Mama dan Mas Panjul berdiri dekat brankar, tepat di belakang dokter yang duduk sambil mengarahkan alat USG ke perutku. Saat jari dokter menekan tombol yang bisa untuk mendengarkan detak jantung janin, aku menangis. Begitu pun Mas Panjul dan juga Mama, dua orang yang paling aku sayangi itu pun tak kalah terharunya. Bersyukur karena janin yang aku kandung tumbuh dengan sangat baik dan semuanya normal. Meskipun aku sempat merasa stres dan depresi karena sikap Mas Panjul dan juga Jeni, Alhamdulillah anakku baik-baik saja.“Dokter, anak saya itu perempuan atau laki-laki, ya. Dokter belum kasih tau dari tadi,” ucap Mas Panjul yang dibalas tawa oleh dokter perempuan itu.“Oh, iya, ya, Pak. Maaf, Pak. Saya terlalu fokus menjelaskan kondisi calon bayinya. Hummm, ini dedeknya perempuan, Pak. Selamat ya, Pak, Bu. Calon anaknya perempuan.” Dokter itu menunjuk ke arah layar, memberitahu jika gambar seperti itu menandakan jenis kelamin perempuan. Kalau laki-laki, ada monasnya, begitu.Mama dan Mas
Baca selengkapnya