Semua Bab Legenda Semesta Beladiri: Bab 31 - Bab 35

35 Bab

31. Percobaan Mematikan

"Wooii bocah udik! Jangan sombong dan pamer di depanku!" hardik Pan Liang penuh amarah."Ooohh.. sudah sampai kalian. Heeii... senior Pan, apa masalahmu hingga terlihat sangat marah? Aku hanya istirahat sambil menunggu kalian.." jawab Liar sambil tersenyum mengejek.Pan Liang semakin meradang melihat ejekan Liar secara terang - terangan dan bersiap untuk menyerangnya namun di cegah oleh teman - temannya. Pan Liang awalnya sempat berontak namun akhirnya menyadari ucapan teman - temannya dan memilih untuk diam.Liar sendiri hanya menatap tajam mereka dengan tatapan yang sangat dingin. Dan sebagai pelampiasan kekesalannya, Liar mengetuk batu tempatnya tiduran dengan jari telunjuknya.BLAAARR!Batu besar itu pun hancur berkeping - keping membuat teman - teman Pan Liang terkejut dengan wajah pucat. Sementara Pan Liang sendiri merasa jantungnya berdebar keras namun tetap bersikap sombong dan angkuh."Apa kita hanya akan mematung di tempat ini saja? Kapan kita akan sampai di tempat tujuan...
Baca selengkapnya

32. Ancaman Senjata Makan Tuan

Gagak Jiwa melakukan serangan demi serangan main - main penuh kegembiraan disertai tawa mengejek yang tidak pernah berhenti."Hahahahah! Ayo manusia - manusia sombong dan penuh iri dengki, di mana kesombongan kalian sebelumnya?" ejek Gagak Jiwa sambil terus menyerang.Pan Liang merasa sangat kesal meskipun menyadari dia tidak akan mampu meski hanya menghadapi kekuatan main - main Gagak Jiwa. Namun rasa egois dan angkuh yang sudah membatu dalam hatinya membuat dia lupa daratan dan memandang tinggi dirinya sendiri."Ayo gunakan formasi tempur kita! Aku yakin bisa membuat gagak sialan ini terluka!" teriak Pan Liang kepada teman - temannya.Mereka pun membentuk formasi tempur yang selama ini mereka banggakan dalam pertarungan berkelompok. Mereka bergerak dinamis saling silang menyusun serangan yang memang sedikit berhasil membuat Gagak Jiwa kerepotan. Akan tetapi dengan kecepatannya, Gagak Jiwa mampu membalikkan keadaan.Setiap kibasan tongkat Gagak Jiwa terus mereduksi kesadaran jiwa Pan
Baca selengkapnya

33. Pecahan Jiwa Misterius

BUUUZZZ!Liar bersama Gagak Jiwa dihempaskan begitu melewati portal dunia rahasia hingga nyaris terjerembab."Tempat apa ini Senior?" tanya Liar sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh area yang terjangkau oleh pandangannya."Ini dunia rahasia yang aku sendiri tidak tahu namanya meski sudah menguasai tempat ini selama ribuan tahun. Aku akan mengantar Tuan ke suatu tempat yang selalu gagal aku masuki.." jawab Gagak Jiwa penuh semangat.Namun pembawaan Liar yang sangat dingin hanya terlihat biasa saja mendengar penjelasan Gagak Jiwa. Mereka pun menuju tempat yang dimaksud oleh Gagak Jiwa. Setelah terbang selama dua jam akhirnya mereka sampai di sebuah bukit batu yang berwarna hitam kelam.Liar tampak terkejut saat merasakan energi jiwa yang luar biasa terpancar dari sebuah celah sempit yang ada di sisi bukit. Dengan tenang Liar mendekati celah itu meskipun Gagak Jiwa melarangnya namun dia tetap melangkah dengan mantap.SWWOOOSSHH!Tiba - tiba serangan jiwa yang sangat mengerikan meng
Baca selengkapnya

34. Terobosan Gagak Jiwa

Liar mengitari batu bulat kehijauan itu dengan sedikit mengedarkan kekuatan jiwanya. Dan seketika batu bulat besar itu merespon dengan bergetar dan mulai melayang hingga satu kaki serta memancarkan aura kekacauan dan aura kematian yang sangat pekat membuat Liar merasa sangat gembira."Tuan Muda, selubungi batu itu dengan kekuatan jiwamu dan tariklah masuk ke dalam lautan energi dantianmu.." ujar pecahan jiwa tua tiba - tiba.Tanpa menunggu instruksi berikutnya, Liar menyelimuti batu bulat kehijauan itu dengan kekuatan jiwanya dan meletakan batu itu di dalam dantianya. Liar pun mengambil sikap Lotus dan memasuki lautan energinya untuk melihat ada reaksi apa yang akan di timbulkannya.Dan benar saja, energi gabungan dari seni Kultivasi dan seni Pendekar tiba - tiba bergetar dan berputar sangat cepat.WUUUUNNG!SIIIUUTT!BUUUZZ!Batu bulat kehijauan itu terhisap ke dalam pusat energi milik Liar dan sekarang berada di tengah pusat energi itu seolah - olah menjadi intinya. Hal itu membuat
Baca selengkapnya

35. Rubah Tua Yang Malang

Tetua Pertama yang melihat Liar ada di samping Gagak Jiwa tampak tersenyum lega karena orang yang bisa menjadi sumbel malapetaka sudah kembali."Syukurlah Tuan Muda Liar sudah kembali dalam keadaan selamat, tetapi siapa lelaki paruh baya tampan di sampingnya?" batin Tetua Pertama."Tetua Pertama, lelaki itu adalah si Gagak Jiwa. Beri tahu para Tetua yang masih lurus untuk tidak memprovokasi binatang iblis yang bersama bocah beku itu.." ujar Leluhur Pertama melalui transmisi suara.Tetua Pertama tampak mengangguk mengerti dan mengirimkan suaranya melalui transmisi suara kepada beberapa Tetua. Sementara Tetua Agung yang sedari tadi bersembunyi di lipatan dimensi menjadi gemetaran melihat Liar masih hidup dan kembali bersama bintang iblis paling menakutkan."Keparat! Bocah sialan itu kenapa masih hidup dan terlihat baik - baik saja bahkan datang bersama bintang iblis yang Leluhur Pertama saja kesulitan menghadapinya..." batin Tetua Agung.Jantungnya tiba - tiba berdegub kencang saat Liar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status