Semua Bab Mutiara Hati Yang Terabaikan: Bab 51 - Bab 60

65 Bab

51. Rani tak henti berbuat jahat

Erika memilih untuk tidak berkunjung lagi ke rumah Laura. Masalahnya sudah terlanjur berat sekarang. Sore hari itu dia menuju Masjid Agung guna menenangkan diri. Tidak ada tempat mengadu kecuali hanya pada Sang Pencipta. Kala itu dia shalat dan berdoa, melepaskan apa yang menyusahkan hatinya pada Rabbnya. Dalam doanya dia berkata, “Ya Allah Ya Tuhanku, jadikanlah hamba termasuk hamba yang kuat dan sabar dalam menjalani segenap ujian dan hukuman yang Engkau berikan. Ujian keimanan dan hukuman atas dosa yang pernah hamba lakukan. Ampunilah dosa-dosa hamba. Berikanlah karunia dan pertolongan. Bantulah hamba dalam mengatasi segala permasalahan. Terpenting perbaikilah rumah tangga hamba yang berantakan ini. Hamba ingin hidup bahagia di dunia dan di akhirat bersama suami hamba.” Erika selalu menyebutkan nama suaminya di setiap permintaannya, tetap berharap supaya suaminya diberikan rahmat dan hidayah sehingga bisa menjadi pria ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

52. Dennis menemui Erika

Tak berhenti sampai di sana, Rani pun melanjutkan, “Aku adalah orang yang paling dekat dengan Erika. Aku paham betul dia orangnya seperti apa. Dia suka curhat padaku tentang apa yang terjadi pada rumah tangganya.” Rani sengaja merangkai cerita seolah-olah dia memang sangat akrab dengan Erika. Padahal nyatanya tidaklah demikian. Pertemanan mereka sangat biasa-biasa saja. Dan bahkan Erika tidak pernah menganggap Rani sebagai seorang sahabat karib. Dennis dan pihak sekolah secara umum telah menganggap Erika sebagai tenaga pengajar yang istimewa. Di mata mereka, Erika adalah guru yang begitu spesial dan sulit ditemukan lagi. Oleh karena itu, mereka tidak mau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada Erika. Namun sayang, Dennis mulai terhasut dengan omongan Rani barusan. Mulanya dia tidak mau tahu tentang privasi Erika, tapi karena hal ini menyangkut kepentingan sekolah, akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk tidak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

53. Raden harus pergi

Pada saat Erika sedang terpuruk dan menyendiri, Raden malah tetap sibuk seperti biasanya, dan bahkan penyakitnya jauh lebih parah dari kemarin-kemarin. Dia sempat berkunjung ke rumah Masayu terlebih dahulu dan membicarakan beberapa hal. Sejauh ini kedekatan antara Raden dan Masayu semakin kuat terjalin. Usai dari kunjungan tersebut, dia pun bekerja layaknya hari biasanya. Akan tetapi, tidak juga seperti pada biasanya. Raden semakin gila. Selain utang-utangnya yang sudah menumpuk dan belum juga terbayar, dia terlalu sering menipu Ricko dengan cara mencuri barang-barang di dalam gudang tempat dia bekerja. Pada mulanya Ricko tidak pernah menaruh rasa curiga sama sekali pada Raden karena dia memang terlanjur percaya sejak awal. Tapi semakin ke sini rasa percaya itu mulai luntur. Pasalnya keuntungan Ricko kian menipis dan selisihnya cukup signifikan. Bisa sampai ratusan juta rupiah. Ricko sudah melakukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

54. Ke mana Raden?

Raden benar-benar menyadari bahwa Ricko sepertinya tahu bahwa dirinya merupakan pelakunya. Jika dia masih berada di sini, itu artinya dirinya sedang berada dalam bahaya. Maka dari itu, dia pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan melarikan diri ke luar kota. Ketika dia berada di parkiran dan hendak masuk ke dalam mobil dinas yang diberikan oleh Ricko, Raden mengawasi sekitar, memastikan bahwa tidak ada orang yang mengawasi dirinya, termasuk Ricko. Ini adalah untuk kali terakhir dia memijakkan kaki di tempat haram ini. Setelah ini sepertinya dia tidak akan kembali lagi. Masalahnya jika dia kembali, dia pasti dihabisi. Raden menyalakan mesin mobil, lalu melajukan mobil tersebut. Tujuannya adalah Kota Prabumulih. Jarak tempuh lebih kurang dua jam dari sini. Dia akan pergi ke rumah teman akrabnya di sana buat mengamankan diri. Setibanya di sana, dia disambut cukup baik oleh temannya itu, dan tanpa menceritakan apa alasan dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

55. Erika mulai tegas

Erika sudah kembali mengajar seperti biasanya. Meski Rani kerap memancing dan mengoloknya perkara urusan pribadi dan rumah tangga, Erika tak terlalu menggubrisnya, sebab baginya itu hanya akan membuat sakit hatinya semata. Kendati demikian, Rani tetap saja berbuat hal yang kurang pantas pada Erika. Dengan dalih ingin membuat Erika pergi dari sekolah ini atau paling tidak membuat Erika terluka saja, Rani sudah cukup senang akan hal tersebut. Ketika Rani melihat kedatangan Erika, dia menyambutnya dengan suka cita, dan pura-pura ikut prihatin. “Syukurlah kau sudah sembuh dan bisa mengajar lagi, Erika. Aku senang rasanya.” Erika sudah paham watak Rani seperti apa, jadi dia tidak begitu mempedulikannya. “Alhamdulillah, permisi aku mau siap-siap masuk ke kelas.” Rani baru saja mempersiapkan perlengkapan dan buku mengajar. “Jangan buru-buru, Erika. Kita sudah beberapa hari ini tidak ketemu. Aku kangen pada mu. Ada banyak hal yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

56. Ada apa dengan Laura?

Maka siang hari itu Erika melakukan pembicaraan bersama Dennis. Dan kesimpulannya adalah meja kerja Erika akan dipindah dan tidak lagi berdampingan dengan meja kerja Rani. Dennis telah mengajukannya pada Kepala Sekolah dan disetujui. Alhasil, Erika untuk ke depannya tidak akan ada lagi banyak kontak dengan Rani. Tentu saja Erika senang mendapatkan keputusan yang amat berpihak padanya. Dengan begini semoga ke depannya dia tidak lagi terusik oleh omongan dan sikap Rani. Ketika Erika baru saja senang atas kabar tersebut, siang hari itu setelah pulang mengajar saat dia ingin diantar oleh Dennis sampai ke gerbang sekolah, tiba-tiba saja Laura menyaksikan kedekatan di antara mereka. Hari ini Laura bermaksud memberikan kejutan pada Erika dan mengajaknya makan siang bersama. Laura sudah tahu bahwa Erika mengajar di sini dan untuk kali pertama dia datang ke sini. Namun tak disangka, maksud hati mau mengajak sahabatnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

57. Yang sebenarnya terjadi

Ketika sudah berada di kosnya, Erika mencoba menelepon Laura bermaksud menanyakan kenapa tiba-tiba dia hari ini tampak berbeda. Tapi Laura tidak mengangkat telepon itu sama sekali. Begitu Erika mengirimkan chat, Laura pun tidak juga membalasnya. Hal itu membuat Erika lantas semakin bertanya-tanya, kira-kira apakah gerangan yang membuat Laura begitu jutek padanya. Saat ini Erika tidak punya sahabat yang sangat dekat selain Laura. Tidak ada tempat curhat bagi Erika kecuali hanya pada Laura seorang. Namun kini Laura tidak menanggapinya sama sekali. Karena penasaran, akhirnya keesokan harinya dia berkeinginan mengunjungi rumah Laura selepas dari pulang mengajar. Mulanya Laura tidak menerima kehadiran Erika di rumahnya, tapi tidak mungkin juga Laura mengusirnya. “Ada apa mau main ke sini?” tanya Laura dengan cuek. Erika senyum dan berkata, “Maaf, Laura. Ada sesuatu yang ingin ana bicarakan. Bisakah minta waktunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

58. Erika punya ide

“Coba kalau kemarin Anti kasih lihat foto Dennis pada ana. Mungkin ceritanya bakal beda,” ujar Erika. “Kan kemarin ana pernah mau lihat wajah pria terakhir yang jadi kenalan Anti.” Laura mengangguk. “Benar sih. Coba waktu itu ana kasih lihat fotonya. Hm. Tapi kok bisa kebetulan gitu yah.” “Qadarullah. Jadi, Ukhti masih kesal sama ana?” Cepat Laura menggelengkan kepala. “Tidak. Tidak lagi. Untuk apa pula ana kesal sama Ukhti?” “Baguslah kalau begitu.” Erika punya ide, dan mudah-mudahan idenya nanti berhasil. *** Sementara itu, di suatu tempat yang cukup jauh, Raden sedang berusaha menghilangkan kegelisahan dan keresahan di hati saat dia masih saja berada pengejaran bosnya. Tidak disangka kehidupannya bakal jadi berantakan seperti sekarang. Jika saja waktu itu dia tidak terjerat judi online, jika saja waktu itu dia tidak bekerja di tempa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

59. Kehidupan Raden mulai berubah

Raden memimpin shalat berjamaah di masjid tersebut. Tak pernah terpikir di benaknya sama sekali setelah melewati masa-masa kelam dan penuh dosa akhirnya Allah memberikan hidayah dan keberkahan padanya. Jika Allah hendak membuat hamba berada pada jalan yang lurus, maka tidak ada satu pun yang bisa menghalangi. Sekarang hidayah dan pertolongan itu pun datang dan Raden tidak akan menyiakannya. Tentu saja hal yang saat ini dia lakukan menjadi pemicu untuk dia segera bangkit dari keterpurukan. Tidak ada tempat berserah diri dan meminta tolong, kecuali hanya pada Allah semata. Usai memimpin shalat maghrib berjamaah tadi, Raden membalik badan dan duduk menghadap jamaah, lalu berdzikir dengan suara kecil. Hal yang dia lakukan tentu tak biasa seperti yang biasa dilakukan masyarakat sekitar. Biasanya mereka melakukan dzikir dan doa bersama. Namun malam ini ceritanya sedikit berbeda, dan itu tentu saja membuat mereka bertanya-tanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

60. Diskusi agama

Kemudian Raden membuat analogi sederhana. Ada orang tua yang mewariskan sebuah rumah pada anaknya dan berpesan pada anaknya tersebut untuk tetap menjaga rumah itu tanpa melakukan perubahan apa pun sama sekali. Orang tua itu melarang anaknya melakukan perubahan sedikit pun. Cukup tinggal dan menjaganya saja. Tidak lebih dari itu. Namun, karena anaknya mereka sok pintar dari orang tuanya dan punya pemikiran lebih baik, akhirnya dia pun mengubah warna cat rumah, membongkar, mengganti pajangan, merombak isi di dalamnya, sehingga rumah tersebut sangat berbeda dari pada sebelumnya. “Kalian sebagai orang tua suka dengan anak yang suka berinovasi seperti itu?” tanya Raden. Mereka semua serempak menggeleng. Tidak ada satu pun dari mereka yang setuju. Seperti itu juga dalam beragama. Nabi telah mewariskan sesuatu yang sempurna pada umatnya. Ketika kita menerima segalanya, lantas apa hak kita untuk mengub
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status