Setelah pemakaman Louis berakhir, aku pergi ke rumah sakit. Di bangsal VIP, lengan putra Raya diperban. Anak itu tampak bercerita dengan penuh semangat.Ketika melihatku, ekspresi Thomas sontak berubah drastis. Dia buru-buru menghampiri. "Siapa yang menyuruhmu kemari? Kondisi Xander baru stabil. Jangan buat masalah di sini!""Thomas, anakmu sudah mati, tapi kamu masih sempat meladeni anak orang lain?" bentakku. Anak dan ibu di dalam bangsal pun menatapku dengan terkejut.Ekspresi Thomas menjadi makin masam. Dia mendorongku supaya lebih jauh dari bangsal, lalu memperingatkanku, "Lillia, hentikan semua ini. Raya membesarkan anak sendirian. Sebagai kepala sekolah, apa salahnya aku membantu dia? Lagian, Louis menindas Xander selama ini. Kali ini, Louis melukai lengan Xander. Atas dasar apa kamu membuat keributan di rumah sakit?"Aku sudah tahu Thomas akan menjawab begini. Aku sudah menghafal alasannya. Raya dan suaminya telah bercerai, jadi Thomas selalu menjaga mereka. Aku dan suamiku tid
Baca selengkapnya