Share

Bab 2

Author: Nesya Lituhayu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Aku harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari untuk memulihkan kondisiku.

Jason Rahmadi, tetangga yang membawaku ke rumah sakit cukup ramah dan telaten. Dia berlari naik turun tangga untuk membantuku melakukan berbagai prosedur yang harus diurus.

"Kak, nggak mau menelepon suamimu?"

Gerakkan tanganku saat meminum air pun terhenti.

"Nggak perlu, aku akan menceraikannya."

Jason mengiakan tanda mengerti dan tersipu malu.

Aku sedikit lega dengan responsnya ini.

"Maaf, aku harusnya nggak bilang hal seperti itu kepadamu."

Jason tersenyum cerah dan melambaikan tangannya sambil mengatakan tidak apa-apa.

Hal itu membuatku teringat akan Regha yang sudah lama tidak menatapku.

Setiap kali kami berbicara, dia selalu menatapku dengan tatapan tidak sabar atau cemberut.

Seolah-olah aku mengganggunya karena terlalu banyak bicara, merasa bahwa aku tidak percaya kepadanya.

Ponselku bergetar dan ada pesan masuk, menarikku dari lamunanku.

Regha mengirimkan sebuah foto syal sutra yang terbilang cukup jelek.

"Aku beli ini buat kado ulang tahunmu. Suka nggak?"

Aku melihat syal sutra yang memperlihatkan logo merek dan langsung membuka status media sosial Erika. Benar saja, aku melihat tas Hermas barunya.

"Tas ini adalah obat dari rasa tidak nyaman ketika hamil. Terima kasih hadiahnya, Regha."

Aku langsung mencibir. Syal sutra ini, benar-benar untuk sangat serasi dengan tas desainer yang mahal itu.

Mungkin karena terlalu jelek untuk Erika, jadi Regha memberikannya padaku sebagai hadiah.

"Aku nggak butuh, simpan saja buat lap tasnya Erika."

Jawabanku langsung membuat Regha marah. Dia menelepon dan memarahiku.

"Apa kamu nggak bisa bersikap lebih dewasa dan berhenti cemburu nggak jelas? Aku dan Erika hanya saling terkait, hubungan kami nggak seperti yang kamu pikirkan!"

"Kalau aku punya hubungan sama Erika, mana mungkin kamu bisa menikah denganku dan hidup bahagia?"

Hidup bahagia?

Dua kata itu benar-benar membuat mataku berkaca-kaca.

Aku jatuh cinta pada Regha di tahun kedua kuliahku, ketika Erika pergi ke Eropa untuk melakukan pertukaran pelajar.

Saat itu, kondisi keluarga Regha sangat biasa-biasa saja dan aku tidak merasa mendapatkan keuntungan apa pun.

Setelah lulus, dia memulai bisnisnya sendiri, yang kelihatannya sangat sukses. Namun pada kenyataannya, dia harus berhemat di setiap aspek, bahkan dia sering cemas dengan pengeluaran perusahaan yang sangat besar.

Sampai dua tahun lalu, bisnis yang dia jalankan mendapatkan prospek yang bagus.

Namun, aku sudah terbiasa berhemat dan tidak tega jika Regha harus bekerja sangat keras. Jadi, aku tidak pernah boros dalam membelanjakan uang. Meskipun begitu, aku tetap didesak oleh ibu mertuaku karena kami tidak kunjung memiliki anak.

Aku benar-benar tidak tahu hidup bahagia seperti apa yang dia maksud.

"Kak, makan dulu buburnya, mumpung masih hangat."

Barusan, Jason sempat keluar untuk mengambil makanan. Setelah masuk, dia menawariku makan.

Suara itu terdengar di telepon dan Regha terdiam beberapa detik, benar-benar marah.

"Siapa yang ada di sebelahmu? Louisa, kamu pikir kamu bisa membuatku kesal dengan menemui laki-laki lain?"

"Suruh bajingan itu keluar sekarang juga dan jangan mengotori rumahku!"

Aku tidak sanggup mendengarkan perkataannya lagi dan mengatakan kepadanya bahwa aku berada di rumah sakit karena sakit perut.

Regha terdiam selama beberapa detik dan tiba-tiba tertawa.

"Oh, begitu. Kamu benar-benar kekanak-kanakan. Melihat Erika sedang hamil dan perutnya nggak nyaman, kamu menggunakan trik yang sama untuk menarik perhatianku?"

"Jangan bilang kalau kamu juga hamil? Sikapmu yang seperti ini malah membuatku merasa lucu dan jijik."

Aku mencengkeram ponsel dengan erat, memaksa diri sendiri untuk tidak marah, apalagi sedih.

Janinku cukup lemah, jadi tidak boleh ada rangsangan berlebihan.

"Regha, aku nggak lagi maksa kamu buat kembali. Bersenang-senanglah dengan Erika. Aku juga punya seseorang yang bisa menjagaku. Akan lebih mudah bagiku kalau bisa hidup tanpamu."

Untuk pertama kalinya aku menutup telepon sebelum Regha menutupnya.

Dia mengirim serangkaian pesan panjang yang isinya menyalahkanku karena bersikap sok dan membuatnya tidak senang.

Dia juga memintaku untuk tidak menyesal dan memintaku tidak memohon padanya suatu saat nanti untuk meminta maaf dan mengakui kesalahanku.

Aku langsung membuang ponsel ke samping dan mengambil bubur panas, memakannya dengan cepat.

Dua hari kemudian, dokter mengatakan bahwa keadaanku sudah stabil dan sudah boleh pulang ke rumah.

Jason bawa mobil untuk menjemputku.

Aku bilang ini terlalu merepotkan, karena aku bisa pulang naik taksi.

Jason tersenyum cerah dan mengatakan bahwa bukan masalah besar bagi tetangga untuk saling membantu.

Ada perasaan tidak nyaman di hatiku.

Regha jarang mengantar atau menjemputku.

Namun, dia akan mengantar atau menjemput Erika ketika Erika menelepon, tidak peduli seberapa jauh jaraknya.

"Bukannya kamu punya mobil? Apa kamu nggak bisa nyetir sendiri?"

Aku hanya mengeluh, tetapi malah berakhir dengan dimarahi olehnya.

"Erika nggak punya SIM, jadi wajar saja kalau aku antar jemput. Apa kamu mau tanggung jawab kalau dia naik taksi dan bertemu orang jahat?"

Aku baru membuka pintu mobil dan berniat masuk ke kursi samping kemudi, tetapi lenganku tiba-tiba ditarik dengan kuat.

Regha berdiri di belakangku dengan wajah muram, membuatku ketakutan.

"Kenapa kamu bisa ada di sini?"

Aku tidak menerima pesan darinya dalam dua hari terakhir. Mungkinkah Regha masih peduli denganku dan datang ke rumah sakit untuk menjemputku?

Dia dengan dingin melirik Jason, nadanya sangat tidak bersahabat.

"Kamu masih berani bilang begitu? Aku pulang ke rumah dan disambut sama meja yang penuh sama piring berjamur dan bau menyengat!"

"Louisa, sebenarnya apa sih yang kamu bisa? Ibu rumah tangga lain setidaknya punya tugas membesarkan anak-anak mereka dan melakukan tugas-tugas mereka dengan baik. Sudah nggak bisa punya anak, apa kamu juga nggak bisa melayani kebutuhan sehari-hariku?"

Tuduhan ini menghancurkan semua fantasi terakhirku.

Aku melepaskan genggamannya dan berbicara dengan nada dingin.

"Bukannya aku sudah bilang kalau aku dirawat di rumah sakit? Sama istrimu sendiri yang lagi sakit saja kamu nggak peduli. Kamu cuma bisa menyalahkanku karena nggak bersih-bersih rumah?"

Regha menatapku dari atas ke bawah dengan sorot curiga. "Aku lihat kamu sehat-sehat saja, sakit dari mananya? Berhentilah berpura-pura!"

Untung saja ada Jason yang sering bolak balik membawakanku sup dan suplemen kesehatan setiap hari.

Karena itulah keadaanku bisa membaik dengan cepat.

Ketika mendengar kata-kata Regha, Jason keluar dari mobil dan ingin membantuku menjelaskan situasinya.

Aku menggelengkan kepala dan menghentikannya, memintanya pergi terlebih dahulu.

Namun yang tidak aku duga adalah, alih-alih mengantarku pulang untuk beristirahat, Regha justru memarkir mobilnya di luar bar.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
imas tita rosita
bagus sekali cerita nya lanjutin
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
wanita sampah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 3

    "Malam ini Erika akan mengundang teman-temannya untuk merayakan kehamilannya."Regha memotong perkataanku sebelum aku sempat mengatakan penolakanku."Dia ingat padamu dan ingin kamu datang untuk ikut merasakan kegembiraannya. Jadi, berhenti bersikap nggak peka begitu."Aku tertawa dingin dan mengiakan perkataannya.Bagaimanapun, hatiku juga sudah mati, pengacara perceraian pun sudah dihubungi.Aku tidak akan disakiti lagi oleh cara dan trik-trik yang dimainkan Erika.Duduk di dalam ruang pribadi, Erika yang berpakaian rapi datang terlambat.Aku sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari dan tidak sempat menyiapkan penampilanku dengan baik. Jadi, keadaanku cukup berantakan.Sebaliknya, dia tampak seperti bunga yang menarik perhatian semua kumbang.Orang-orang yang datang pun memujinya tanpa henti."Pelukis cantik kita benar-benar terlihat sangat segar. Dia menolak banyak laki-laki hanya karena ingin menjadi ibu tunggal.""Itu karena Erika punya uang dan waktu luang. Dia bisa mem

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 4

    Regha terdiam selama beberapa detik, lalu berjongkok dan memelukku."Kamu cuma jatuh, kenapa bisa berdarah?"Aku mencoba untuk bangun, tetapi keringat dingin membanjiri tubuhku dan bibirku bergetar."Panggil ambulans dan bawa aku ke rumah sakit."Erika menerobos kerumunan dan berjalan menghampiri. "Jangan berlebihan. Teman-teman, mungkin dia cuma lagi datang bulan."Dia bilang aku berlebihan, kalau tidak enak badan aku bisa pulang dan istirahat dulu.Wajah Regha berubah menjadi kecewa."Ternyata kamu nggak hamil."Aku berniat menjelaskan, tetapi kram yang tajam di perut memaksaku untuk mengatupkan gigi dan menahan rasa sakit.Regha akhirnya menarikku berdiri. Sambil berjalan keluar, dia mengatakan akan tetap menemani Erika dan memanggilkan taksi untukku.Begitu membuka pintu, aku bertemu dengan Jason.Dia bertanya-tanya kenapa aku bisa ada di bar.Namun, dia melihat banyak darah yang keluar dari sela celanaku dan ekspresinya berubah drastis."Kenapa pendarahan lagi? Bukannya dokter sud

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 5

    Jason juga memperhatikan makanan yang dibeli Regha dan sedikit terkejut."Ada banyak restoran di dekat rumah sakit yang menyediakan makanan yang cocok untuk pasien, tapi kamu hebat juga karena memilih makanan yang nggak sesuai."Aku melihat Regha mengertakkan gigi dengan erat dan menahan diri sebelum marah. Dia hanya berkata dengan muram bahwa setelah ini dia akan memasak untukku, tidak perlu Jason ikut campur.Jason masih tidak mau mengalah, mengatakan kalau dia tidak tenang kalau tidak ikut campur."Aku merawat kakak dengan baik sampai keluar dari rumah sakit. Belum ada satu hari dia sudah keguguran. Kamu nggak bisa dipercaya."Regha mengerutkan kening dengan keras, "Louisa itu istriku, kenapa sikapmu begini? Apa kamu nggak tahu kalau kamu harus jaga jarak sama wanita yang sudah menikah?"Aku meletakkan sendok di tangan dan bicara dengan nada menyindir."Kamu pikir kamu pantas bilang begitu sama orang lain? Siapa yang lebih keterlaluan darimu? Kamu memberikan tabung spermamu untuk wa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 6

    Aku tidak punya minat untuk menjelaskan apa pun terkait pertanyaan menyudut yang Regha lontarkan kepadaku.Dia tidak pernah merasa bahwa dia salah."Aku bisa mencetak ratusan surat cerai dalam satu menit. Nggak ada gunanya menghindar."Regha berdiri dengan marah, hingga kursi yang dia duduki terpental ke belakang.Dia mondar-mandir seperti orang gila, mencoba menenangkan diri."Sayang, kalau kamu keberatan, aku bisa menulis surat perjanjian, surat wasiat juga nggak masalah! Aku janji nggak akan mengakui anak Erika dan aku nggak akan kasih harta warisan buat anak itu. Kamu begitu kamu bisa menerimanya, 'kan?"Aku menghela napas dalam-dalam.Kenapa dia tidak pernah mengerti bahwa harta benda bisa diwariskan, itu tertulis dengan jelas di atas hitam putih.Namun, bagaimana dengan perasaan?Apakah perasaan adalah sesuatu yang bisa dia tolak begitu saja?Dia menyaksikan anak itu tumbuh makin besar, bahkan menjadi makin mirip dengan dirinya.Darah lebih kental daripada air, mana mungkin dia t

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 7

    Aku tidak tahu menahu terkait hal ini.Kalau dipikir-pikir, Jason tinggal sendirian di rumah sebesar itu pada usia yang masih begitu muda. Dia bahkan tinggal di apartemen saat masih kuliah. Jadi, dia pasti berasal dari keluarga yang tidak biasa.Terlepas dari semua itu, aku tidak pernah menyangka kalau dia adalah putra dari presdir perusahaan ini.Tepat setelah menyebut namanya, Jason memintaku pergi ke ruangannya.Ketika aku kembali tersadar, aku memang memiliki sesuatu yang penting untuk dilaporkan.Perusahaan Jason mengkhususkan diri pada barang antik dan harta karun kelas atas, tetapi dia telah membuka bisnis terpisah untuk seni modern.Meskipun karya seni dan perhiasan gelombang baru yang termasuk dalam bisnis baru ini tidak tersedia dalam jumlah besar seperti halnya lini high-end, tetapi bisnis ini telah membuka pasar baru dan berjalan dengan sangat baik.Secara kebetulan, beberapa lukisan Erika ada di sana untuk dilelang. Harganya tidak rendah, berkisar di angka dua ratus juta.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 8

    Dalam sekejap, aku menyadari bahwa Regha pasti sedang berada di lantai bawah dan berpura-pura sangat menyayangiku. Dia tidak menyangka akan melihat Erika di sini.Dia mungkin juga memperkenalkan dirinya sebagai suamiku kepada resepsionis, karena itulah dia bisa masuk.Erika juga terkejut dengan kehadiran Regha.Setelah kejutan itu, dia makin marah dan menceritakan lagi tentang aku yang menindasnya."Louisa selalu cemburu karena kamu bersikap baik padaku. Dia pasti berusaha memanfaatkan situasi ini untuk membalasku."Menghadapi sorot mata penuh gosip di sekitar, Regha merasa sedikit malu."Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Louisa bukan orang seperti itu! Lagipula, mana mungkin hal semacam ini bisa dilakukan oleh karyawan kecil seperti dia?"Mata Erika membelalak kaget, seolah-olah dia baru mengenal Regha untuk pertama kalinya."Kamu benar-benar membelanya dan nggak percaya padaku?"Aku mengatupkan tanganku dan menatap dingin perdebatan keduanya.Jangankan Erika, bahkan aku pun sedik

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 9

    Hari itu, Regha dan Erika diusir dari kantor oleh satpam yang dipanggil Jason. Beberapa bulan setelahnya, mereka tidak menunjukkan pergerakan apa pun.Aku bertanya-tanya kenapa dua orang itu bisa begitu tenang dan tidak mencari masalah denganku.Padahal aku sudah bersiap untuk terjerat perang yang panjang dengan mereka.Aku mendengar bahwa perusahaan Regha tampaknya sedang berada dalam masalah dan dia sangat sibuk.Namun, keadaan tidak damai begitu saja. Sesekali, Erika mengirimiku banyak pesan-pesan kasar.Dia bertanya kepadaku apakah aku mengatakan sesuatu kepada Regha lagi, memaksa Regha untuk mengambil kembali rumah studio yang Regha berikan kepadanya.Aku tidak menjawab, langsung mengambil tangkapan layar dan mengirimkannya ke status media sosialku."Studio yang selama ini dibanggakan oleh seniman Erika ternyata dibeli oleh suamiku? Kalau kamu punya waktu untuk menggangguku, kenapa nggak cari cara agar Regha menandatangani surat cerai?"Aku dan Erika memiliki beberapa teman yang s

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 10

    Saat melihat mobil yang melaju dengan tergesa-gesa itu, depresi dan tekanan yang selama ini membebani hatiku lenyap dalam sekejap.Mungkin karena aku tahu bahwa aku akhirnya bisa menjauh dari orang-orang ini.Itu adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah Tuhan berikan kepadaku.Benar saja, Erika melahirkan seorang anak laki-laki secara prematur.Bayi itu sehat dan tidak ada kelainan apa pun.Regha akhirnya menandatangani surat cerai.Saat berjalan keluar dari kantor catatan sipil, dia memanggilku dengan penuh kepasrahan."Louisa, apa kamu sudah lama selingkuh sama Jason, karena itulah kamu bersikeras memaksaku untuk bercerai?"Aku mengatakan kepadanya bahwa aku memang sudah tahu kalau ada tetangga baru yang pindah ke rumah sebelah. Namun, pembicaraan pertamaku dan Jason terjadi pada hari di mana aku pergi ke rumah sakit saat hampir mengalami keguguran.Aku menjawab dengan tegas dan berani, bahkan jika dewa yang menanyakan ini kepadaku, jawabanku akan tetap sama."Regha, bagaimana d

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 10

    Saat melihat mobil yang melaju dengan tergesa-gesa itu, depresi dan tekanan yang selama ini membebani hatiku lenyap dalam sekejap.Mungkin karena aku tahu bahwa aku akhirnya bisa menjauh dari orang-orang ini.Itu adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah Tuhan berikan kepadaku.Benar saja, Erika melahirkan seorang anak laki-laki secara prematur.Bayi itu sehat dan tidak ada kelainan apa pun.Regha akhirnya menandatangani surat cerai.Saat berjalan keluar dari kantor catatan sipil, dia memanggilku dengan penuh kepasrahan."Louisa, apa kamu sudah lama selingkuh sama Jason, karena itulah kamu bersikeras memaksaku untuk bercerai?"Aku mengatakan kepadanya bahwa aku memang sudah tahu kalau ada tetangga baru yang pindah ke rumah sebelah. Namun, pembicaraan pertamaku dan Jason terjadi pada hari di mana aku pergi ke rumah sakit saat hampir mengalami keguguran.Aku menjawab dengan tegas dan berani, bahkan jika dewa yang menanyakan ini kepadaku, jawabanku akan tetap sama."Regha, bagaimana d

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 9

    Hari itu, Regha dan Erika diusir dari kantor oleh satpam yang dipanggil Jason. Beberapa bulan setelahnya, mereka tidak menunjukkan pergerakan apa pun.Aku bertanya-tanya kenapa dua orang itu bisa begitu tenang dan tidak mencari masalah denganku.Padahal aku sudah bersiap untuk terjerat perang yang panjang dengan mereka.Aku mendengar bahwa perusahaan Regha tampaknya sedang berada dalam masalah dan dia sangat sibuk.Namun, keadaan tidak damai begitu saja. Sesekali, Erika mengirimiku banyak pesan-pesan kasar.Dia bertanya kepadaku apakah aku mengatakan sesuatu kepada Regha lagi, memaksa Regha untuk mengambil kembali rumah studio yang Regha berikan kepadanya.Aku tidak menjawab, langsung mengambil tangkapan layar dan mengirimkannya ke status media sosialku."Studio yang selama ini dibanggakan oleh seniman Erika ternyata dibeli oleh suamiku? Kalau kamu punya waktu untuk menggangguku, kenapa nggak cari cara agar Regha menandatangani surat cerai?"Aku dan Erika memiliki beberapa teman yang s

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 8

    Dalam sekejap, aku menyadari bahwa Regha pasti sedang berada di lantai bawah dan berpura-pura sangat menyayangiku. Dia tidak menyangka akan melihat Erika di sini.Dia mungkin juga memperkenalkan dirinya sebagai suamiku kepada resepsionis, karena itulah dia bisa masuk.Erika juga terkejut dengan kehadiran Regha.Setelah kejutan itu, dia makin marah dan menceritakan lagi tentang aku yang menindasnya."Louisa selalu cemburu karena kamu bersikap baik padaku. Dia pasti berusaha memanfaatkan situasi ini untuk membalasku."Menghadapi sorot mata penuh gosip di sekitar, Regha merasa sedikit malu."Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Louisa bukan orang seperti itu! Lagipula, mana mungkin hal semacam ini bisa dilakukan oleh karyawan kecil seperti dia?"Mata Erika membelalak kaget, seolah-olah dia baru mengenal Regha untuk pertama kalinya."Kamu benar-benar membelanya dan nggak percaya padaku?"Aku mengatupkan tanganku dan menatap dingin perdebatan keduanya.Jangankan Erika, bahkan aku pun sedik

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 7

    Aku tidak tahu menahu terkait hal ini.Kalau dipikir-pikir, Jason tinggal sendirian di rumah sebesar itu pada usia yang masih begitu muda. Dia bahkan tinggal di apartemen saat masih kuliah. Jadi, dia pasti berasal dari keluarga yang tidak biasa.Terlepas dari semua itu, aku tidak pernah menyangka kalau dia adalah putra dari presdir perusahaan ini.Tepat setelah menyebut namanya, Jason memintaku pergi ke ruangannya.Ketika aku kembali tersadar, aku memang memiliki sesuatu yang penting untuk dilaporkan.Perusahaan Jason mengkhususkan diri pada barang antik dan harta karun kelas atas, tetapi dia telah membuka bisnis terpisah untuk seni modern.Meskipun karya seni dan perhiasan gelombang baru yang termasuk dalam bisnis baru ini tidak tersedia dalam jumlah besar seperti halnya lini high-end, tetapi bisnis ini telah membuka pasar baru dan berjalan dengan sangat baik.Secara kebetulan, beberapa lukisan Erika ada di sana untuk dilelang. Harganya tidak rendah, berkisar di angka dua ratus juta.

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 6

    Aku tidak punya minat untuk menjelaskan apa pun terkait pertanyaan menyudut yang Regha lontarkan kepadaku.Dia tidak pernah merasa bahwa dia salah."Aku bisa mencetak ratusan surat cerai dalam satu menit. Nggak ada gunanya menghindar."Regha berdiri dengan marah, hingga kursi yang dia duduki terpental ke belakang.Dia mondar-mandir seperti orang gila, mencoba menenangkan diri."Sayang, kalau kamu keberatan, aku bisa menulis surat perjanjian, surat wasiat juga nggak masalah! Aku janji nggak akan mengakui anak Erika dan aku nggak akan kasih harta warisan buat anak itu. Kamu begitu kamu bisa menerimanya, 'kan?"Aku menghela napas dalam-dalam.Kenapa dia tidak pernah mengerti bahwa harta benda bisa diwariskan, itu tertulis dengan jelas di atas hitam putih.Namun, bagaimana dengan perasaan?Apakah perasaan adalah sesuatu yang bisa dia tolak begitu saja?Dia menyaksikan anak itu tumbuh makin besar, bahkan menjadi makin mirip dengan dirinya.Darah lebih kental daripada air, mana mungkin dia t

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 5

    Jason juga memperhatikan makanan yang dibeli Regha dan sedikit terkejut."Ada banyak restoran di dekat rumah sakit yang menyediakan makanan yang cocok untuk pasien, tapi kamu hebat juga karena memilih makanan yang nggak sesuai."Aku melihat Regha mengertakkan gigi dengan erat dan menahan diri sebelum marah. Dia hanya berkata dengan muram bahwa setelah ini dia akan memasak untukku, tidak perlu Jason ikut campur.Jason masih tidak mau mengalah, mengatakan kalau dia tidak tenang kalau tidak ikut campur."Aku merawat kakak dengan baik sampai keluar dari rumah sakit. Belum ada satu hari dia sudah keguguran. Kamu nggak bisa dipercaya."Regha mengerutkan kening dengan keras, "Louisa itu istriku, kenapa sikapmu begini? Apa kamu nggak tahu kalau kamu harus jaga jarak sama wanita yang sudah menikah?"Aku meletakkan sendok di tangan dan bicara dengan nada menyindir."Kamu pikir kamu pantas bilang begitu sama orang lain? Siapa yang lebih keterlaluan darimu? Kamu memberikan tabung spermamu untuk wa

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 4

    Regha terdiam selama beberapa detik, lalu berjongkok dan memelukku."Kamu cuma jatuh, kenapa bisa berdarah?"Aku mencoba untuk bangun, tetapi keringat dingin membanjiri tubuhku dan bibirku bergetar."Panggil ambulans dan bawa aku ke rumah sakit."Erika menerobos kerumunan dan berjalan menghampiri. "Jangan berlebihan. Teman-teman, mungkin dia cuma lagi datang bulan."Dia bilang aku berlebihan, kalau tidak enak badan aku bisa pulang dan istirahat dulu.Wajah Regha berubah menjadi kecewa."Ternyata kamu nggak hamil."Aku berniat menjelaskan, tetapi kram yang tajam di perut memaksaku untuk mengatupkan gigi dan menahan rasa sakit.Regha akhirnya menarikku berdiri. Sambil berjalan keluar, dia mengatakan akan tetap menemani Erika dan memanggilkan taksi untukku.Begitu membuka pintu, aku bertemu dengan Jason.Dia bertanya-tanya kenapa aku bisa ada di bar.Namun, dia melihat banyak darah yang keluar dari sela celanaku dan ekspresinya berubah drastis."Kenapa pendarahan lagi? Bukannya dokter sud

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 3

    "Malam ini Erika akan mengundang teman-temannya untuk merayakan kehamilannya."Regha memotong perkataanku sebelum aku sempat mengatakan penolakanku."Dia ingat padamu dan ingin kamu datang untuk ikut merasakan kegembiraannya. Jadi, berhenti bersikap nggak peka begitu."Aku tertawa dingin dan mengiakan perkataannya.Bagaimanapun, hatiku juga sudah mati, pengacara perceraian pun sudah dihubungi.Aku tidak akan disakiti lagi oleh cara dan trik-trik yang dimainkan Erika.Duduk di dalam ruang pribadi, Erika yang berpakaian rapi datang terlambat.Aku sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari dan tidak sempat menyiapkan penampilanku dengan baik. Jadi, keadaanku cukup berantakan.Sebaliknya, dia tampak seperti bunga yang menarik perhatian semua kumbang.Orang-orang yang datang pun memujinya tanpa henti."Pelukis cantik kita benar-benar terlihat sangat segar. Dia menolak banyak laki-laki hanya karena ingin menjadi ibu tunggal.""Itu karena Erika punya uang dan waktu luang. Dia bisa mem

  • Kehamilan Berujung Perceraian   Bab 2

    Aku harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari untuk memulihkan kondisiku.Jason Rahmadi, tetangga yang membawaku ke rumah sakit cukup ramah dan telaten. Dia berlari naik turun tangga untuk membantuku melakukan berbagai prosedur yang harus diurus."Kak, nggak mau menelepon suamimu?"Gerakkan tanganku saat meminum air pun terhenti."Nggak perlu, aku akan menceraikannya."Jason mengiakan tanda mengerti dan tersipu malu.Aku sedikit lega dengan responsnya ini."Maaf, aku harusnya nggak bilang hal seperti itu kepadamu."Jason tersenyum cerah dan melambaikan tangannya sambil mengatakan tidak apa-apa.Hal itu membuatku teringat akan Regha yang sudah lama tidak menatapku.Setiap kali kami berbicara, dia selalu menatapku dengan tatapan tidak sabar atau cemberut.Seolah-olah aku mengganggunya karena terlalu banyak bicara, merasa bahwa aku tidak percaya kepadanya.Ponselku bergetar dan ada pesan masuk, menarikku dari lamunanku.Regha mengirimkan sebuah foto syal sutra yang terbilang cuku

DMCA.com Protection Status