หน้าหลัก / Romansa / Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah / บทที่ 161 - บทที่ 170

บททั้งหมดของ Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah: บทที่ 161 - บทที่ 170

213

Bab 161

“Mama sudah membuka jalan untukmu tapi kamu mementahkan lagi usaha mama.” Pandu hanya diam menerima omelan mamanya, dia tahu sang mama sangat menyayanginya meski cara yang dia gunakan selalu tidak sama dengan para ibu di luar sana. Ibunya tak terlalu suka dengan anak kecil, bahkan meski itu anak kandungnya sendiri. Pandu tak mau masa kecil anaknya akan sama seperti dirinya dulu, kesepian dan merasa ditinggalkan. Jangankan menemaninya bermain dan belajar, bahkan saat acara kelulusan saja Pandu harus memohon pada ayah dan ibunya untuk mengosongkan jadwal mereka yang sudah sangat padat dengan acara di luar sana. Pandu sadar dirinya juga tak berbeda jauh dengan sang ayah yang memang gila kerja, karena itu dia sama sekali tak berharap memiliki istri seperti ibunya. Pandu menyayangi ibunya karena tanpa sang ibu dia tidak akan mungkin lahir ke dunia ini, tapi tentu saja baginya sebagai seorang anak mengandung dan melahirkan saja t
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-12
อ่านเพิ่มเติม

Bab 162

Sebenarnya ada apa dengan kedua orang tuanya, mengapa mereka begitu memaksanya. “Aku tidak tahu kalau di rumah akan ada acara makan bersama?” tanya Pandu langsung begitu panggilan pada ayahnya diangkat. “Bawalah Alisya dan Bisma bersamamu malam ini,” kata sang ayah tenang. “Papa bercanda, kami bukan keluarga utuh yang bisa pergi kalau aku mau.” “Papa tahu, karena itu kamu harus berjuang untuk mereka,” kata sang ayah dari seberang sana dengan yakin. Pandu terdiam sejenak, sampai suara sang ayah kembali terdengar dengan jelas. “Apa kamu merasa tak mampu membawa mereka kembali atau kamu memang tidak ingin melakukannya?” Pandu menghela napas berat. “Papa pasti tahu saat ini bersama mereka adalah hal yang paling aku inginkan.” “Syukurlah kalau begitu jadi tidak ada masalah bukan.” “Setelah apa yang dilakukan mama tadi siang peluangku untuk mewujudkan semuanya berjadi turun drastis.” “Kamu menyalahkan mamamu? Dia hanya ingin membantumu.” “Selain doa dari mama aku tak butuh bant
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-13
อ่านเพิ่มเติม

Bab 163

Alisya berusaha sebaik mungkin menjalani peran sebagai ibu dan juga ayah untuk Bisma.  Bukannya dia tidak ingin memberikan keluarga lengkap untuk anaknya sebagai wanita keinginan itu pasti ada, tapi tentu saja dia harus berpikir dengan kepala dingin.  Sanggupkan dia menggantungkan hidupnya dan putra pada laki-laki yang pernah mengkhianatinya dan membuangnya seperti sampah.  “Kamu jadi ajak Rani juga, Lis?” tanya bulek Par yang pagi-pagi sudah datang ke rumahnya.  “Iya bulek, kemarin aku sudah telepon dia dan katanya bisa tapi kok ini belum datang ya?” tanya Alisya sambil menengok ke halaman rumahnya.  “Kamu sudah kasih tahu jam berapa biasanya berangkat?” tanya bulek Par yang kini sudah melangkah ke dalam rumah dan memperhatikan Bisma yang sednag ngoceh sendiri dengan bahasa bayinya.  Hubungan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-13
อ่านเพิ่มเติม

Bab 164

Hari pertama mengajak anaknya bekerja memang membuat Alisya lebih tenang, dia bhkan lebih konsentrasi dalam bekerja.Suara sang anak yang terkadang mengoceh dengan bahasa bayinya sama sekali bukan gangguan untuknya. Bersama mainan dan juga Rani yang menjadi teman bermain menyenangkan untuk Bisma, membuat bayi itu tenang dan tidak merajuk pada sang ibu. Akan tetapi yang jadi masalah adalah saat Alisya harus meeting di luar kantor bersama sekretarisnya."Kenapa mereka nggak diajak saja bu?" tanya Dara saat Alisya terlihat begitu bimbang. "Tempatnya lumayan jauh, lagi pula apa kata klien nanti kalau aku membawa anak," bantah Alisya. "Memang kamu berani Ran, di sini sendiri?" Tanya Dara yang juga ikut bingung sekarang. "Berani sih, mbak kan di sini banyak orang." Meeting kali ini dijadwalkan mulai jam sepuluh sampai nanti jam dua siang. Tentu saja waktu yang mepet membuat Alisya tak bisa kembali untuk makan siang bersama putranya. "Apa kamu di sini saja, Dar. biar aku sendiri yang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-14
อ่านเพิ่มเติม

Bab 165

"Itu Mereka"Fahri langsung berdiri, Alisya yang duduk di samping laki-laki itu juga ikut berdiri dan menyambut klien mereka.Entah mengapa dia seperti familiar dengan wajah laki-laki bule di depannya. "Al, dia tuan Bastian, dirutnya ternyata yang datang, jangan ada kesalahan ya," bisik Fahri.Alisya hanya mengangguk, seingatnya yang tanda tangan dokumen kemarin bukan Bastian ini, lalu untuk apa dia datang?"Pak Fahri senang bertemu dengan anda di sini, saya sedang jenuh di kantor jadi ikut datang ke sini, ah dan saya juga merasa terhormat bertemu dengan..." "Alisya," jawab Alisya singkat saat pandangan laki-laki itu mengarah padanya. "Ah begitu, senang bertemu anda.""Kami juga senang bertemu dengan nada, saya tidak menyangka tuan muda Smith sendiri yang akan turun gunung," canda Fahri yang disambut tawa renyah laki-laki di depannya ini. Akan tetapi satu nama yang mengangguk Alisya. Smith, dia tidak mungkin melupakan nama itu.Memang sih bisa saja hanya nama mereka yang sama tapi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 166

Alisya menggigit bibirnya berusaha menahan resah dalam hati.Bagaimanapun juga darah lebih kental dari pada air.“Acnya kurang dingin Al?” tanya Fahri yang dari tadi terus melirik Alisya yang terlihat duduk tak nyaman di sebelahnya.“Eh... enggak pak, sudah cukup,” kata Alisya kagok.Ini karena Pandu, tapi tentu saja Alisya tak bisa mengatakannya pada Fahri.Tanpa dia sangka mantan suaminya itu juga berada di tempat itu dan meminta waktu untuk bicara sebentar semula Alisya pikir Pandu akan membicarakan tentang Bisma dan juga keinginan mamanya, tapi siapa sangka.“Bastian berbeda dengan Regan, Al. Dia lebih beretika dalam berbisnis,” kata laki-laki itu setelah mereka duduk agak jauh dari Fahri yang terlihat sedang menikmati minuman yang dia pesan.Rupanya Pandu tahu dia baru saja meeting dengan Bastian Smith, dan entah bagaimana melihat ketidaknyamanan Alisya saat berhadapan dengan laki-laki itu.“Mas yakin, bagaimanapun mereka saudara, aku memang tidak pernah memiliki saudara kandung
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-16
อ่านเพิ่มเติม

Bab 167

Bulek Par berlari tergopoh-gopoh saat mobil Alisya memasuki halaman.“Lis, kok kamu tidak jawab telepon bulek,” kata wanita itu, bahkan Alisya belum juga membuka pintu mobil.“Ada apa, bulek?” tanya Alisya berusaha tetap tenang, dia meminta bulek Par mundur sejenak agar dia bisa membuka pintu mobil dan turun dari dalamnya sebelum membantu Rani yang sedang memangku Bisma keluar dari sana juga.“Eleh... eleh si ganteng, senang ya ikut mama kerja,” kata bulek Par seolah lupa dengan apa yang akan dia katakan pada Alisya dan beralih pada si kecil digendongan Rani.“Ada apa, bulek?” tanya Alisya sabar begitu wanita paruh baya itu menyerahkan Bisma pada Rani lagi.“Oh itu ada yang mengantar banyak makanan kemari tadi, alamatnya memang di sini tapi namanya bukan namamu atau ayahmu.”“Makanan? kok nama ayah sih?” tanya Alisya bingung, ayahnya sudah meninggal bertahun-tahun yang l
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-16
อ่านเพิ่มเติม

Bab 168

Kalau mereka pikir Alisya akan memakai pakaian terbaiknya mereka salah. Alisya lebih memilih repot mengurus Bisma setelah dia pulang kerja, lalu membantu Bulek Par menyediakan piring dan peralatan makan lainnya. “Lis, di sini ada Rani lho, dia sudah pegang Bisma dari tadi kalau untuk menyelesaikan ini saja bulek bisa sendiri,” kata Bulek Par. Maksudnya sih ingin mengusir Alisya secara halus, untuk segera mandi dan berdandan. Sejak pulang kerja tadi wanita itu hanya mencuci tangan lalu berwudhu dan menyelesaikannya kewajibannya seperti biasa, tapi belum mandi dan ganti baju. Blus warna merah maron dengan celana potongan lurus warna krem yang sekarang dia gunakan memang tidak ada yang salah bagi Alisya, tapi di mata Bulek Par itu sangat salah. Apalagi wanita paruh baya itu masih beranggapan kalau keluarga mantan suami Alisya datang untuk meminta rujuk. Wanita itu tentu tahu penyebab perpisahan Alisya dan mantan suaminya, tapi di juga tidak buta kalau laki-laki itu masih mencintai
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-17
อ่านเพิ่มเติม

Bab 169

Nyamuk jaman sekarang memang nekad, tidak bisa melihat daging mulus sedikit saja langsung digigit. Bahkan tidak jarang mereka juga memilih bagian-bagian yang sengaja disembunyikan. Padahal ini di teras rumah, bukan di kebun atau bahkan di jalanan. “Pakai ini.” ini agak menggelikan tahu, untuk dua orang yang sudah bercerai karena salah satu melakukan  pengkhianatan dan merasa cinta mati pada wanita lain. Alisya jadi teringat dengan film yang dia tonton bersama Laras, film manis yang menurutnya yang telah mengalami pahitnya percintaan tentu saja tidak akan percaya hal itu akan ada di dunia nyata, begitu juga dengan Laras yang mengalami hal yang sama. Tapi...Astaga ini hanya jas... jangan baper Lis. “Terima kasih, mas. Tapi aku bisa masuk dan mengambil jaket dari dalam, aku malas kalau nanti harus mencuci bajumu,” kata Alisya dengan nada bercanda. “Padahal aku kangen kamu mengurusi baju yang aku p
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-17
อ่านเพิ่มเติม

Bab 170

Bisma menangis kencang tapi Alisya malah tersenyum geli. “Tunggu ya, mama siapin Asip buat kamu dulu, anak mama yang ganteng tenang dulu ya,” kata Alisya kalem. Seperti mengerti ucapan sang mama, bayi mungil itu menatap Alisya yang membawa asi beku untuk dipanaskan sambil sesekali sesegukan. Lucu sekali. Setelah suhunya dirasa cukup, Alisya memberikannya pada Bisma dan anak itu menerimanya dengan tak sabar.“Makasih ya, nak sudah menyelamatkan mama dari papamu tadi malam,” kata Alisya sambil mengelus rambut Bisma yang begitu lembut. Secara keseluruhan wajah anaknya memang mengcopi wajah Pandu, bisa dibilang Bisma hanya numpang tumbuh di rahimnya saja. Tentu saja hal itu membuat Pandu ataupun keluarganya yang dulu sempat meragukan anak yang dia kandung tidak perlu melakukan test DNA. Ini hari libur untuk Alisya dan dia berencana mengajak Bisma untuk jalan-jalan bukan jalan yang jauh sih hanya ke alun-alun kota, tapi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-18
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
1516171819
...
22
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status