Semua Bab Penghangat Ranjang Kesayangan Tuan Idola: Bab 111 - Bab 120

128 Bab

111. Dasar Parasit!

“Nyonya Widya juga isteri anda. Bagaimana kalau dia marah dan kecewa pada anda?”“Hah…. Apa kau pikir aku tidak kecewa padanya? Bertahun-tahun aku menikah dengannya, tapi dia tidak memberikanku seorang pun anak. Pernah hamil, tapi katanya keguguran. Entahlah, aku tidak tahu, apakah dia benar-benar hamil saat itu, atau tidak. Mungkin ini adalah hukuman dan karma untukku karena mengabaikan anak dan isteriku. Itu makanya, rasa bersalah ini, membuatku akan memberikan apapun yang mereka inginkan sebagai penebusan.”‘Aku tidak menyangka sama sekali kalau pak Surya akan memutuskan itu.’“Pak, saya tidak bisa mengganggu keputusan anda, karena itu adalah hak anda sendiri. Yang ingin saya katakan, agar anda tidak menyesal nantinya. Kalau anda menyerahkan semuanya, anda mau tinggal dimana? Apakah isteri anda mau menerima keadaan anda jika tidak memilikinya lagi? Dan… saya berharap kalau saya masih bisa bekerja di sini.”“Aku tahu, kalau aku akan jadi gembel. Tidak apa-apa. Mungkin usiaku tidak l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

112. Wanita Murahan

‘Menyebalkan! Kurang ajar! Berani sekali anak kurang ajar itu menghinaku?! Aku sangat marah!’“Eh…? Orang itu, pengacaranya Surya kan? Kenapa dia masuk ke ruangan Surya? Biasanya, kalau mereka bertemu, ada pembahasan penting yang akan terjadi. Aku harus kesana agar tidak ketinggalan berita.” Widiya baru sampai di perusahaan surya, suaminya. Dia melihat Yudistira baru masuk ruang kerja Surya. Sengaja, atas suruhan Surya, Andre menghubunginya.“Selamat sore, Pak Surya. Apa kabar?”“Aku masih hidup, tapi sepertinya sebentar lagi mau mati.” Jawab Surya sembarangan.“Hahahaha, seiring bertambahnya waktu, anda mulai bisa bercanda ya.”“Duduklah. Karena obrolan ini sangat penting dan panjang. Andre, bawakan dua kopi ke sini.”“Baik Pak.”Mengetahui pintu ruangan Surya terbuka, Widya yang tadinya mengintip, bersembunyi lagi agar tidak ketahuan.‘Hhuf… untung dia gak lihat. Tapi, kenapa aku harus bersembunyi? Aku kan juga berhak untuk tahu apa yang suamiku ingin bahas.’‘Akh… tidak. Kalau aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

113. Raditya Gagal Fokus

“Widya, apa kau sedang menghina Vanesha?” tanyanya tegas.“I-itu aku ti-tidak sengaja karena dia… dia membuat pakaianku kotor. Lihat, kau lihat ini,” Widya menunjukan sedikit, atau setitik noda diujung bajunya, “Lihat, kotor kan? Dia yang membuat ini dan tidak mau minta maaf padaku, malahan dia mau kabur tanpa minta maaf.”“Widya, aku tahu bagaimana sifat si Vanesha.”“Apa? Kau… tahu? Apa maksudnya? Kau… juga kenal dengannya? Akh… apa jangan-jangan kau dan wanita murahan itu-“Tutup mulutmu Widya! Dari dulu kau tidak bisa mengendalikan emosimu. Mulutmu selalu mengatakan kata-kata kasar, pada siapapun.”“Surya! Kenapa kau jadi menyalahkanku? Wajar kan, aku bertanya dan curiga padamu? Kau… bukannya khawatir pada isterimu, tapi kau malah memikirkan wanita lain? Apa… apa kau bermaksud untuk menikahinya juga?”“Widya!!” Surya membentaknya. Hanya membuat Widya terkejut saja, tapi tidak jera.“Aku tidak ada hubungan kotor seperti dugaanmu itu! Aku kenal dengan wanita itu, dia adalah asistenn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

114. Bikin Ulah

Beberapa waktu yang lalu, Vanesha sebenarnya memang ingin pergi membeli kopi. Tapi, baru mengeluarkan mobil dari parkiran, dia melihat Surya sedang berdiri di depan mobil, seperti sedang menghadang mobilnya.‘Pak Surya? Kenapa dia ada di sini?’Maka dari itu, Vanesha pun turun dan menghampirinya, “Selamat siang, Pak Surya.” Sapanya.“Siang juga Vanesha. Apakah Raditya ada bersama-mu sekarang?”“Ada Pak, kebetulan mereka sedang break. Saya ingin membeli kopi untuknya. Karena keadaan mood-nya sedang tidak baik.”“Benarkah? Bagus kalau begitu.”“Ya? Ke-kenapa Pak?” Vanesha bingung karena pak Surya menunjukan ekspresi senang diwajahnya.“Karena yang kulakukan tidak sia-sia.”Vanesha semakin tidak mengerti sampai mengernyitkan keningnya.“Begini, kau tidak perlu pergi membeli kopi. Karena aku sudah menyiapkannya.”“Me… nyiapkannya?”“Ya. Lihat disana.” Surya menunjuk tidak jauh dari mereka, sebuah mobil pan, yang ternyata menjual aneka kopi dan minuman dingin. Dengan tulisan, ‘Semangat bek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

115. Tidak Boleh Masuk

Vanesha tidak bisa masuk kedalam rumah Raditya. Kenapa? Karena Radit sendiri yang menguncinya dengan mengganti jenis kunci. Vanesha, masih berdiri didepan rumah sambil mengetuk pintu. Sementara itu, Raditya melihat kedatangannya dari kaca jendela di lantai dua.“Pak, apa gak ada kunci cadangan yang Bapak pegang?” tanya Vanesha pada pak satpam.“Gak ada Non. Kemarin, setelah kuncinya diganti, gak ada dikasih walau satu. Kami juga gak bisa masuk Non.”“Tapi, apakah dia baik-baik saja, Pak?”“Mmm, setelah pulang, beliau tidak keluar lagi Non. Tapi, kami melihat pintu di kamar menyala, dan kadang mati. Sepertinya, beliau memang masih hidup di kamarnya. Aduh… ma-maaf Non.” Pak Satpam menutup mulutnya karena bicara tidak sopan.“Hm… aku sudah mengelilingi bagian belakang rumah, tapi tetap gak ada celah untuk bisa masuk. Bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dan bicara dengannya ya.”“Apa Non sudah menghubunginya? Waktu dia pulang, dia marah-marah terus. Sampai kami takut menyapanya.”Vane
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

116. Rumah Sakit

Sudah dua hari, Raditya tidak melihat Vanesha datang dan berusaha untuk masuk ke rumahnya. Mau ditanyakan pada satpam, rasanya dia terlalu gengsi.“Kenapa perempuan itu tidak datang? Apa dia senang karena aku tidak mengijinkannya masuk dan dia bisa berleha-leha?”Dan selama dua hari juga, Raditya tidak pergi syuting. Setiap Hendrik datang membujuknya, tidak pernah berhasil. Jangankan membujuk, bertemu pun tidak. Jadi, hanya bisa membujuk dari telepon.Di hari ketiga, akhirnya Raditya pergi syuting, karena pikirnya, Vanesha pasti ada disana.‘Lihat saja, kalau aku melihatmu disana, akan aku beri hukuman padamu.’ Pikirnya memasuki area syuting. Tapi, yang dia temukan adalah Hendrik.Hendrik dan yang lainnya, termasuk sutradara, kaget melihat kedatangannya yang mereka pikir, kalau Radit tidak akan datang.“Radit, akhirnya kamu datang.” Betapa senangnya Hendrik akan kedatangannya.“Kalau kau tidak datang hari ini, peranmu akan diganti dan kita harus membayar semua ganti ruginya. Tapi, sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

117. Pertemuan Ayah Dan Anak

“Hendrik!”“Ya, terima kasih Pak. Saya akan membicarakan itu pada Raditya.” Hendrik sedang berbicara dengan sutradara mengenai Raditya.“Kalau begitu, sampai jumpa besok, Pak.” Salam perpisahan Hendrik dan sang sutradara. Hendrik dengar, kalau Raditya sedang memanggilnya, “Ada apa Radit?”Raditya yang sudah menyelesaikan syutingnya, datang pada Hendrik. Karena rasa penasaran yang sejak tadi mengganggu pikirannya, akhirnya dia memutuskan untuk mencari jawabannya.“Ada apa? Apa kau ingin diantar pulang? Walau aku masih sibuk, aku akan mengantarkanmu pulang-“Dimana dia?” Raditya tidak perduli dengan yang dikatakan Hendrik sebelumnya.“Siapa?”“Ah… jangan pura-pura tidak tahu, Hendrik. Perempuan itu, ada di mana sekarang?”“Apa yang kau maksud adalah… Vanesha?”Tak perlu Raditya mengeluarkan suaranya untuk memberi jawaban. Hanya dengan arti dari tatapannya saja, sudah bisa ditebak.“Oh, aku pikir kau tidak perduli lagi padanya. Karena dia bilang, selama beberapa hari ini, kau mengabaikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

118. Ayah Di Rumah Vanesha

‘Aku seperti mendengar suara langkah kaki, tapi… siapa ya?’‘Haruskah aku membuka mata dan melihatnya? Tapi… dari bau parfumenya… sepertinya aku tahu siapa dia?’Vanesha memutuskan untuk tetap diam menutup mata karena dia tahu, siapa orang itu.‘Kenapa dia hanya diam saja? Apa hanya mengamati wajahku?’“Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau di rumah sakit?”‘Hm? Apa dia sedang bertanya padaku? Apa dia tahu kalau aku pura-pura tidur?’“Aku menunggumu datang menjemput dan mengantarku, tapi kau malah bersembunyi di sini.”‘Eeiii… siapa yang sedang bersembunyi, Tuan? Aku juga tidak tahu kalau akan sakit.’“Kenapa harus orang itu yang harus tahu lebih dulu daripada aku?”‘Entahlah. Aku juga baru tahu.’Tap!Kelopak mata Vanesha bergerak ketika merasakan telapak tangan yang menyentuh keningnya, “Aku tahu kau pura-pura tidur.”Mendengar itu, Vanesha langsung membuka matanya, “Tuan? Saya pikir, suara yang saya dengar itu hanya ada di dalam mimpi, ternyata beneran anda di sini.” Agar tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

119. AKhirnya Widya Tahu

Suara gemetar dari gelas kopi yang ingin Desi letakan diatas meja, untuk dua tamunya.‘Pasti Desi sangat gugup.’ Pikir Vanesha, dia duduk di samping ayahnya.“Si-silahkan diminum kopinya.” Kata Desi, dia ikut duduk di samping kakaknya.“Kak, siapa mereka berdua?” Desi berbisik bertanya pada Vanesha, tentang Raditya dan Surya.“Sshht… mereka ayah dan anak.”“Apa?”Surya dan Raditya mendengar Desi yang terkejut, dan langsung menutup mulutnya, “Ma-maafkan saya…”Tiba-tiba Raditya berdiri, “Vanesha, besok saja kau kembali bekerja. Sekarang, kau istirahat dan besok harus bekerja lagi denganku. Harus! Istirahat! Sekarang! Jangan buat alasan untuk mangkir kerja!” lalu dia pun pergi.‘Ada apa dengan orang itu?’“Kalau begitu, saya juga harus pulang. Karena sebenarnya saya datang kesini juga ingin mengobrol dengan Raditya. Vanesh, jaga kesehatanmu. Kalau besok kau masih sakit, jangan masuk, abaikan saja kemarahan anakku. Permisi, Pak Bayu.”“I-iya. Hati-hati di jalan.” Balas Bayu.“Kak, kopi y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

120. Kapan Ulangtahunmu?

Ceklek!Andre terkejut ketika melihat isteri atasannya tiba-tiba saja masuk ke dalam ruang kerjanya.“Nyonya Widya, apa yang anda lakukan di sini?” dirinya sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan yang Surya perintahkan.“Andre, dimana suamiku? Kenapa dia tidak ada di ruangannya?”“Ya? Apakah anda baru dari sana?”“Andre, kalau kau tidak tahu, aku tidak akan datang kesini dan menemuimu untuk buang-buang waktu.” Widiya berpangku tangan menatap rendah pada Andre.“Nyonya Widya, saya juga tidak tahu kemana pak Surya. Karena saya pikir, beliau memang masih ada di sana.”“Andre, tidak mungkin kau tidak tahu kemana dia. Cepat katakan!”“Hah… Nyonya Widya, apa anda pikir, kalau Pak surya tidak akan marah dan kecewa pada anda yang seperti ini? Seharian ini, saya diberi banyak pekerjaan dan tidak bisa keluar dari ruangan ini kalau belum menyelesaikannya. Jadi, bagaimana saya bisa tahu beliau ada di mana? Kalau di ruangannya tidak ada?”‘Benar-benar menyebalkan. Mentang-mentang dia adalah isteri da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status