Home / CEO / Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali: Chapter 91 - Chapter 100

205 Chapters

91. Kenapa Kamu jahat Banget?

Sarah mengerutkan kening. “Memang buat siapa?”“Nanti kamu pilih yang kamu mau, sisanya kita bagikan saja.”Sarah langsung mengerti. Ia sering mendengar Frank dan Marc adalah lelaki yang dermawan. Kali ini ia melihatnya sendiri.Barang-barang belanjaan mereka bahkan diantar oleh dua orang petugas supermarket. Marc memberi tips besar pada dua orang yang membantunya tersebut.Dibantu Marc, Sarah memasukkan bahan-bahan yang ia perlukan ke dalam kulkas dan lemari penyimpanan. Sisanya mereka masukkan ke dalam tas besar untuk dibagikan esok hari.“Mau makan lagi?” Marc bertanya pada Sarah. Kembali teringat bahwa wanita hamil akan senang makan.Sarah memilih yogurt. Ia memakannya menghadap jendela luas yang menghadap pemandangan kota yang sibuk.“Sudah hampir tiga bulan aku tidak bekerja. Aku bosan.”Pernyataan itu jelas ditujukan pada Marc. Tetapi, lelaki tersebut memilih mengabaikan keluhan sang istri.“Marc!”“Hem.”“Jangan pura-pura tuli!”Terdengar embusan napas berat. Pekerjaan Sarah m
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

92. Kalian Bertengkar?

“Apa anda kenal Nona Marsha, Nyonya Sarah?”Pertanyaan itu membuat Sarah yang sedang membagikan makanan tersenyum dan mengangguk pelan. Beberapa orang yang penasaran mengajaknya mengobrol.“Apa yang menyebabkan Nona Marsha menjadi gila?”“Iya, kenapa ya? Padahal jika ke sini tampak normal saja.”“Malah terkadang terlihat mesra dengan Tuan Marc.”“Pssttt!”Wanita pekerja sosial yang memberikan pernyataan terakhir menutup mulutnya. Ia meminta maaf pada Sarah.“Tetapi, Anda memang harus hati-hati, Nyonya Sarah. Jangan sampai Tuan Marc berselingkuh.”Kali ini para wanita itu mengangguk bersamaan. Sarah tidak berkomentar. Ia hanya kembali tersenyum tipis.Acara bagi-bagi makanan selesai. Sarah menatap sekilas tangannya yang digandeng Marc keluar yayasan diikuti pandangan dari semua orang.Pasti mereka sedang membandingkan antara dirinya dengan Marsha. Sarah berkata dalam hati.“Aku perlu ke kantor. Kamu ikut saja, ya.”“Aku perlu bekerja.” Sarah mendesis pelan.Marc menghela napas lalu men
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

93. Hukum Seberat-Beratnya

Seorang psikiater berjalan menuju salah satu ruangan. Ia mengintip melalui jendela kecil di pintu. Lalu membuka pintu tersebut saat yakin yang berada di dalam adalah pasiennya."Selamat pagi, Marsha.""Pagi, Auntie." Marsha dengan ramah balas menyapa.Psikiater tersenyum dan mengamati pasiennya. Ia tampak normal."Bagaimana kabarmu hari ini?"Marsha tersenyum lebar lalu mengusap perutnya. "Aku bisa merasakan tendangan bayi tadi.""Oh. Benarkah?" Psikiater mengembuskan napas lalu mencatat."Nanti kalau dia bergerak lagi akan aku beritahu.""Kurasa tidak mungkin karena kamu tidak hamil, Marsha."Marsha memandang wanita di sampingnya dengan tatapan tajam. Ia tidak suka jika ada yang bilang bahwa ia tidak hamil."Aku hamil. Ayah bayi ini namanya Marc.""Bukan, Marsha. Coba ingat-ingat lagi."Seketika mata Marsha mendelik. Ia menarik pakaiannya ke atas dan memperlihatkan perutnya. Berkali-kali mengatakan bahwa ia hamil anak Marc. Ia juga terkekeh sendiri lalu terisak sedih.Psikiater kelua
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

94. Pelajaran dari Casanova

Malam itu, Marsha tidur dengan tubuh terikat. Ia masih mengamuk dan menjerit. Lilian mencatat banyak kejadian pada berkas Marsha.Marc mendapat pesan dari rumah sakit jiwa. Sebenarnya ia kesal masih terus dihubungkan dengan kasus Marsha. Tetapi karena merasa belum mendapatkan keadilan untuk istrinya, Marc akhirnya mau menjadi penjamin bagi Marsha.Salah satu fungsi penjamin adalah menerima informasi sekecil apa pun tentang Marsha. Kali ini Marc hanya bisa mengembuskan napas panjang saat mendengar laporan Marsha kembali mengamuk dan bahkan mengancam nyawa psikiaternya.Akhirnya, karena tidak tau harus berbuat apa, Marc melimpahkan kasus tersebut sepenuhnya pada pengacara Frank. Ia menandatangani surat kekuasaan dan menyerahkannya pada kantor pengacara.“Aku sudah lelah dengan kasus ini dan ingin segera mengakhirinya.” Marc berkata pada Larry.“Ini kasus yang cukup pelik. Kurasa memang harus dipertimbangkan masak-masak.”Marc menatap malas pada teman dekatnya. “Tidak rumit karena semua
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

95. Perlakuan Manis

Baru kali ini Marc pulang ke rumahnya sendiri dengan jantung berdebar kencang. Sebelum turun dari mobil, ia mengatur napas lebih dulu.Paperbag berisi coklat ia bawa dengan tangan sedikit bergetar. Sepanjang jalan menuju kamar, Marc mengembuskan napas panjang.“Hai.” Marc menyapa Sarah yang sedanv duduk bersandar di ranjang.Sarah menurunkan buku yang sedang ia baca. “Hai.” Balasnya kemudian.Cium pipinya. Ucapkan terima kasih dan berikan coklat. Kalimat Larry terngiang di telinga Marc saat ini.Marc mendekati Sarah. “Cup.” Ia mencium sekilas pipi Sarah.Sarah mengerjap mendapat perlakuan manis itu dan memaksakan senyum canggungnya.“Terima kasih sudah menungguku. Ini untukmu.” Marc memberikan paperbag mewah itu pada Sarah.Sarah menerimanya dengan kening berkerut. Ia mengeluarkan kotak mewah dan mengamatinya dengan mata tak berkedip.“Coklat ini?”“Kan aku sudah bilang akan memberikan coklat padamu.”“Tapi tidak coklat ini, Marc.” Sarah bicara sambil tetap mengamati kotak mewah di ta
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

96. Tutorial Menjadi Lelaki Pengertian

“Kenapa wajahmu jadi merah sekali, Sarah.”Pertanyaan Marc menyadarkan Sarah. Ia mengerjap-ngerjap untuk menghilangkan rasa malu.“Emmm ... aku mau pipis.” Sarah segera turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.Huuhfttt. Malu-maluin. Sarah mendesah dalam hati.Marc menatap pintu kamar mandi yang ditutup Sarah. Lelaki itu melakukan peregangan otot di atas ranjang lalu meraih ponselnya.Satu pesan menarik perhatian. Pagi-pagi sekali, ternyata Larry sudah memberinya perintah.Bangun tidur, kecup pipi Sarah dan katakan selamat pagi. Lalu, ajak mandi bersama. Tidak perlu aku ajari kan, bagaimana kamu harus melayani istrimu di sana.Larry mengakhiri kalimatnya dengan ikon tertawa ngakak. Marc mencebik.“Telat, Bro. Sarah sudah bangun dan langsung masuk ke kamar mandi tanpa aku sempat mengucapkan selamat pagi.”Marc mengirim pesan suaranya. Beberapa detik kemudian Larry pun membalas dengan pesan suara. Marc menekan tombol untuk mendengarkan pesan tersebut.“Cepat susul ke kamar mandi. Sek
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

97. Fix, Mereka Berpacaran

Sarah membelalakkan mata. Lalu spontan ia memeluk Marc kemudian memberikan senyum manisnya.“Beneran? Kamu nggak bohong, kan?” Sepasang mata jernih itu memohon pada Marc.Lelaki itu mengangguk. Ia mendapati kenyataan hatinya ikut senang melihat Sarah bahagia. Apalagi ia juga mendapat bonus pelukan.“Kapan aku boleh mulai kerja?”“Eh, ada syaratnya.” Buru-buru, Marc menyela.Wajah Sarah kini memberengut. Meski begitu ia mengangguk dan berkata akan mempertimbangkan syarat-syarat yang diajukan Marc.“Jam kerjamu hanya pagi sampai jam dua siang. Tidak ada lembur.”“Aku harus bilang dulu sama Irwan tentang itu. Aku kan tidak bisa memutuskan begitu.” Nada suara Sarah terdengar sedih sekarang.“Mereka harus mengerti kondisimu yang sedang hamil. Aku rasa jika mereka sangat membutuhkan kinerjamu, mereka akan setuju.”Kepala Sarah mengangguk.“Kamu bekerja dari kantorku. Di ruanganku agar aku tetap bisa memantaumu.”Kali ini Sarah terkejut. Ia mengerutkan dahi mendengar syarat dari Marc.“Kenap
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

98. Kita Juga Cocok

Restoran selalu ramai saat jam makan siang. Mau restoran pinggir jalan ataupun restoran mewah. Semuanya sibuk dengan pelanggan masing-masing.Namun begitu, Marc mendapat tempat untuk mereka bertiga. Orang kaya memang sering mendapat hak istimewa di mana-mana. Sarah yakin Marc bisa mendapat tempat karena ia adalah pengusaha terkenal.“Mau makan apa, Sarah?” Marc berkata sambil membolak-balik buku menu.“Terserah. Aku tidak tau makanan favorit di sini.”Marc melirik Larry saat mendengar kata terserah. Demi apapun ia jadi takut mendengar kata tersebut.Larry dengan cepat menentukan pilihan menunya. Ia lalu mengetik pesan dan memberi kode pada Marc untuk membaca pesannya.“Sebentar. Ada pesan masuk.” Marc meminta izin pada Sarah yang langsung mengangguk.Setelah membaca pesan tersebut. Marc menutup buku menunya, lalu menatap buku menu di depan Sarah.Melihat temannya butuh suasana berdua, Larry pamit untuk ke kamar mandi. Kini, Sarah dan Marc mendiskusikan menu dengan jarak berdekatan.“F
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

99. Tempat Terkutuk

Sarah melirik suaminya. Kadang ia bingung bagaimana sebenarnya perasaan Marc padanya. Seperti hari ini, Marc tampak lebih manis dari biasanya.“Tidak ada yang tau selain Tuhan.”Kalimat itu tentu diucapkan Sarah berdasarkan pengalaman hidupnya. Bagaimana ia melihat orang tuanya berpisah karena kematian. Juga perpisahan Frank dan Lucy yang masih di luar dugaan.“Memang benar. Tetapi, Tuhan melihat jika hambanya berusaha untuk selalu bersama.”“Kenapa kamu ingin kita bersama? Bukankah kamu tidak mencintaiku?”Tidak ada jawaban dari Marc. Segera saja Sarah menduga, Marc memang tidak pernah mencintainya. Ia menatap keluar jendela di sampingnya sambil mengusap perut.Saat itu ingin sekali Marc menelepon Larry. Bertanya bagaimana menjawab pertanyaan wanita yang menanyakan apakah ia mencintainya? Bukankah wanita mahluk sensitif? Harusnya mereka mengerti, bukan?“Kita kembali ke kantor, ya.” Marc mengalihkan pembicaraan.Sarah mengangguk. Ia juga bingung harus melakukan apa. Mungkin di kantor
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

100. Gerakan Pertama Bayi

“Kenapa tidak langsung bilang saja kalau kamu mencintai Sarah?” Larry berdesis kesal mendengar cerita Marc.“Aku kan sudah bilang, aku tidak yakin. Aku tidak mau membohongi Sarah.”“Duh, kamu itu bos paling dingin yang aku kenal. Mahasiswa yang kecerdasannya mendapat pengakuan internasional. Pengusaha yang setiap langkahnya selalu penuh percaya diri. Tetapi, berhadapan dengan Sarah saja bingung.”“Jelas itu semua tidak ada hubungannya!”Detik berikutnya, Larry hanya mendengar keluh kesah Marc tentang hubungannya dengan Sarah. Bagaimana Sarah tersenyum dan senang mendapat bunga darinya dan pembicaraan mereka tentang masa depan.“Itu bisa bicara tentang kalian yang akan hidup berdua selamanya.”“Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirku. Sepertinya itu ucapan jujur.”“Dan kamu tidak mau mencintai wanita yang kamu ajak hidup seumur hidupmu?”Larry lalu memberikan beberapa pesan pada teman dekatnya. Marc mengangguk mengerti. Sepertinya lamgkah-langkah yang Larry ucapkan mudah.Marc
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
PREV
1
...
89101112
...
21
DMCA.com Protection Status