Aku tersenyum sambil menenangkan sahabatku. Aku mengatakan bahwa aku sudah tidak memedulikan pria itu, baik dia hidup senang maupun sedih, semuanya tidak lagi berhubungan denganku.Kemudian, menjelang ajalku, di masa terakhir hidupku, aku hanya berada di sisi Calvin."Calvin, apakah kamu menyukaiku?"Saat aku menanyakan pertanyaan ini, aku sudah berbaring lagi dengan lemas di ranjang rawat di rumah sakit.Calvin mendengus dan berkata, "Siapa yang menyukaimu? Jangan terlalu percaya diri, deh."Aku tertawa dan berkata, "Baguslah kalau begitu. Calvin, jangan menyukaiku, ya. Aku akan segera meninggal."Mata Calvin memerah, tetapi dia berkata dengan galak, "Cuih, cuih, Ivanna, jangan ucapkan kata-kata seperti itu."Nada bicaranya sangat galak, tetapi tangannya bergetar hebat.Aku menatapnya dengan sungguh-sungguh dan berkata, "Baiklah, aku nggak akan bilang lagi. Tapi, kamu benar-benar nggak boleh menyukaiku."Aku menatapnya lekat-lekat dan melihat matanya yang makin memerah dan sudah berli
Baca selengkapnya