahui kebenaran bahwa dia sebenarnya telah tiada sejak lama.Anak malang itu, Lucas, hanya ingin punya teman dan merasakan kebahagiaan sederhana yang sering dianggap remeh oleh orang l
Read more

Bab 193

Aku menggigit bibirku dengan rasa bersalah, tatapanku beralih dari wajahnya ke lantai, lalu kembali lagi ke wajahnya. "Seharusnya, kamu nggak bawa aku ke sini," kataku dengan suara pelan. Aku menggeleng, mencoba menahan tangis yang sudah di pelupuk mata."Padahal kamu bisa bunuh aku di tempat lain selain di sini. Gimana aku bisa mengakui di hadapan Lucas kalau aku jatuh cinta sama kamu?" ungkapku dengan suara bergetar. Aku menundukkan kepala dan memainkan jemariku dengan gugup.Dylan terdiam. Ada jeda yang cukup lama sebelum dia bertanya dengan bingung, "Kamu ngomong apa, sih?" Dia menyenggol dahiku dengan pistol, memaksaku mendongak. Wajah plastiknya menatapku dengan kerutan dalam di dahinya. Sekali lagi, aku memarahi diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya lebih awal? Selama ini, dia bahkan tidak pernah bercukur! Matanya menyipit dan pistolnya menekan dahiku lebih keras hingga terasa sakit. "Kamu nggak bilang ini cuma untuk bertahan hidup, 'kan?" tanyanya dengan sua
Read more

Bab 194

Sudut pandang Sydney:Dylan tersenyum puas, telapak tangannya membelai punggungku hingga berhenti di tengkuk. "Anak manis ...," katanya pelan. Namun, tiba-tiba cengkeramannya mengencang begitu kuat hingga aku hampir meringis kesakitan. Dia menggeram, "Tapi gimana kalau kamu bohong?"Aku menyeringai, lalu membungkuk untuk mengambil pistol yang jatuh. Saat aku meraihnya, Dylan harus melepaskan leherku. Matanya membelalak ketika melihat apa yang kuambil. "Kamu mau apa?" geramnya. Namun, dia hanya berhenti sampai di situ. Dia tidak berusaha merebut pistolnya dariku. Dia hanya melihat, menunggu apa yang akan kulakukan selanjutnya.Aku menatapnya tajam, lalu meraih tangannya dan meletakkan pistol itu di telapak tangannya. Aku mengangkat dagu, memperlihatkan leherku, lalu mengarahkan moncong pistol itu ke tenggorokanku. "Aku sepenuhnya milikmu," bisikku.Aku mendorong tangannya agar pistolnya makin merapat ke leherku hingga membuatku sedikit tercekik. "Kalau cintaku nggak bertahan lama, kamu
Read more

Bab 195

Saat mobil berhenti di depan hotel, Dylan menarik lenganku dan menyeretku masuk.Dia berjalan ke meja resepsionis dengan percaya diri seolah-olah ini sudah menjadi rutinitasnya. "Kartu kamar!"Pada titik ini, aku yakin dia sudah mengetahui bahwa aku ada di Idelia sejak awal. Mungkin dia sengaja mengabaikan fakta itu atau justru menunggu waktu yang tepat. Namun, untuk apa dia melakukannya? Itulah yang tidak kuketahui."Hmm …." Staf resepsionis menatapku ragu, alisnya sedikit terangkat. Aku mengangguk, memberi isyarat agar dia menyerahkan kartu kamarnya.Tanpa bertanya lebih lanjut, dia menyerahkan kartu kamar itu pada Dylan. Dylan menyambarnya dengan tatapan tajam, membuat si resepsionis tersentak mundur. Aku menyampaikan maafku melalui tatapan mata saat kami hendak berbalik. Dylan sudah tidak peduli jika ada yang melihat dan menarikku lagi, kali ini menuju lift. Di dalamnya, aku hanya bisa menunduk dan menatap sepatu Dylan, seperti anak anjing yang baru saja dipukuli.Saat lift berhen
Read more

Bab 196

Dylan mencibir, "Aku nggak pernah cinta sama kamu. Itu semua cuma sandiwara. Aku cuma manfaatin kamu."Aku tersenyum getir. "Anehnya, aku suka ucapanmu itu. Pakai aku sesukamu, Dylan. Sudah kubilang, aku milikmu sepenuhnya."Aku menyandarkan kepalaku di dadanya. "Aku cuma ingin kamu mencintaiku."Dylan mendorong tubuhku mundur perlahan. Saat bokongku menyentuh meja wastafel, dia berhenti. Dengan hati-hati, dia meletakkan pistol yang digenggamnya di atas meja. Dylan menunduk dan membenamkan wajahnya di leherku. Dia mengendus aroma tubuhku saat tangannya meraba payudaraku dengan kasar. Aku menggigit bibir agar tidak berteriak kesakitan. Tanganku terkepal erat untuk menahan keinginan untuk mendorong tubuhnya menjauh dariku.Tangannya meluncur ke bagian bawah tubuhku dan dia mengaitkan jarinya ke pinggang celana pendekku. "Nggak! Jangan! Please, jangan," larangku nyaris berteriak saat dia menurunkan celana pendekku dengan paksa tanpa memedulikan kulitku yang bergesekan dengan kancing dan
Read more

Bab 197

Sudut pandang Sydney:Aku tidak ingat bagaimana aku bisa berakhir di tempat tidur bersama Dylan tadi malam … atau mungkin aku ingat, tapi aku hanya enggan mengingatnya. Aku tidak sudi mengingatnya. Seluruh tubuhku terasa pegal. Dan sekarang, yang kurasakan hanya kelelahan dan kelaparan yang luar biasa.Dylan berengsek itu, atau siapa pun dia sebenarnya, adalah pria rakus yang tidak pernah puas. Baru 20 menit berlalu setelah dia melepaskan diri dariku, tapi dia kembali menindihku. Dia terus mengimpitku seperti binatang buas sambil memaksaku untuk terus mengatakan kalau aku mencintainya. Orang gila macam apa dia itu?Aku berharap rasa lapar ini berkaitan dengan kelelahan yang kurasakan, tapi itu tidak benar. Makin keras teriakan dan erangan palsuku yang bercampur dengan desahannya, makin besar pula kebencianku padanya.Rasa laparku ini bukan sekadar kelaparan biasa. Ini adalah rasa lapar akan balas dendam. Aku harus mengendalikan diri sebelum aku melakukan sesuatu yang bodoh dan berakhir
Read more

Bab 198

Aku memejamkan mata dan memaksa diri untuk rileks. Tenang, Sydney. Semuanya masih aman terkendali.Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha mengubur rasa panik yang mulai memuncak. Hanya satu kesalahan saja bisa membuat seluruh rencana ini berantakan. Aku tidak boleh membiarkan rasa takut atau jijikku terlihat. Aku adalah aktornya, dan Dylan adalah penontonnya. Aku harus memainkan peranku dengan sempurna.Aku bangkit dari tempat tidur sambil menguap dan meregangkan tubuh sebelum berjalan ke kamar mandi. Begitu sampai di sana, aku membuka keran dan membasuh wajahku. Dinginnya air keran itu sedikit membantu menjernihkan pikiranku.Aku menatap pantulan diriku di cermin. Mataku terlihat kosong, kehilangan binar kehidupan yang dulu ada di sana. Sampai kapan aku harus terus mengorbankan diriku sendiri?Aku masuk ke bilik pancuran, mengatur suhu air ke yang paling dingin, lalu berdiri di bawahnya. Bulu kudukku langsung meremang, dan aku hampir mematikan keran untuk berendam dengan air hangat,
Read more

Bab 199

Sudut pandang Sydney:Aku tidak bertemu dengan Dylan selama dua minggu penuh. Dua minggu yang penuh keheningan adalah berkah bagiku. Senangnya terbebas dari sentuhan Dylan yang menjijikkan dan permainan mentalnya yang memuakkan. Namun, aku tahu kalau ketenangan ini tidak akan bertahan lama.Hari itu, setelah ujian konyol dengan pistol kosong itu, Dylan mandi, lalu kami pun sarapan bersama. Itu adalah momen canggung yang penuh ketegangan, di mana aku harus berjuang keras mempertahankan kedokku sebagai wanita yang tergila-gila padanya sambil mengubur rasa jijikku sendiri. Setelah selesai makan, dia membawaku ke sebuah rumah megah di pinggiran kota.Dylan hanya mengatakan satu kalimat yang hampir membuatku mendengus sinis. "Sekarang kamu milikku. Tempat ini akan jadi rumahmu mulai sekarang."Kelihatannya, ini adalah solusi yang ideal bagiku, karena aku sama sekali tidak menginginkan kehadiran Dylan di sekitarku. Namun, aku harus membuatnya tetap berada di dekatku, supaya aku bisa mengenal
Read more

Bab 200

Mungkin tanpa sadar, aku mulai membuat kemajuan dan sedikit demi sedikit kembali mendapatkan kepercayaan Dylan. Sepertinya, dia sedang mencoba menunjukkan kekejamannya dengan membiarkanku bebas pergi.Dylan seakan-akan ingin meneriakkan dengan lantang bahwa apa pun yang kupilih, baik itu tinggal atau pergi dari rumah itu, semua tidak penting baginya. Dia punya banyak wanita lain yang bisa menggantikanku kapan saja sesuai keinginannya.Permainan macam apa ini? Penuh kontradiksi dan konyol. Jika dia benar-benar tidak peduli kalau aku pergi selamanya, lalu mengapa dia menyuruhku merobek pasporku sendiri sebelum membawaku ke sini?Mungkin dia yakin, ke mana pun aku lari, aku tidak akan punya tempat untuk pulang dan pada akhirnya hanya bisa kembali ke rumah mewah ini dan bergantung sepenuhnya pada Dylan. Mungkin itu saja sudah cukup untuk memuaskan egonya yang sinting.Huh! Permainan mental macam apa ini? Apa ini cara gilanya untuk melatih hewan peliharaan supaya patuh? Atau mungkin ini han
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status