Aku tidak punya minat untuk menjelaskan apa pun terkait pertanyaan menyudut yang Regha lontarkan kepadaku.Dia tidak pernah merasa bahwa dia salah."Aku bisa mencetak ratusan surat cerai dalam satu menit. Nggak ada gunanya menghindar."Regha berdiri dengan marah, hingga kursi yang dia duduki terpental ke belakang.Dia mondar-mandir seperti orang gila, mencoba menenangkan diri."Sayang, kalau kamu keberatan, aku bisa menulis surat perjanjian, surat wasiat juga nggak masalah! Aku janji nggak akan mengakui anak Erika dan aku nggak akan kasih harta warisan buat anak itu. Kamu begitu kamu bisa menerimanya, 'kan?"Aku menghela napas dalam-dalam.Kenapa dia tidak pernah mengerti bahwa harta benda bisa diwariskan, itu tertulis dengan jelas di atas hitam putih.Namun, bagaimana dengan perasaan?Apakah perasaan adalah sesuatu yang bisa dia tolak begitu saja?Dia menyaksikan anak itu tumbuh makin besar, bahkan menjadi makin mirip dengan dirinya.Darah lebih kental daripada air, mana mungkin dia t
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya