Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 381 - Chapter 390

482 Chapters

Memulai Dari Awal

“Hal manis? Hal apa?” Ekspresi wajah Mira berubah panik mendengar ucapan Aksa. “Kamu sudah janji meski aku kembali, tapi bukan berarti aku harus melayanimu sebagai istri.”Aksa terbatuk-batuk karena tersedak. Dia menatap Mira yang panik, hingga beberapa saat kemudian Aksa menahan senyum.“Kamu ini memikirkan apa?” Aksa benar-benar ingin tertawa mendengar penolakan Mira yang sepertinya sudah salah paham.Mira terkesiap dan baru menyadari kalau sudah berpikiran berlebihan. Dia mencoba mengelak.“Memangnya aku memikirkan apa?” Mira buru-buru menurunkan pandangan. Dia menyantap mie miliknya untuk menghindari tatapan Aksa.Aksa masih menahan senyum, meski mengelak tetapi ekspresi Mira sudah menunjukkan semuanya.“Aku ingin mengajakmu liburan bersama Arlo, ke tempat yang pernah kita datangi dulu,” ucap Aksa menjelaskan.Mira memberanikan diri menatap pada Aksa yang baru saja selesai bicara. Pria itu sudah tak menatapnya dan kini sedang menyantap mie.“Liburan?” Mira memastikan. Bodoh sekali
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Liburan Bersama

Mira setuju pergi liburan bersama Arlo dan Aksa. Hari itu mereka bersiap-siap untuk pergi setelah Aksa mengosongkan jadwal pekerjaannya.“Mama mau pelgi lagi?” tanya Arlo ketika melihat Mira sedang mengemas pakaian.Mira menoleh pada Arlo yang sudah memasang wajah masam dan sedih, membuatnya tersenyum karena Arlo sangat menggemaskan.“Iya, tapi sama Arlo dan Papa. Kita mau liburan,” ucap Mira karena memang belum memberitahukan rencananya dan Aksa pada Arlo.“Liburan?” Arlo terkejut tetapi sedetik kemudian senyumnya mengembang. “Asyik!” Arlo berteriak sangat senang karena akan jalan-jalan dengan kedua orang tuanya.Aksa kebetulan sedang masuk kamar Mira saat melihat Arlo melompat-lompat sambil berteriak senang. “Sudah siap?” tanya Aksa.Arlo dan Mira menoleh bersamaan. Arlo berlari ke Aksa lalu meminta gendong pada papanya itu.“Sebentar lagi selesai,” jawab Mira.Aksa mengangguk mendengar jawaban Mira.Arlo masih berada dalam gendongan Aksa, lalu dia bertanya, “Apa benar kita mau lib
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Danau dan Kenangan

Mira meremas kuat kemeja bagian depan Aksa saat pria itu terus memagut bibirnya. Dia masih memejamkan mata dengan napas tertahan karena ciuman tanpa jeda yang dilakukan oleh Aksa.Saat keduanya masih terlena dalam ciuman yang membuat keduanya lupa, terdengar suara memanggil hingga membuat mereka membuka mat.Aksa melepas bibir Mira, lalu tatapannya tertuju ke pintu kamar.“Arlo,” lirih Mira karena mendengar suara putranya memanggil.Aksa dan Mira saling tatap sejenak, tampak jelas rona merah tercetak di wajah keduanya karena ciuman panas yang baru saja mereka lakukan.“Mama!” teriak Arlo lagi membuyarkan lamunan Aksa dan Mira.Mira buru-buru bangun. Dia berlari ke kamar untuk melihat Arlo.Aksa melipat bibir. Dia menyentuh permukaan bibirnya. Tiba-tiba baru menyadari kalau dia gila, bagaimana bisa dia memaksa mencium Mira seperti tadi? Bagaimana kalau tadi Mira menolak lalu mengamuknya karena dianggap kurang ajar? Meski nekat, tetapi hasilnya sesuai dengan yang dia harapkan, kan?Apa
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Gagal

“Ikannya boleh Alo lawat?” tanya Arlo sambil memandang ikan kecil yang ada di ember.Aksa berhasil mendapat ikan, tetapi ikan tangkapannya sangat kecil.Aksa dan Alina saling tatap, kemudian keduanya tersenyum bersama.“Ikannya tidak bisa kita bawa pulang,” ujar Aksa. Tidak mungkin ikan itu mereka bawa naik pesawat.“Lho, Alo mau ikannya,” rengek Arlo.“Nanti beli saja, ya. Nanti beli sama mama, yang warna-warni,” bujuk Alina.Arlo menatap pada Alina. Sang mama terlihat serius, akhirnya dia menganggukkan kepala, setuju.Ikan yang dipancing Aksa akhirnya dilepas lagi ke danau. Arlo melambai-lambai ke danau karena sedih ikannya malah dilepas.Meski tidak mendapat ikan, tetapi mereka menikmati kebersamaan hari itu. Setidaknya Aksa dan Alina bisa kembali bersama, membicarakan masa depan Arlo, meski Alina masih tak bisa mengingat apa pun.Tujuan Aksa bukan untuk mengembalikan ingatan Alina, tetapi ingin menyulam kenangan baru bersama dan melupakan semua kejadian di masa lampau, termasuk pe
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Sangat Takut

Arlo duduk bersama Alina dan Aksa di depan perapian. Mereka sedang melihat gambar buatan Arlo.“Lihat ini. Ini Mama, Papa, sama Alo.” Arlo menunjuk ke gambar orang lidi dan rumah di buku sketsa milik Alina.“Mama kurus sekali,” protes Alina dengan nada candaan.“Alo juga kuyus. Nih, Papa saja yang besal.” Arlo menunjuk ke gambar yang terdapat gelombang-gelombang kecil di bagian lengan. Mungkin Arlo ingin membuat otot.Alina tertawa.“Memangnya tangan papa seperti itu?” tanya Aksa dengan dahi berkerut. “Iya,” jawab Arlo sambil mengangguk.“Kasihan sekali papa. Lengan saja yang besar, kaki dan kepalanya kecil,” seloroh Aksa.Arlo tertawa karena candaan sang papa.“Besok lagi, Alo bikin yang bagus,” balas Arlo.Alina mengusap kepala Arlo yang memiliki tekad besar untuk memperbaiki apa yang sedang dibuatnya.Saat tangan Alina hendak turun ke pundak Arlo, dia merasakan tangannya digenggam, membuat Alina menoleh dan melihat kalau Aksa menggenggam erat telapak tangannya.Pria itu menoleh se
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Memilikimu Lagi 21+

Aksa menatap dua bola mata Alina bergantian. Mencari makna dari ucapan Alina. Dia menggenggam kedua telapak tangan Alina yang menyentuh pipinya, lantas menciumnya bergantian. “Aku tidak akan pernah melepasmu, tapi jika kamu ingin pergi, aku tidak akan menahanmu. Aku hanya ingin kamu bahagia,” ucap Aksa dengan tatapan tak teralihkan dari wajah Alina. Aksa tidak ingin kejadian sebelumnya terulang. Cukup sekali dia pernah egois menahan Alina yang berakhir kehilangan. Alina melihat tatapan sendu Aksa. Pria itu pasti sangat menderita selama dia pergi. Namun, itu masa lalu ‘kan? Sekarang Alina mencoba kembali. Alina merapat pada Aksa, lalu sedikit berjinjit hingga bisa mengecup bibir pria itu. Saat bibir Alina menyentuh bibir Aksa, pria itu merengkuh pinggang Alina, membuat wanita itu tak bisa mundur sehingga dia bisa menautkan lebih dalam daging tak bertulang keduanya. Alina mengalungkan kedua lengan di leher Aksa, memejamkan mata sambil menikmati sesapan lembut di bibirnya. Dia terbu
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Pulang Lebih Cepat

Arlo mengucek matanya. Dia terbangun karena merasa tempat tidurnya sangat sempit. Saat Arlo baru saja membuka mata, dia melihat Alina masih tidur di hadapannya, tetapi dia juga melihat tangan lain melingkar di perut sang mama.Arlo buru-buru bangun, hingga melihat papanya tidur di belakang sang mama, sambil memeluk pinggang Alina.“Kok, Papa bobok di sini? Katanya Papa nggak bobok sama Mama?” Arlo langsung memprotes sambil memukul bantal.Aksa dan Alina terkejut. Keduanya membuka mata dan melihat Arlo yang bersidekap sambil memasang wajah kesal.“Ini mamanya Alo. Papa jangan ikutan!” Arlo kembali melayangkan protes.Alina mengulum bibir sambil melirik Aksa, mau mendengar bagaimana alasan Aksa untuk membujuk Arlo.Aksa berdeham sambil bangkit dari posisi berbaring. Dia lantas berpindah posisi ke samping Arlo, kemudian menjelaskan, “Iya, mamanya Arlo, tapi juga istrinya papa. Boleh bobok sama-sama, karena Mama sudah izinin.”“Tapi kemalin Papa bilang kalau Mama bobok sama Papa, jadinya
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Menguatkan

Alina benar-benar mencemaskan Aksa. Dia semakin yakin jika sudah terjadi sesuatu, sampai Aksa memintanya segera pulang dan pria itu sendiri pergi ke tempat lain.“Pak, apa terjadi sesuatu di rumah atau perusahaan?” tanya Alina pada sopir yang sedang fokus mengemudi.Alina melihat sopir itu terkejut, membuat Alina semakin yakin kalau dugaannya benar.“Itu, Nyonya. Biar Tuan saja nanti yang memberitahu,” ujar sopir itu.Alina semakin resah karena sopir pun tidak mau bicara. Dia akhirnya harus memendam rasa penasaran sampai Aksa pulang.Sesampainya di rumah. Para pelayan juga terus menunduk dan seperti menghindari kontak mata dari Alina. Meski begitu Alina tidak bertanya dan memilih langsung pergi ke kamar.“Arlo mandi dulu baru bobok, ya.” Alina mencoba bersikap biasa di depan Arlo.Arlo mengangguk. Dia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Alina mengeluarkan ponsel, lalu menghubungi Kaira. Dia merasa yakin kalau Kaira pasti tahu dengan apa yang terjadi.“Halo, Mira.” Sua
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Mengunjungi Korban

Aksa menatap secara bergantian Arlo dan Alina yang sudah tidur. Dia menghela napas pelan, lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar itu.Aksa pergi ke lantai bawah menuju ruang kerja. Ternyata Bams masih terjaga dan langsung menghampirinya.“Kamu sudah meminta orang untuk menyelidiki penyebab kebakaran itu?” tanya Aksa sambil menarik kursi meja kerjanya.Dia menghempaskan tubuhnya ke kursi, terlihat jelas raut wajahnya yang lelah dan frustasi.“Sudah, Pak.” Bams berdiri di depan meja Aksa saat menjawab.“Bagaimana dengan butik milik Alina?” tanya Aksa.Butik itu masih terus beroperasi di bawah pengawasan Kaira.“Butik Bu Alina ada di lantai dua, jadi tidak terkena kobaran api yang hanya sampai di lantai tiga. Tapi tetap saja pasti ada kerusakan di sana,” ujar Bams menjelaskan.Aksa memijat pangkal hidung. Sepanjang sejarah mall itu berdiri, baru kali Radja Mall mengalami tragedi fatal seperti ini.“Perintahkah orang untuk memantau kondisi mall selama investigasi, jangan sampai ada
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Istri Membanggakan

Aksa mengadakan rapat bersama para pemegang saham, sebelum nantinya menemui klien dan para penyewa toko di Radja Mall.“Kebakaran ini harus diselidiki dengan detail. Jangan sampai ada unsur kesengajaan yang merugikan kita. Apalagi kerugian akibat kebakaran ini mencapai miliaran,” ujar salah satu pemegang saham.“Untuk hal itu, Anda tidak perlu cemas. Saya sudah meminta tim investigasi khusus untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk mencari tahu penyebab kebakaran terjadi. Saya juga sudah membentuk tim untuk mengunjungi dan mengurus para korban agar tidak ada masalah di belakang,” ujar Aksa.Semua pemegang saham mengangguk mengerti.“Untuk santunan dan biaya pengobatan para korban, saya sendiri yang akan bertanggung jawab penuh atas kerugian yang mereka alami,” ujar Aksa lagi.Saat Aksa baru saja selesai bicara. Ada pemegang saham yang saling bisik dengan asisten, membuat dahi Aksa berkerut halus, apalagi pemegang saham itu memandang pada ponsel.Apa ada masalah atau berita meny
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
49
DMCA.com Protection Status