Dewantara tersenyum senang, dia tidak menyangka Senja menghubunginya dan meminta untuk bertemu. Biasanya, Senja sulit untuk sekedar ditemui, karena ada Abimanyu. “Ayo, Sayang!” seru Dewantara, dia menarik kursi untuk kekasihnya.Senja yang agak sungkan pun dengan canggung akhirnya duduk juga. Padahal, bukan kali ini saja pria itu bersikap romantis, tapi sekarang ada rasa tak nyaman yang hinggap di relung hatinya. Setelah memesan makanan, akhirnya Senja membuka percakapan.“Mas, em ... apa lamaran Mas tempo hari masih berlaku?” tanya Senja langsung pada inti masalah.Tubuh Dewantara menegak, dia seperti mendapat sebuah lotre setelah sekian lama mencoba keberuntungan.“Tentu saja, Sayang. Bahkan, aku akan tetap memperjuangkanmu jika kamu masih menolak,” jawab Dewantara serius.“Kenapa?” Senja butuh kepastian dan meyakinkan hatinya.“Karena aku mencintaimu, tak rela jika kamu harus jatuh ke tangan orang lain. Apalagi, kamu sekarang sendiri, aku semakin khawatir.” Dewantara menggenggam e
Last Updated : 2024-10-21 Read more